29. ABANG DI SINI, SAYANG

2.4K 127 16
                                    

Pukul 02:23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 02:23

Mereka semua sudah tiba di Cisarua, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung Barat, lebih tepatnya saat ini mereka sudah berada di sekitar gunung Burangrang.

Rilian memelankan laju mobilnya.

"Jadi di mana Uncle Andra?" tanya Rilian kepada Ben yang sedang digendong John.

"Di mana tempatnya?" bocah lima tahunan itu menatapi jok mobil kosong di sampingnya.

...

"Stop!" perintah Ben, Rilian pun menepikan mobilnya, Ben mendongak ke wajah John, "Papa, kita harus mengikuti Devan, dia sudah di luar." telunjuk kecil Ben menunjuk ke kaca mobil.

"Kenapa tidak naik mobil saja?" tanya John.

"Tidak ada akses mobil." jawab Ben, "Mulai dari sini, kita harus jalan kaki."

Maka mereka semua mengikuti apa yang dikatakan Ben. Mereka memarkirkan mobil di pinggir jalan, setelah itu mereka berjalan kaki masuk ke dalam hutan.

Walaupun keadaan cukup gelap, Rilian masih bisa melihat gunung Burangrang yang menjulang tinggi di kejauhan sana. Gunung setinggi 2.050 Mdpl itu merupakan salah satu sisa dari hasil letusan besar gunung sunda di jaman prasejarah.

Banyak cerita mistis dari para pendaki gunung ini, beberapa dari mereka sering mendengar suara raungan atau pun suara memanggil dari kejauhan.

Rilian sesekali bergidik.

Bukan, Polisi itu bukan bergidik ketakutan, melainkan karena dinginnya angin malam. Tangan Rilian membenarkan jaket kulit yang dikenakannya.

Semula dia pikir mereka akan mendaki ke atas gunung, rupanya mereka berjalan ke arah hutan lebat nan gelap di bawah kaki gunung Burangrang.

"Untungnya Pak Faruk bawa banyak senter." David memberikan salah satu senter kepada John, "Kita nggak perlu gelap-gelapan."

Sambil menggendong Ben di pundaknya, John berjalan di barisan paling depan bersama Rilian.

"Devan ke arah sana." Ben menunjuk ke arah jalan setapak yang sangat gelap.

Dengan senter di tangan, mereka pun berjalan ke arah yang ditunjuk Ben.

"Ada bekas jejak kaki." Faruk menyoroti jalanan setapak, dia melihat ada jejak kaki di tanah yang basah.

Faruk dan ketiga Polisi lainnya berjongkok meneliti jejak kaki itu, "Jejak kaki mengarah ke jalan raya, kemungkinan mereka sudah pergi."

"Papa, aku takut." tiba-tiba Ben memejamkan matanya erat-erat, anak lima tahunan itu terlihat sangat ketakutan, "Di depan kita ada tiga Iblis."

"Kamu jangan takut sama makhluk begitu." ucap John.

"Aku takut, mereka marah karena kita ke sini." Ben masih memejamkan matanya, tenaganya sudah mau habis, "Tubuh mereka merah, di wajahnya ada lava, kukunya panjang dan mereka punya mata mengerikan. Aku tidak berani melihat mereka."

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang