28. MASA LALU ANDRA

1.8K 114 6
                                    

Pukul 21:00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 21:00

Rilian sudah sampai di depan gerbang rumah mertua John.

Gerbang berwarna cokelat itu sangat tinggi, Rilian bahkan tak bisa melihat halaman rumah.

Rilian mengirim pesan kepada John, memberi tahu jika dirinya sudah ada di depan gerbang rumah.

Sepuluh detik kemudian, terlihat kedua Satpam sedang membuka gerbang cokelat itu. Dari dalam muncul seorang pria menghampiri Rilian.

"Pak Rilian?" tanyanya.

Rilian mengangguk.

"Saya Rendi," pria itu memperkenalkan diri, "Pak John udah nunggu di dalam. Kunci motornya kasih ke Satpam aja, nanti biar sekalian diparkirin."

Rilian menyerahkan kunci motornya ke salah satu Satpam. Satpam itu memarkirkan motor di garasi yang sangat luas.

"Sangat berkelas." pikir Rilian.

"Garasinya luas ya?" sambil berjalan menuju teras rumah mewah bertingkat tiga itu, Rilian membuka obrolan.

"Iya, Pak." Rendi tersenyum, "Dulu waktu rumah ini masih milik Tuan David, dia hobi koleksi mobil."

"Oh ya?" Rilian tak percaya, mana mungkin sosok sederhana seperti David hobi mengoleksi mobil.

"Saya kan mantan supirnya, jadi tahu." Rendi sedikit terkekeh, "Setelah kenal Pak John, Tuan David berubah jadi orang sederhana."

Rilian manggut-manggut.

"Sekarang rumah ini milik Ayahnya Tuan David," kata Rendi, "Saya jadi supir pribadinya."

Tak terasa mereka sudah tiba di depan teras rumah, Rendi kemudian membuka pintu rumah.

"Silahkan, Pak." Rendi mempersilahkan Rilian masuk ke dalam rumah, "Bapak masuk aja ke dalam, Pak John udah nunggu di ruang tamu. Saya mau ngejemput Pak Dave sama Bu Nirmala dulu."

Rilian masuk ke dalam rumah, setelah itu pintu rumah pun ditutup.

Rilian mengagumi rumah mewah itu. Dinding rumah dicat dengan beberapa varian warna, membuat keadaan di dalam rumah terkesan lebih hidup. Ketika mata Rilian memandangi langit-langit rumah, dia sedikit takjub tatkala melihat sudut langit-langit rumah yang dicat dengan warna emas.

"Arsiteknya pintar." pikir Rilian.

"Bang Rilian?" rupanya John sudah berada di depan Rilian.

Keduanya berjabat tangan.

"Ini saya bawa buktinya." Rilian menyerahkan iPhone X-nya kepada John, "Di dalam ada video Jimy yang sedang kami interogasi."

"Makan dulu aja, Bang." bukannya membahas hal ini, John malah menawarkan makan ke Rilian, "Andra sering ngomong kalo Bang Rilian suka telat makan. Bang Rilian pasti belum makan seharian ini, iya kan?"

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang