[Regal Argara]
"Nge-sadboy aja lo. Gak cocok banget tau gak sama Regal si berandal." Delin tiba-tiba menarik tangan gue dan menyeretnya entah ke mana.
"Ke mana lagi Del?" tanya gue pasrah saja sambil mengikuti ke mana pun cewek itu mau. Melupakan kalau gue habis curhat colongan.
"Kemaren ulang tahun lo kan? Berarti hari ini belum terlambat buat ngerayainnya," jawab cewek itu sambil celingukan entah mencari apa. "Lantai 3 deh," ujarnya bicara sendiri.
Gue gak tau entah apa yang mau dilakuin sama Delin si bar-bar ini. Malahan sekarang gue udah diseret-seret ke lantai 3.
"Ngapain ke sini, Del?" tanya gue heran ikut-ikutan celingukan. Pasalnya, di sini penuh dengan deretan pakaian dan kosmetik wanita. Semuanya serba kebutuhan perempuan dan gue gak tau tujuan Delin nyeret gue ke sini buat apa? Gak mungkin kan, Delin ngajakin gue beli lipstik? Ha ha ha. Ngaco.
Delin berhenti, kemudian menatap gue dengan bibir yang dikulum dan tatapan aneh. Firasat gue mulai memburuk. "Biasanya, kalau ulang tahun tuh harus didandanin kan?" ucapnya dengan seringaian mencurigakan. "Tenang, gue bakal bikin lo jadi cowok paling ganteng seantero perbadutan."
"Del---"
"Udah." Belum sempat gue membantah, tangan gue sudah ditarik duluan. Menyusuri meja-meja kosmetik dengan berbagai jenis yang gue gak tau nama dan fungsinya apa aja. "Santai aja," katanya sesuai ucapannya.
"Lo gak mungkin nyuruh gue pakai kostum badut kan? Iya kan?"
Tiba-tiba Delin tertawa. "Elah, enggaklah. Ngapain pakai kostum badut kalau---"
"Tapi di sini gak ada yang jualan kostum atau hal-hal yang berhubungan sama badut, Delin," sambung gue segera. Mendengar ucapan Delin yang digantung begitu, membuat gue makin berprasangka buruk saja.
"Hahahaha. Santai aja dong mukanya," katanya.
"Gak bisa santai dong kalau keselamatan gue lagi terancam. Udah deh, Del, gak usah raya-rayain ulang tahun gue segala. Ikhlas gue. Pulang aja yuk pulang."
"A. A. A." Delin menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyuman yang dibuat selebar dan semanis mungkin. "Coba ke sana yuk," kemudian dia menarik tangan gue menuju tempat deretan make up.
"Ngapain? Lo mau make up-an?" kernyit gue heran kemudian tertawa membayangkan Delin yang bar-bar menggunakan make up. Gila aja.
"Yah, bisa jadi. Buat latihan kalau gue udah dewasa biar cantik dan banyak cowok yang suka." Delin mengangguk-angguk sembari memilih-milih deretan lipstik dengan warna-warna mencolok.
Sebelah rambutnya tergerai, bergoyang-goyang mengikuti anggukan kecil kepalanya. Bibirnya di-poutkan, dan matanya sibuk menelisik benda-benda di depannya dengan sesekali berkedip.
Gue menggeleng-gelengkan kepala. Kalau terus diperhatiin, gue bisa-bisa oleng. Delin tuh kalau dilihatin dari posisi ini, dia gak keliatan galak atau bar-bar sama sekali, malah keliatan cewek banget; cantik. Seandainya Delin orang yang ramah dan gak suka kelahi, mungkin udah banyak yang ngejar-ngejar, sayang banget dia galak dan bar-bar, senggol dikit langsung tonjok. Tapi ada untungnya juga, gue jadi satu-satunya cowok yang bisa lihat sisi manis dia. Mwahahaha.
![](https://img.wattpad.com/cover/234285897-288-k40060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabut [Completed]
Teen FictionZakira Andelin, cewek gabut kekurangan beban hidup. Merasa kosong dengan hidupnya, Delin memutuskan untuk menjadi freelancer yang menawarkan jasa tidak biasa. Mulai dari jasa jadi pacar bohongan, dukun gadungan, maling rambutan, pawang murid berand...