ATHARES - 19

230 50 2
                                    

Meski tidak terlalu ku pandang sebagai sosok yang berpengaruh, hadirmu tetap dinantikan, meresahkan ketika keberadaanmu sama sekali tidak diketahui bahkan oleh penduduk langit sekali pun - ATHARES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski tidak terlalu ku pandang sebagai sosok yang berpengaruh, hadirmu tetap dinantikan, meresahkan ketika keberadaanmu sama sekali tidak diketahui bahkan oleh penduduk langit sekali pun - ATHARES.

Meski tidak terlalu ku pandang sebagai sosok yang berpengaruh, hadirmu tetap dinantikan, meresahkan ketika keberadaanmu sama sekali tidak diketahui bahkan oleh penduduk langit sekali pun - ATHARES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah apa yang terjadi karena setelah Ares menghubunginya terakhir kali untuk menjemputnya, Athena justru tidak mendapatkan kabar apa pun dari sosoknya yang menghilang bak ditelan bumi. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk sekadar menghubungi sebagian kecil dari kerabat Ares yang Athena ketahui. Terkesan berlebihan memang, tetapi rasa-rasanya tidak masalah sebab ini merupakan masalah yang dirasa cukup penting.

"Gue belum denger kabar dia, mungkin kejebak macet. Mau gue jemput?"

Athena tampak menghela napas ketika mengetahui bahwa Dheeka sama merasa bingungnya dengan dirinya. Ketakutan mereka akan Ares yang tiba-tiba saja menghilang tidak dapat dipungkiri sukses membuat kecemasan mereka meningkat dengan signifikan, setelah sepekan lebih tidak terlihat sebab masalah keluarga dan juga kondisi kesehatan yang buruk—Athena tidak dapat membayangkan betapa buruknya praduga di dalam benak andai benar-benar terjadi. Kali ini entah berapa lama Ares akan pergi menghilang dari pandangan.

"Nggak usah, gue bisa pergi ke sekolah sendiri. Cuma mau memastikan aja kalau lo bener-bener nggak liat Ares."

Dapat Athena rasakan embusan napas Dheeka yang mengisyaratkan kekecewaan, entah apa maksudnya tapi hal tersebut membuat Athena merasa tidak enak hati.

"Gue bener-bener nggak tau keberadaan dia, jangan sungkan telepon gue kalau lo butuh sesuatu."

"Thanks."

Sambungan telepon terputus, menyisakan tanda tanya yang bertambah di dalam benak. Kini Athena hanya harus pergi ke sekolah sebelum hari kian siang dan besar kemungkinannya bahwa ia akan terlambat, masa-masa yang rawan akan penilaian yang secara tidak langsung akan menentukan nasibnya di sekolah—Athena tidak ingin terlambat dan menambah catatan buruknya selama menempuh pendidikan di SMA Pancapurna. Berbagai ujian sudah di depan mata, harus bersiap diri sehingga dapat menuntaskan semuanya di tahun ini. Naik ke kelas tiga dan lulus setelahnya, sulit dipercaya bahwa pribadi yang begitu melankolis ketika menghadapi suatu masalah apa pun itu ternyata memiliki sebuah mimpi.

ATHARES✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang