ATHARES - 26

219 38 12
                                    

BE CAREFULL WITH WHAT
YOUR READ BELLOW. THANK YOU!

Bahkan dunia terlalu kejam untuk kita yang senantiasa bersikap tangguh, menjalani semuanya seorang diri karena merasa mampu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan dunia terlalu kejam untuk kita yang senantiasa bersikap tangguh, menjalani semuanya seorang diri karena merasa mampu. Tidak ingin bantuan siapa pun atas dasar nama gengsi, sehingga lupa bahwa ada kapasitas diri yang tak dapat dilampaui - ATHARES.

 Tidak ingin bantuan siapa pun atas dasar nama gengsi, sehingga lupa bahwa ada kapasitas diri yang tak dapat dilampaui - ATHARES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buka baju lo."

Athena merasa tidak habis pikir. Merasakan kemeja bagian luarnya ditarik secara paksa oleh Arkan yang sudah gelap mata. Sempat menepis: dan mendorong bahu pemuda itu, tidak segan lagi untuk menyergah karena merasa ada hal yang salah di antara mereka. "Gila lo!" Athena mendengus kesal, menyeret tubuh Arkan menuju pintu. Namun belum sempat Athena membuka pintu kini sang kakak telah menguncinya di sana, menyudutkan Athena pada salah satu tembok.

"Apa susahnya, sih?" Tanyanya. Hendak meraih kerah kemeja Athena namun berhasil dicegah oleh gadis itu, tak ingin dirinya disentuh oleh siapa pun termasuk Arkan.

"Gue adek lo, Arkan! Di mana akal sehat lo?" Athena meronta, meski bahunya telah dicengkeram dengan sedemikian rupa. Rasa-rasanya ia hampir gila dengan tumbuh di lingkungan yang tidak semestinya—tak memiliki alasan atau faktor internal untuk dijadikan sebagai kebahagiaannya. "Jangan berani-beraninya lo sentuh gue!"

"Emang pada dasarnya lo itu jalang! Mama hampir jual lo ke om-om andai gue nggak melarangnya, tapi semua itu tetap sia-sia karena pada akhirnya ada seseorang yang berani membeli lo," Arkan berujar, suaranya terdengar begitu lantang. Rasa-rasanya jantung Athena berhenti berdetak di saat itu juga, di satu sisi logikanya masih berkuasa meski hampir mengaburkan pandangannya. "Seenggaknya biarin gue tidurin lo, kali ini aja. Gue bakal bayar lo, kok. Berapa pun itu."

Athena merasa murka, mendengar penuturan Arkan yang seakan tidak menggunakan akal sehatnya ketika berbicara. Hampir dibuat meledak ketika tanpa aba-aba sosoknya sigap mencumbu permukaan kulit pada bagian leher. Menggeram samar dan itu membuat Athena merasa tidak nyaman. "Goblok!" Athena berteriak, meronta dan melepaskan diri dari cengkeraman Arkan yang saat ini tengah berada di bawah pengaruh alkohol.

ATHARES✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang