[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMA KASIH ]
Athena yang patah hati bertemu dengan Ares yang sudah tidak memiliki semangat hidup. Tak memiliki alasan untuk senantiasa bersama selain memulihkan kondisi hati pasca kehilangan seseorang yang disayanginya, m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyatanya kebohongan di antara kita bersifat telak, berbohong lagi dan lagi setidaknya hingga salah seorang di antara kita menyerah. Mengaku bahwa pada kenyataannya kita tidak mampu melanjutkan hidup tanpa adanya dusta sebagai rupa - ATHARES.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah terakhir kali menghubunginya melalui sambungan telepon kini Athena berhasil dibuat bingung akan keberadaan Ares. Entah apa yang terjadi hingga membuatnya seakan hilang dari peradaban, jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam Athena merasa risau. Terlebih ketika mengetahui kondisi terakhir Ares yang cukup mengkhawatirkan, Dheeka mengatakan bahwa semua itu merupakan ulah Dirga yang alih-alih membela diri justru hampir membunuh Ares dengan cara yang cukup rendahan.
Hari ini Athena sudah kembali masuk sekolah, sukses meraup atensi dari para siswa yang berlalu-lalang di sekitarnya. Athena memiliki suatu tujuan hingga memasuki kawasan kelas tiga yang dimana terdapat kelas Dirga di sana. Meski usia keduanya terpaut satu tahun, Athena sama sekali tidak merasakan adanya moral dan etika yang harus dijaga di sini, apalagi setelah apa yang dilakukan oleh Dirga, Athena rasa ia tidak dapat menahan diri lagi untuk menuntut sebuah pernyataan.
"Athena—"
"Gue mau kita putus!"
Athena mengerahkan segala daya upayanya untuk menampar sisi wajah Dirga, merasa tidak habis pikir akan apa yang baru saja terjadi. Sosok yang selama ini dikaguminya justru membuatnya kembali terluka, membuat Athena tersadar akan perasaannya yang berada di tempat tidak semestinya.
"Athena, bahkan kita belum membicarakan semua ini baik-baik. Gue punya penjelasan atas semua yang pengen lo ketahui, kok," ucapnya, menggenggam kedua tangan Athena yang bergetar hebat seakan tidak mengindahkan tamparannya barusan. "Dulu kita nggak pernah seperti ini, ingat? Gue selalu melindungi lo dari apa pun itu."
"Sekarang itu bukan tugas lo lagi, Ga," Athena melepaskan tautan tangan mereka dan lebih menjaga jarak, tidak ingin berada di dalam jangkauan yang rawan akan tindak kekerasan mana tahu Dirga tidak dapat menahan emosi dan memukulnya. "Gue udah nggak peduli andai lo udah menyelamatkan nyawa gue sekali pun, karena andai lo tau, di kecelakaan itu gue udah pengen mati, Ga! Gue nggak butuh bantuan lo!"
