Pagi hari ini di kediaman Jisoo sudah di ramaikan oleh celotehan putra-putranya.
"Mama bisakah tidak pergi ke rumah sakit? Soobin bosan hanya bermain dengan bibi lee." Kata si kecil Soobin.
"Tidak bisa sayang, tapi akan mama usahakan pulang lebih awal." Kata Jisoo.
Si kecil Soobin mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban sang ibunda. Seokjin terkekeh melihat anaknya itu.
"Bermain dengan haknyeon hyung saja jika bosan bermain bersama bibi lee ." Saran Seokjin.
"Haknyeon hyung selalu menganggu ku, papa. " Adu Soobin.
"Papa akan berbicara kepada haknyeon hyung agar tidak mengganggu soobin lagi" Kata Seokjin.
Soobin mengangguk lalu menuruti perkataan ibunya untuk segera duduk di ruang makan yang sudah ada Haknyeon, untuk sarapan bersama.
Jisoo tersenyum samar melihat kedua putra kecilnya yang sudah tumbuh sebesar ini. Mengingat kejadian beberapa tahun silam membuatnya terus bersyukur putranya bisa selamat dari marabahaya.
"Jangan nakal. Dengarkan apa yang bibi lee katakan." Nasihat Jisoo kepada kedua putranya. Keduanya kompak menganggukan kepala.
"Papa dan mama pergi bekerja dulu. Ingat perkataan mama tadi!" Kata Seokjin. Lagi-lagi keduanya hanya mengangguk.
Meninggalkan kedua putra mereka dengan pengasuhnya, Jisoo dan Seokjin pergi bersama untuk bekerja seperti biasanya.
"Ada apa?" Tanya Seokjin saat melihat istrinya itu hanya diam.
"Tidak ada." Jawab Jisoo. Seokjin belum menyalakan mesin mobilnya, ia hanya menatap Jisoo.
"Kau tidak bisa berbohong kepadaku. Katakan ada apa?" Tanya Seokjin.
"Hanya merasa bersyukur atas semuanya." Jawab Jisoo. Seokjin masih merasa tidak puas dengan jawaban Jisoo.
"Itu hanya setengah dari kebenarannya. Katakan setengahnya lagi." Kata Seokjin.
"Sudah lima tahun berlalu, aku penasaran bagaimana kabar Raja, Ratu dan anggota kerajaan lainnya." Kata Jisoo.
"Apakah Retha dan Elios sudah menikah atau mungkin sudah memiliki keturunan? Dan bagaimana dengan Theo? Aku bahkan tidak sempat mengucapkan terima kasih kepadanya secara langsung." Sambung Jisoo.
"Yang pasti mereka baik-baik saja. Jika ada hal yang tidak beres disana, Raja adhonis pasti sudah mengirim pesan kepada kita semua. Mengenai Retha dan Elios, mereka mungkin sudah memiliki keturunan. 5 tahun berlalu tidak mungkin mereka masih dalam tahap pertunangan. Theo juga sudah pasti akan mengabdi kepada para dewa, aku yakin ia sudah menjadi jenderal disana. Ia yang terkuat dibandingkan yang lainnya." Kata Seokjin.
Jisoo menyimak semua perkataan Seokjin. Sejujurnya ia sedikit merindukan dunia peri, dan Ratu Helena.
"Apa kita bisa berkunjung kesana?" Tanya Jisoo.
"Bukankah Ratu helena pernah berkata, pintu istana selalu terbuka untuk kita semua. Sudah pasti kita bisa pergi kesana" Jawab Seokjin.
"Apa kau ingin pergi kesana?" Tanya Seokjin dibalas anggukan oleh Jisoo
"Aku ingin memberitahu Haknyeon betapa besarnya bantuan mereka pada dirinya saat itu." Jawab Jisoo.
"Bukankah Haknyeon terlalu kecil untuk mengetahui semua ini?" Tanya Seokjin.
"Putra mu itu berbeda, seokjin. Pikirannya lebih dewasa dibandingkan anak seuisianya. Kurasa ia akan mengerti." Jawab Jisoo.
"Jika kita ingin pergi kesana, kita harus membicarakan ini dengan semuanya terlebih dahulu." Kata Seokjin. Jisoo mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Princess ✔
Fanfiction❗Some part is unpublished. Berawal dari Rose dan Lisa yang mengajak teman temannya menginap di sebuah Villa, hingga banyak kejadian yang terjadi setelah mereka memasuki ruangan rahasia yang berada di Villa tersebut.