Chapter 4

13.2K 1.1K 9
                                    

"Apaan sih Lis tadi? Setan kali ya?" Kata Rose begitu mereka memasuki kawasan rumah mereka.

"Gila gila pertama kali gue liat begituan." Kata Lisa dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.

Akhirnya mereka sampai dirumah, dengan terburu buru mereka memasuki rumah bahkan hampir menabrak Jennie yang baru saja keluar dari kamar kecil.

"Pelan pelan Rose, Lisa. Nanti Jatoh." Omelnya persis seperti orang tua yang memarahi anaknya kepada Rose dan Lisa yang berlari masuk kedalam rumah.

" Ada apa sih? lari larian gitu." Kata Sana yang berada di ruang keluarga bersama Umji.

"Tau gak lo kak. Tadi kita berdua liat setan. Ih serem serba putih gitu." Kata Rose kepada Sana dengan ekspresi wajah yang di lebih lebihkan.

"Belom juga tidur, udah mimpi aja." Kata Jennie yang entah kapan sudah muncul diantara mereka.

"Emang bener kok gue sama Lisa liat setan. Tanya aja si Lisa."Kata Rose berusaha meyakinkan Jennie.

"Udah gila kali lo berdua. Gak ada setan setanan." Kata Jennie yang masih menyangkal perkataan Rose.

"IH BENERAN ADA SETAN KAK NIXIE. " Rose berteriak meyakinkan Jennie. Jika ia sudah memanggil dengan nama asli mereka, berarti ia memang benar benar serius dengan ucapannya.

"Kalian mungkin salah liat gara gara kecapean baru balik kerja. " Kata Umji yang membawa air untuk Rose dan Lisa.

"Ih sumpah ya. Kak Jennie gak percayaan banget." Kata Lisa sambil meminum air yang dibawa Umji.

"Gimana kronologinya sampe kalian berpikiran ngeliat setan? " Tanya Nayeon yang tiba tiba muncul diantara mereka.

"Tadi waktu kita lagi dijalan yang biasa kita lewatin, ada dua orang pake baju serba putih diem di pinggir jalan. Mana jalannya lagi sepi banget, cuma ada mobil kita doang. " Kata Rose bercerita kepada Sana sembari membayangkan kedua orang yang tadi ia dan Lisa lihat.

"Baju serba putih? Kemaren gue juga liat orang pake baju serba putih waktu pulang kerja bareng Umji " Kata Nayeon berusaha mengingat apa yang sudah ia alami juga.

"Udah deh jangan mulai lagi. Mungkin itu cuma halusinasi gara gara kalian cape. Istirahat aja sana." Kata Jennie berusaha menghentikan percakapan mereka.

Rose dan Lisa mengangguk, membenarkan perkataan Jennie.
Cuma halusinasi, pikir mereka.

"Udah makan malem?" Tanya Sana kepada Rose dan Lisa yang hanya diam setelah perkataan Jennie tadi.

"Udah kok kak." Jawab Lisa.

"Mending sekarang kalian istirahat aja. Besok kalian juga harus kerja kan? " Kata Sana. Gadis berdarah jepang ini sangat perhatian layaknya seorang ibu.

"Night kak."




Pagi datang dengan cepatnya, semua orang sudah mulai beraktivitas seperti kebiasaannya. Seperti sekarang disaat yang lainnya belum terbangun dari tidur nyenyak mereka ,gadis berpipi chuby itu sedang berada di dapur berkutat dengan kompor yang memberikan sensasi panas diwajahnya.

"Kak Jisoo gak pulang?" Kata Sana begitu ia tiba di dapur, menghampiri Jennie yang sedang membuat sarapan untuk mereka semua.

"Katanya semalem ada operasi dadakan gitu." Jawabnya kepada Sana.

"Tumben udah rapi Jen? Mau pergi?" tanya Sana. Ia memerhatikan Jennie dari atas ke bawah yang sudah berpakaian rapi untuk seorang yang baru bangun dari tidurnya. Dengan kaos putih yang ditutupi oleh jas bermotif kotak kotak berwarna biru di padupadankan dengan celana yang bermotif dan berwarna senada.

"Kan ada event Chanel. Gue diudang kesana. Handle butik ya San?" Kata Jennie.

Begitu makanan siap, Sana memanggil yang lainnya. Ada yang sudah siap saat Sana panggil, seperti Rose dan Umji. Ada yang masih menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, seperti Lisa dan Nayeon. Rose dan Umji yang sudah siap langsung menghampiri Sana dan Jennie di ruang makan.

Butuh waktu yang cukup lama untuk semuanya hadir di meja makan. Lisa yang bingung harus menggunakan lipstik berwarna apa, Nayeon yang tidak tahu harus memakai baju apa. Untungnya Rose sudah siap sejak tadi, Jennie tidak tahu bagaimana jika Rose belum siap, menunggunya selesai mandi yang seabad.

Sepi, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang berdenting. Mereka semua berfokus pada makanannya, terlebih lagi Rose, gadis australia itu memakan makanannya dengan sangat semangat bahkan pipinya mengembung karena memasukkan makanan terlalu banyak ke mulutnya.

"Pelan pelan Rose, gak akan ada yang makan makanan lo juga." Kata Jennie mengingatkan Rose. Berlagak layaknya orang paling tua disini, padahal ada Nayeon. Namun apa yang bisa Jennie harapkan dari Nayeon? Gadis itu bahkan berkelakuan tidak sesuai dengan usianya.

"Makanan bikinan lo makin enak kak. Mau nangis gue makannya." Kata Rose sambil mengusap matanya, berpura pura menangis.

"Lebay lo." Lisa mencebik. Gadis thailand itu mencemooh Rose yang selalu melebih lebihkan sesuatu.

"Gue ini, bukan lo." Kata Rose dengan angkuh.

Jennie dan yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya. Drama dimulai. Mereka yakin tak lama lagi juga Rose dan Lisa akan akur seperti biasanya. And See? Rose dan Lisa sudah berpelukan dengan Rose yang menangis, mendramatisir keadaan.

Mereka tak habis pikir dengan kelakuan si kembar berbeda orang tua itu. Kadang bertengkar seperti musuh lalu terlihat bercanda ria dan menempel layaknya amplop dan prangko. Mereka saling menyayangi, itu diakui oleh mereka semua.


TBC

A Princess ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang