Chapter 8

11.3K 951 42
                                    

Lorong rumah sakit ini terlihat ramai, banyak orang yang beralu lalang disana. Ada yang menuju resepionis untuk menanyakan kamar pasien ada juga yang hanya lewat disana, tapi tidak dengan pemuda berperawakan tinggi besar ini.

Seokjin kini sedang berada dirumah sakit untuk mencari gadis yang membebaskannya, menurut kabar dari Theia salah satu gadis yang membebaskannya adalah seorang dokter di rumah sakit ini.

Berjalan di lorong sambil memerhatikan sekelilingnya dengan Jimin yang berjalan dengan jarak yang sangat jauh dari dirinya. Saking fokus memerhatikan sekeliling, ia tidak sadar apa yang ada didepannya. Hingga ia sadar seseorang menabrak dada bidangnya lalu terjatuh ke lantai.

"Kau tidak apa apa dokter?" Kata Seokjin. Dokter yang ia tabrak perlahan mendongkak dan Seokjin cukup terkejut tapi sebisa mungkin ia menutupi keterkejutannya.

(Maafin editan buluk aku gengs)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Maafin editan buluk aku gengs)

'Wajahnya mirip salah satu dari ketujuh gadis yang di tunjukkan Theia'

Melihat dokter tersebut menggelengkan kepalanya membuat Seokjin mengernyit bingung, tersenyum tertahan.

"Kau tidak apa apa dokter?" Kata Seokjin lagi sambil mengulurkan tangannya dan diterima baik oleh dokter itu.

"Terima kasih.. aku tidak apa apa"

"Dan maaf, aku terlalu fokus membaca berkas ini sehingga tidak melihatmu ada dihadapanku" Sambung sang dokter sambil menunjukkan berkas yang ia pegang.

"Tidak apa apa. Kau dokter kau pasti sangat sibuk."

"Ah.. aku Seokjin. Kim Seokjin." Seokjin kembali mengulurkan tangannnya dan di terima oleh dokter itu.

"AKu Jisoo. Alvira Jisoo Kim."

"Nama yang cantik, seperti empunya." Kata Seokjin. Membuat semburat kemerahan di pipi sang gadis.

"Sepertinya kau sangat sibuk." Netra Seokjin tak sengaja melihat ponsel milik gadis itu berkedip karena ada panggilan. "Baiklah aku pergi dulu dokter kim. Lain kali berhati hati lah." Seokjin mengacak rambut sang gadis dan pergi meninggalkannya.

Berjalan dengan memegang dadanya guna merasakan detak jantungnya dan menghampiri Jimin yang berdiri di ujung lorong.

"Kau menggodanya dengan sangat ahli, hyung." Kata Jimin begitu mereka berjalan bersama keluar dari rumah sakit tersebut.

"Dia sangat menggemaskan hingga aku ingin terus menggodanya." Kata Seokjin yang masih memegang dadanya.

"Ada apa dengan dadamu? Sedari tadi kau memengangnya." Tanya Jimin yang melihat sedari tadi Seokjin memegang dadanya,lalu ia tersenyum.

"Jika jantungmu berdetak dua kali lipat, jangan berpikir untuk menggodanya lagi, hyung."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Princess ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang