"Jennie, bisa kita bicara sebentar?"
Theia menghentikan Jennie dan Nayeon yang sedang berjalan menuju ruangan dimana Jisoo dirawat.
"Ada apa?" Tanya Jennie.
"Kita tidak bisa berbicara disini dan aku butuh privasi antara kita berdua" Kata Theia. Nayeon yang mengerti maksud Theia itu mengangguk.
"Gue duluan ya jen." Kata Nayeon. Ia berjalan meninggalkan Jennie dan Theia.
Setelah Nayeon pergi, Theia mengajak Jennie ke dalam kamarnya. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kamarnya atau mendengar apa yang akan mereka bicarakan tanpa seizin Theia.
"Ada apa Theia? Apa ada masalah?" Tanya Jennie. Bukannya menjawab, Theia berbalik bertanya kepada Jennie.
"Bisakah aku meminta bantuanmu?" Tanya Theia. Jennie mengeryitkan dahinya.
"Bantuan apa? Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Jennie. Ia sedikit bingung, untuk apa Theia meminta bantuannya sedangkan kekuatan Theia saja sudah melebihi dirinya.
"Rose sedang dikendalikan." Kata Theia. Jennie membulatkan matanya.
"Ia dikendalikan!? Bagaimana bisa!? Ia bersikap biasa saja" Kata Jennie dengan mimik wajah terkejut.
"Ia hanya berpura-pura bersikap seperti biasa. Ia menipu kita semua. Ia juga yang sudah mengendalikan Sana dan membuat Jisoo menjadi seperti sekarang." Kata Theia.
"Astaga." Jennie menutup mulutnya terkejut.
"Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Jennie.
"Aku tidak bisa memberikan sihir untuk menyadarkan Rose. Kupikir jika aku tidak bisa, kau yang bisa melakukannya" Jawab Theia.
"Bagaimana bisa? Kekuatanku saja tidak sebesar dan sekuat dirimu" Kata Jennie tidak percaya.
"Kau tahu Jennie, sebenarnya kekuatanmu itu berkali-kali lipat lebih besar dan lebih kuat dari kekuatanku. Kau bisa menyadarkan Rose, jika kekuatanmu dilatih sesering mungkin" Kata Theia.
"Kita tidak bisa melanjutkan semua ini, jika salah satu diantara kalian tidak mengikutinya kecuali ia meninggal. Semua latihan kalian akan sia-sia, Rose juga harus berada di pihak kita, maka kita bisa menyelamatkan duniamu" sambung Theia.
"Kau mengerti maksudku bukan?" Tanya Theia, Jennie mengangguk.
Ia mengerti maksud Theia, mereka harus melakukannya bersama-sama untuk bisa menyelamatkan dunia mereka. Jika salah satu diantara mereka tidak berada dipihak mereka, maka semua latihan yang sudah mereka lakukan selama ini sia-sia.
"Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jennie.
"Berlatih. Latihlah kekuatanmu. Entah denganku atau dengan Retha." Jawab Theia. Jennie terdiam, tugasnya sangat berat. Ia takut tidak bisa menjalankan tugasnya.
"Jangan berpikiran negatif, Jennie. Satu hal yang harus kau pikirkan dan jadikan itu sebagai tujuan dari latihan ini adalah kesadaran Rose. Ia harus sadar dan berpihak kepada kita." Kata Theia seolah tahu apa yang sedang ditakutkan Jennie.
"Terima kasih Theia. Kau sudah banyak membantu. Ucapan terima kasih saja tidak cukup atas semua bantuanmu" Kata Jennie.
"Kalian berjuang bersama saja sudah cukup bagiku. Aku kagum dengan persahabatan kalian, susah senang selalu bersama. Jika salah satu dari kalian kesakitan, yang lainnya merasa sakit." Kata Theia.
"Sekali lagi aku berterima kasih kepadamu Theia. Jika tidak ada dirimu, kami pasti tidak bisa melakukan apapun" Kata Jennie.
"Kalian berada sejauh ini berkat kerja keras kalian sendiri. Aku hanya membantu sedikit" Kata Theia. Jennie tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Princess ✔
Fiksi Penggemar❗Some part is unpublished. Berawal dari Rose dan Lisa yang mengajak teman temannya menginap di sebuah Villa, hingga banyak kejadian yang terjadi setelah mereka memasuki ruangan rahasia yang berada di Villa tersebut.