20. Pembekapan!

225 33 9
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya guys, thank you♥

Happy Reading🌻

***

"Gue dimana?"

Zahra terbangun di sebuah kamar bernuansa hitam putih, yang terlihat indah dengan nuansa kalemnya tapi entah mengapa dirinya merasakan hawa merinding.

"D---di mana Arendra?" gumamnya dengan tatapan menelisik ke seluruh penjuru ruangan.

"Siapa yang berani ngiket gue woy?!" teriaknya kencang yang membuat Arendra yang sedang berada di luar segera menghampirinya.

"Ar---"

"Kenapa gue diiket?" tanya Zahra menatap Arendra dengan raut wajah penuh tanda tanya.

Arendra tertawa menatap gadis yang kini sedang berada di hadapannya dengan memperlihatkan tampang memelasnya. Gadis yang sengaja ia ikat dan mungkin sebentar lagi akan menjadi miliknya seutuhnya. Zahra adalah milik Arendra bukan Anggara. pikirnya dalam hati.

"Tenang sayang, aku nggak bakal main kasar kok," bisik Arendra dengan mengusap pelan pipi Zahra.

Zahra bergidik jijik dengan sikap yang ditunjukkan Arendra. "Arghhh... Lepasin gue gak!!!" berontak Zahra yang membuat Arendra tersenyum miring.

"Jangan macem-macem sama gue?!" ancaman Zahra malah membuat Arendra semakin mendekatkan dirinya.

"GUE JIJIK SAMA COWOK KAYAK LO!" teriaknya sekuat tenaga namun nihil, Arendra malah semakin tertantang mendekatinya. Siapapun itu, tolongin gue. Batin Zahra.

"Ternyata gue baru tau. Kalo lo itu aslinya bajingan! Psikopat! Orang gila! Pedofil!" umpatan demi umpatan kasar Zahra berhasil membuat hati Arendra tertohok seketika. Dan membuat Arendra memundurkan tubuhnya menjauhi Zahra.

"Bungkam mulutnya!" titah Arendra pada salah satu orang suruhannya yang sontak membuat Zahra kembali memberontak.

"Hmmppptt---lep---ahimm---guhmm---"

Arendra kini kembali mendekatinya lalu mengelus pelan pipi Zahra dengan gerakan sensual, "Tenang sayang, calm... Kamu bakal jadi milikku beberapa menit lagi," bisiknya.

Zahra membelalakan matanya lebar, dengan sekuat hati dia memberontak meminta dilepaskan namun nihil, lagi-lagi Arendra malah bersikap seperti akan berniat bejat pada dirnya.

"Ehmmmmptt---hmptt--lephahimm---" Zahra kembali memberontak ketika Arendra semakin mendekatkan dirinya.

Sret.

Arendra membuka kasar pembungkam mulut Zahra. Dan Arendra melanjutkan pergerakannya kembali mendekatkan dirinya pada Zahra. Zahra sontak memalingkan wajahnya, dia jijik dengan sikap Arendra sekarang. Ketika jari Arendra menyentuh bibirnya. Gara! Tolongin gue, batin Zahra.

"Bibir ini hanya milik gue! Dan sebentar lagi, semua yang ada di lo---itu. Milik gue! Bukan Angga!" tekannya dengan kembali membungkam mulut Zahra.

Arendra bangkit dari tempatnya masih dengan senyum miringnya dan dia mengeluarkan handpone disakunya. Zahra juga melihat dia seperti sedang melakukan panggilan vidio call dengan seseorang.

Saat panggilannya terhubung.

Terpampanglah wajah emosi Anggara yang sedang memberontak minta dilepaskan.

"Anggara!!!" pekik Zahra dan tak terasa air matanya menetes begitu saja.

"Zahra..." ucap Anggara lemah di balik sambungan telepon vidio tersebut.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang