11. Berubah-ubah

406 117 116
                                    

"Boleh... asalkan lo mau jadi pacar gue."

***

"Ikut gue!" Anggara menarik kasar tangan seorang gadis yang sedang asyik menyibukkan dirinya dengan ponsel di tangannya.

Dahi gadis itu mengernyit bingung dan mengempaskan cekalan Anggara dengan kesal karena mendapat tarikan kasar tiba-tiba. "Heh! Gada sopan santunnya sama sekali lo jadi cowok." semprotnya dengan nada kesal. Dan cekalannya langsung terlepas begitu saja.

Anggara menatap tajam mata gadis itu. Yang membuat gadis itu menegukan ludahnya pelan dan memandangnya takut. Sesekali menolehkan kepalanya ke kanan ke kiri berharap ada seseorang yang melihat dan bisa menjadi penolong bila pemuda kejam ini melakukan kekerasan kepada dirinya. Tapi naas, keadaan sekolahnya saat ini benar-benar sudah sepi hanya ada beberapa orang yang mungkin mereka sedang sibuk dengan kegiatannya.

Ia menyesal tadi tak menuruti perkataan sahabatnya, dia malah keras kepala untuk pulang telat karena ingin memanfaatkan wifi sekolah untuk mendownload cerita-cerita gratis di wattpad.

Sorot matanya kembali menatap Anggara sok berani. Sebisa mungkin dirinya menghilangkan rasa takut yang menyerang. "Ada apa huh?!" ujarnya dengan nada nyolot. "Ganggu orang lagi download cerita aja, huft." tambahnya dengan gerutuan seraya melengos pergi.

Baru beberapa langkah, suara Anggara berhasil membuat nyali gadis itu ciut dan menghentikan langkahnya seraya berbalik dengan raut wajah kesal namun pura-pura tersenyum manis. "Lo masih mau sekolah disini atau gue depak sekarang?" ucapnya dengan nada mengancam.

Gadis itu menghela nafas pasrah dan perlahan melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah Anggara. "Hehe... masih mau dong. Maafkan atas segala kesalahan daku tuan..." ujar gadis itu dengan nada bakunya yang membuat Anggara tersenyum miring. "Bagus..." ujarnya dengan menepuk pelan puncak kepala gadis itu. Gadis itu membelalakan matanya lebar, ia tak percaya kalau Anggara bisa selembut itu. Hanya karena usapan pelan di kepalanya?! Mampu meruntuhkan segalanya... alay!

"Ikut gue!" lanjutnya santai seraya berlalu pergi dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Pasti om operator wifi sekolah seneng nih, Zahra gak nyuri datanya... hikss," ujarnya miris dan dengan berat hati gadis itu melangkahkan kakinya malas mengikuti pemuda kejam itu dari belakang. Dan mengikhlaskan dengan sepenuh hati karena dirinya tidak jadi menumpang wifi di sekolahnya.

"Selamat tinggal wifi sekolah, semoga besok kita bisa ketemu lagi..." lirihnya sedih yang terdengar ditelinga Anggara dan berhasil membuat kekehan kecil keluar dari bibir Anggara begitu saja.

***

"Tadi pagi, lo habis nyindir gue?" cetusnya tiba-tiba yang membuat gadis dengan rambut terurai yang sedang sibuk memilih jajanan menghentikan aktivitasnya sejenak dengan menatap sekilas sumber suara dari orang di sampingnya namun kembali sibuk dengan memasukan jajanannya dikeranjang.

"Lo budeg?" tanyanya dengan diakhiri kekehannya. "Gue baru tau efek putus sama gue bakal jadi budeg kayak gini."

Sekar berdecak sinis, "Lo lagi ngomong sama gue?" Pemuda itu mengangguk. "Kirain sama keranjang belanjaan gue," tambah Sekar dengan terkekeh sinis.

"Gue mau balikan sama lo."

Sekar mengerutkan dahinya dan sontak menghentikan pergerakannya lalu menoleh pada mantan--nya. "Hayuk..." jawab Sekar antusias yang membuat mantannya seketika melebarkan senyumnya.

"Tapi boong, hahaha..." ujar Sekar lagi dengan terbahak saat cowok itu akan menggandeng lengannya. Dan sontak raut wajah mantannya berubah masam seketika.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang