23. Anggara Pergi?

267 36 18
                                    

Halooo semua sudah lama tidak berjumpa🌻

Sudah follow akun instagram, @d.ceritalara belum?

Kalo belum, harus banget sekarang kalian follow biar nggak ketinggalan info-info tentang cerita Anggara. Harus guys, harus!

#udahlahpromosinya😂

Sudah siap membaca part ini?

Kuatkan hati, kuatkan niat, dan kuatkan segalanya😂

Langsung aja ya♥

Jangan lupa vote and comment ya guys☺

Happy Reading!

*****

Akan tiba saatnya, ketika garis di ventilator berubah menjadi garis lurus. Dan seakan semua orang berubah menyayangimu.

—Anggara on wattpad

Seseorang tertawa bahagia melihat bagaimana kondisi Anggara sekarang. Dia kemudian berdecak pelan, "Bahkan, gue nggak perlu capek-capek kotorin tangan gue sendiri buat bikin lo kayak gini, lo udah terkapar aja di rumah sakit."

Dia menggelengkan kepalanya sambil menyeringai. "Anggara, Anggara..."

Mata Anggara perlahan terbuka, ketika dia samar-samar mendengar suara orang tersebut.

"R-reyhan?" ucap Anggara di balik alat oksigen yang terpasang di mulutnya.

Reyhan tersenyum miring. "Kenapa, apa lo terkejut dengan kedatangan gue?" tanya Reyhan dengan menaikan salah satu alisnya. Anggara tersenyum miris meratapi nasibnya. Kenapa seakan semua orang yang gue rasa saudara, mereka malah memusuhi gue? Batin Anggara.

Reyhan menyilangkan tangannya di depan dada sembari terkekeh lagi ketika melihat kondisi sepupunya sekarang. Lemah. "Bagaimana dengan taruhan 30 harinya?"

Pertanyaan yang dilayangkan Reyhan sontak membuat Anggara harus kembali menghela napas kasar. Besok adalah hari terakhir pertaruhan 30 hari antara dia dengan sepupunya, tapi kondisinya sekarang benar-benar tak memungkinkan bila dirinya akan berhasil memenangkannya. Biarlah dirinya dianggap loser, yang pasti pertaruhan itu membuat dirinya malah benar-benar jatuh hati dengan gadis itu.

"Apa lo mau mengakui kekalahannya sekarang?" tanya Reyhan lagi.

"---dan otomatis lo harus lepasin mobil lo---dan juga Zahra," tambahnya dengan seringainya.

Bangsat! Batin Anggara menggeram emosi.

Dia sekarang sangat sensitive bila menyangkut tentang Zahra. Anggara takut setelah kepergian dirinya, Zahra akan kembali disakiti oleh bajingan itu.

"Hari ini, mungkin adalah hari terakhir lo bro..." Reyhan kembali memancing emosinya dan sontak Anggara mengepalkan tangannya dan berusaha menahan nyeri di sekujur tubuhnya seraya menatap tajam ke arah Reyhan. Anggara sangat-sangat tidak siap. Tuhan... apakah dirinya memang benar-benar akan berakhir hari ini?

"Lo nggak usah banyak bergerak, kalo lo nggak mau mati hari ini!" ujarnya dengan kekehan. "Setelah kematian lo, mungkin Zahra akan jatuh lagi ke tangan gue,"

"B-breng--sek!" ucap Anggara dengan mengeraskan rahangnya kuat. Meskipun di sekujur tubuhnya Anggara merasa nyeri yang luar biasa. Anggara sangat-sangat tidak terima, ketika apa yang sudah menjadi miliknya direbut oleh orang lain.

Reyhan tersenyum miring, ketika dirinya berhasil memancing emosi Anggara. "Setelah gue pikir-pikir panjang, karena gue masih nganggep lo---SAUDARA. Sekaligus karena gue juga pengertian dengan kondisi lo sekarang, oke, gue kasih lo dua pilihan," ucap Reyhan sedikit menekan kata-katanya kemudian menggantungkan kalimatnya.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang