2. Ancaman

921 202 261
                                    

Don't Forget to vote and comment, guys😗

***

"Ya ilah pak, udah capek nih. Mau sampe kapan coba?" keluh Zahra sambil menyeka keringat yang sudah bercucuran di dahinya.

Hukuman larinya ditambah karena tadi mengelak perintah Guru dengan ciri khas blangkon yang selalu dipakai di kepalanya.

Zahra memikirkan bagaimana caranya untuk menyudahi hukumannya. Kalau dirinya berpura-pura pingsan seperti novel yang pernah dia baca, sangat mainstream sekali. Zahra bergidik ngeri memikirkan cara noraknya itu. Lagi pula siapa yang akan menggendongnya?! Bukannya dibelas kasihani malah dipermalukan nanti.

Zahra terkekeh pelan ketika sebesit ide terlintas begitu saja dari otak cantiknya ini. Huum gue yakin, ini adalah cara yang paling ampuh. gumam Zahra dalam hati.

"Pak Asep hari ini ganteng banget deh Pak, suer." celetuk Zahra seraya menunjukkan dua jarinya membentuk huruf 'V'.

Kita hitung gais, Apa reaksi Pak Asep.

Satu.

Dua.

Tiga.

Emm..

"Ah yang bener," ujarnya sambil membetulkan letak blangkonnya, Zahra mengangguk antusias. "Bisa aja kamu ini," lanjut Pak Asep dengan tersipu malu-malu. Zahra menjentikkan jarinya dan tersenyum miring. Cara kerja otaknya memang tak perlu diragukan lagi. Zahra segera bersiap berlari pergi ketika melihat sang korban masih tersenyum malu-malu. Ini kesempatannya.

Setelah beberapa menit, Pak Asep yang tersadar dan langsung saja mengarahkan pandangannya ke lapangan. Ternyata ini adalah trik muridnya. "ZAHRA AGASTYA!!! BAPAK TAMBAH HUKUMANMU!"

***

Dengan jurus kecepatan larinya yang cepat, tanpa melihat lingkungan sekitar. Tak sengaja Zahra menabrak seseorang di depannya.

Aduh.

Zahra mengaduh kesakitan ketika tubuhnya tersungkur ke lantai. Gadis itu meringis sambil mengelus bokongnya yang terasa sakit. "Huft, apa ini! pagi-pagi bokong cantik gue udah nge-sun lantai aja." gerutunya.

Seseorang yang tadi tertabrak mendengar gerutuan pelan yang terlontar dari mulut Zahra. Senyum tipisnya mengembang seketika, namun sebisa mungkin dirinya menahannya.

"Hari apa sih ini, sial banget gue!" gerutu Zahra lagi.

Seseorang itu lalu menjulurkan tangannya untuk membantu Zahra bangun. Mata Zahra menatap bingung sebuah tangan yang sedang berada tepat di depan wajahnya.

"Gak ada duit gue." tukas Zahra tanpa melihat orang yang baru saja tertabrak. Dan membuat dahi seseorang yang menjulurkan tangannya menatap heran Zahra yang masih menunduk.

Orang itu berjongkok dan tertawa mengejek. "Gue gak minta duit sama lo. Tapi, gue mau bantuin lo." ujarnya sambil menjulurkan tangannya lagi.

Zahra sontak melototkan matanya dan meringis. Dia sangat hapal suara orang itu. dirinya benar-benar malu sekarang. Hey?! Dan... dia tertawa?

Mata mereka bertemu pandang dan berhasil membuat seorang Zahra yang petakilan, jadi salah tingkah. Cukup lama mereka berpandangan, saling mengisyaratkan sesuatu yang sudah tak mungkin lagi mereka ulang.

"Kalau nggak mau dibantu, ya udah." celetuk orang itu sambil bangkit berdiri, yang membuat Zahra refleks langsung menerima uluran tangannya. Pemuda itu tersenyum dalam diamnya, bahkan nyaris tak terlihat.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang