"Siapa yang tidak sakit saat melihat kembaran kita tersakiti?"
happy reading!
...
Alana berjalan tergesa-gesa, mencari ruangan Alena.
"Lana!"
Alana berlari memeluk Awan. "Mana Lena, Wan?" isaknya.
"Lena di dalam, dia udah sadar. Kamu bisa masuk," ucap Awan melepaskan pelukannya.
Alana mengangguk, ia masuk ke dalam. Matanya memerah melihat Alena yang tampak begitu pucat dan kacau.
"Kakak," lirih Alena merentangkan tangannya.
"Kamu kok bisa kayak gini sih?" Alana menangis saat tau keadaan Alena.
"Aku tadi jatuh sampai berdarah, terus Langit datang tepat waktu," bohongnya. Alena sengaja berbohong, ia tak ingin Alana mendatangi Oma dan memperkeruh suasana.
Langit hanya menghela nafas saat Alena berbohong. Kenapa Alena bisa semenderita ini? apa ia membawa pergi saja gadisnya?
"Jangan kasih tau Papa sama Mama ya kak," pinta Alena memohon.
Alana mengangguk mengiyakan. Ia tau akan berakibat apa jika ia memberi tau keadaan Alena, tentu saja adiknya akan di caci maki.
"Lana, aku mau ngomong sama kamu sebentar," sahut Awan berdiri di depan pintu.
"Aku keluar bentar ya- Lo berdua jangan berisik," sengit Alana pada Malik dan Rehan yang duduk anteng di sofa.
"Iya ih, sia teh bawel," dengus Malik.
Langit mengambil bubur yang di beri suster tadi. Ia menatap Alena yang membungkam mulutnya tak mau.
"Makan," titah Langit tak terbantah.
Alena cemberut. Ia membuka mulutnya, dengan senyum mengembang Langit menyuapi Alena.
"Cepet sembuh, sayang."
...
Awan mengajak Alana ke atas rumah sakit, ia ingin tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka berdua.
"Kenapa jauh banget kamu ngajak aku, Wan?" tanya Alana bingung saat mereka sampai di atas.
Awan menghela nafas, bingung ingin memulai dari mana. Ia mengulurkan kelingkingnya.
"Ngapain?" tanya Alana.
"Kita harus janji dulu, kalau ini gak boleh ada yang tau selain kita, kecuali di saat keadaan mendesak," ujar Awan.
Alana yang awalnya bingung, mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Awan. Mengangguk setuju dengan ucapan Awan.
"Ada apa? kamu mau ngomong apa?" tanya Alana beruntun.
Hanya satu yang tidak boleh Awan ceritakan, karna ia mendengar jika Alana tau siapa dalangnya. Keadaan semakin runyam. Apalagi mereka gagal menangkap preman yang seharusnya menjadi saksi.
"Alena di perkosa."
Alana membulatkan matanya, kaget dengan penuturan Awan. Ia membungkam mulutnya, tak kuasa dengan apa yang ia dengar.
"S-siapa p-pelakunya?" tanya Alana bergetar.
"Kita gak nemuin siapa dalangnya, tapi yang perkosa dia preman. Dan aku mohon sama kamu Lana, jangan bicarain ke siapa pun termasuk Lena dan Langit," ujar Awan membuat Alana menatap tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Beban (SUDAH TERBIT)
Teen FictionBagaimana rasanya di campakkan oleh kedua orang tua sendiri? Bagaimana rasanya tidak di sayang oleh kedua orang tua sendiri? sakit bukan? ya, sangat sakit. Kenapa harus aku yang merasakan sakit ini? kenapa harus aku yang merasakan penderitaan ini? A...