Bagaimana bisa?

18.5K 2.6K 286
                                    

"Percayalah, kamu adalah kekuatan ku untuk bertahan hidup."

Happy reading!

...

Alena menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Kelas Langit masih belum keluar juga, Alena ingin bilang pada Langit bahwa ia ada urusan. Dan Alena pun sudah izin juga dengan Alana.

"Lena, ayo pulang," ujar Langit yang baru saja keluar dari kelas.

"Aku ada urusan, kamu duluan aja ya, besok pulang bareng nya," ucap Alena menatap Langit.

"Aku anterin, ayo," seru Langit menarik tangan Alena, namun Alena menahannya.

Alena tersenyum. "Kamu duluan aja, aku ada urusan, dah Langit!"

"Tapi Len—"

"Lo ikutin aja," sahut Awan tiba-tiba.

Langit menoleh. "Tapi bang, lo gimana?" tanya Langit pada Awan.

"Babu, sini kamu nak," panggil Awan terkekeh melihat raut kesal Malik yang di panggil babu.

"Kan udah gue bilang Lik. Muka lo, muka-muka ke babuan," kekeh Rehan menepuk pundak Malik.

"Ganteng gini di bilang babu!" dengus Malik.

"Dah cepetan," ucap Awan mendorong tubuh Langit.

"Thanks bang!" teriak Langit menjauh.

"Adek lo mau kemana?" tanya Malik.

"Ngikutin Lena."

"Emang Lena kemana?" tanya Rehan.

"Yang gue denger sih, Lena ada urusan, dan dia gamau di anter sama Langit," jawab Awan mengambil kunci mobil Malik.

"BALIKIN KUNCI MOBIL GUE! GUE GAMAU YA MATI MUDA GARA-GARA LO!" pekik Malik mengejar Awan.

"Bismillah! semoga Awan membawa mobil dalam keadaan mode kalem," ucap Rehan menyemangati dirinya. Lalu beranjak menyusul Awan dan Malik.

Di dalam mobil, Awan tertawa melihat raut panik dari Malik dan Rehan. Ia lagi ingin membawa mobil kencang, mumpung mobil Malik mobil yang enak di bawa kebut, ia tancapkan saja langsung gas nya.

"YAALLAH YA RAHMAN! YA RAHIM YA MALIK!" senandung Malik melafalkan asmaul husna, membuat tawa Awan semakin kencang

"Lik, itu Risa. Dia ngapain?" tanya Rehan menunjuk Risa yang sedang berbincang dengan seseorang.

Sontak Awan menge-rem mobil dadakan saat Malik menyuruh Awan untuk berhenti.

Malik mengeluarkan kepalanya melalui kaca mobil. Ia menarik nafasnya dalam-dalam.

"OI NENG RISA,  MY ISTRI TERCINTAH! LAGI NGAPAIN KAMU?!?" teriak Malik.

"Gausah teriak!" sentak Awan dan Rehan menutupi telinga mereka.

Risa menoleh, menatap malas laki-laki yang sedang menyengir padanya. Lalu matanya melirik sekitar, banyak orang menatapnya kini.

"GAUSAH TERIAK! GUE BUKAN ISTRI LO!" teriak Risa kesal.

"Gausah teriak."

Risa menoleh ke arah wanita yang sedang menatapnya kesal. Ia terkekeh."Maaf ma."

"PAPAY ISTRI,  SUAMI DULUAN YA. AKU TUNGGU DI RUMAH!" pekik Malik saat mobil mulai melaju.

"Malu-maluin!" dengus Risa.

"Pacarmu?"

"Kuman."

Aku Bukan Beban (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang