Niat Jahat

24.8K 3.4K 164
                                    

"Perlakuan jahat akan selalu datang. Tapi, tidak selamanya perlakuan jahat itu akan menang."

happy reading!

...

Malam ini Alana dan Alena lagi seru dengan permainan yang lagi viral, yaitu among us. Mereka berdua selalu saja tertawa saat Rehan di tuduh sebagai impostor.

Mereka berhubungan melalui via suara, jadi tidak perlu repot-repot untuk mengetik pesan.

"Tadi gue liat Rehan!" pekik Alana heboh.

"Iya! Rehan tadi yang ngebunuh Serlyn!" sahut Alena terkekeh mendengar ocehan Rehan yang tak terima di tuduh sebagai impostor.

"Oke, vote Rehan woi!" ucap Malik kompor.

"Yang sabar Han!" kekeh Awan.

"Emang nasib lo jelek malam ini," timpal Langit tertawa.

Mereka semua lanjut bermain sampai jam 10 malam. Dan di akhiri dengan si kembar Alana dan Alena yang menang, karena mereka lah impostor sebenarnya.

Alana dan Alena merapihkan tempat tidur, bersiap-siap untuk bergulat dengan mimpi.

Alana menoleh ke arah Alena. Senyum nya mengembang. "Selamat malam, Alena," ucap Alana mulai memejamkan matanya.

"Selamat malam, kak Alana," balas Alena menoleh tersenyum. Matanya terasa panas melihat Alana yang tampak begitu tenang bisa tidur nyenyak. Akhir-akhir ini Alena sangat sulit untuk tidur, entah kenapa tubuhnya selalu menolak untuk beristirahat.

Ting!.

Oma Rossa
Bagaimana? sakit bukan di tampar oleh orang tua sendiri? jangan pernah kurang ajar sama saya Alena, dan ingatkan pada pacarmu agar tau sopan santun!

Alena meremas ponselnya, kenapa Oma Rossa nya begitu benci padanya. Sampai-sampai melakukan hal yang tak terduga, seperti waktu kecil saat kelas 6 sd ia hampir di buang ke danau, kalau bukan ayahnya Langit yang menolong, mungkin ia sudah tidak ada di sini.

Mengapa Alena mendapatkan takdir yang tidak adil? mengapa?

...

Alena menatap dirinya di pantulan cermin. Kantung matanya menghitam akibat dirinya tidak tidur semalaman karena kepala yang begitu sakit. Ia meringis memegangi kepalanya, sakit itu muncul kembali.

"Lena, kamu kenapa?" tanya Alana. Ia yang tadi ingin memanggil Alena, langsung di buat khawatir saat Alena memegang kepalanya.

Alena terkekeh. "Kejedot kak."

Alana menghela nafas lega. "Kakak kira kenapa, ayo sarapan. Nanti kita berangkat bareng Awan," ujar Alana turun ke bawah.

"Iya kak."

Alena turun ke bawah, mengambil nasi yang sudah di sediakan oleh Alana. Suasana tampak hening, sibuk dengan aktifitas masing-masing.

"Pa, aku sama Lena berangkat sama Awan," ujar Alana membuka suara.

"Papa mau berangkat bersama Lena," ucap Dion. Alena menoleh ke arah Dion, ada rasa senang di lubuk hatinya.

Alana tersenyum. "Oke, kamu sama Papa ya Len."

Alena mengangguk semangat. "Iya kak!"

"Lana, berangkat!" pamit Alana keluar.

"Ayo berangkat, Lena," ucap Dion saat Alana sudah berangkat.

Aku Bukan Beban (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang