Rencana gagal dan Keberanian Langit

21.9K 2.8K 329
                                    

"Aku sudah menebak bahwa ini akan terjadi. Dan aku, harus ikhlas menerimanya."

happy reading!

...

Libur sudah berlalu. Waktu yang seminggu berlalu begitu cepat bagi si kembar. Selama mereka di rumah selalu ada saja masalah yang di permasalahkan oleh kedua orang tua mereka.

Tapi itu tidak bagi Alana, hanya Alena lah yang selalu merasa di kucilkan dan di salahkan. Alena hanya bisa berpasrah, membiarkan semua perlakuan yang Rike berikan padanya.

Alena menatap nanar meja makan. Ia sedang menjalani hukuman harus makan di dapur. Melihat Alana yang disuapi oleh Rike, terbesit rasa iri dan sakit di perasaan Alena. Ia menghela nafas kecil, tersenyum tipis lalu melanjutkan makannya.

"Lena? udah selesai?" tanya Alana menghampiri Alena.

"Udah kak, yuk!"

Alana mengangguk. Menarik Alena agar berdiri, lalu membersihkan rok belakang Alena. Dan beralih ke rambut Alena, adik nya semakin hari semakin kurus saja.

"Lana sama Lena berangkat Pah, Mah," teriak Alana menarik Alena. Ia tak ingin Alena di caci maki pagi ini oleh kedua orang tuanya.

Kamu kakak yang ngerti Lana.

...

Alana dan Alena baru saja sampai di sekolah. Mereka menghirup udara segar di pagi hari, lalu melangkah maju masuk ke perkarangan sekolah.

"HELLO EPRIBADEH!"

"Serlyn," kekeh mereka berdua menoleh ke belakang.

"Yaampun temanku ini semakin cantik saja," ucap Serlyn merangkul si kembar.

"Suara lo, ngerusak suasana tau ga," ledek Alana.

Serlyn mengerucutkan bibirnya. "Suara gue itu udah terkenal, tau ga si kalean ini." Serlyn melepaskan rangkulannya, lalu memutar kan tubuhnya ala putri.

"Alaynya keluar Len," bisik Alana.

Alena terkekeh. "Kumat kak."

"Lana!"

"Lena!"

Alana, Alena, dan Serlyn kompak menoleh ke belakang. Mendapati Awan dan Langit yang sedang saling tatap lalu terkekeh.

"Gitu ya, kalau ada doi rasanya uwu," celetuk Risa yang baru saja datang.

"Cari jodoh mangkanya!" ledek Alana, Alena, Awan, Langit, dan Serlyn bersamaan.

"Neng Risa mau gak sama Aa' Rehan?" tawar Rehan datang tiba-tiba.

Risa mendengus. "Ogah!"

"Yuk ah kantin!" seru Malik berlari bergabung bersama yang lainnya.

"Baru dateng ke kantin, itu otak asah dulu sama materi," sahut Langit menghampiri Alena.

"Abang Malik ini udah pintar!" balas Malik menepuk dadanya bangga.

Awan menggelengkan kepalanya. Menarik Alana mengantarkannya ke kelas. "Kacau kalau udah ada Malik."

"HEH KOK DI TINGGAL- maaf semua shwan mendeder mau lewat," ucap Malik menunduk saat para gadis lewat.

Demi lo Langit, gue akan ngelakuin sesuai rencana.

...

Suasana kelas Alena begitu hening. Membuat aura kantuk menyerang, sedangkan guru sejarah di depan hanya berceloteh saja kerjaannya seperti sedang membacakan cerita.

Aku Bukan Beban (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang