"Justru melihat orang yang kita sayangi menderita, lebih menyakitkan di banding terkena tusukan pisau."
happy reading!
...
Alana membantu Alena berjalan ke kamar mandi. Ia ingin menanyakan pada Alena apa yang terjadi, tapi ia takut Alena akan tau bahwa dirinya tau. Alana ingin menunggu Alena yang memberi tahu semuanya.
Alena menatap Alana yang begitu telaten membantunya. Ada rasa khawatir di benaknya, ia tak bisa menyimpan soal mahkotanya yang sudha di renggut. Apa ia lebih baik memberi tahu Alana?
Alena menghela nafas. Ia memegang tangan Alana yang sedang membersihkan tubuhnya. Tangisnya keluar, tubuhnya bergetar.
"Mahkota Lena udah di ambil kak," isak Alena. Alana memeluk Alena, ia tau adiknya butuh keberanian yang banyak untuk menceritakan padanya.
"Tenang Lena, aku gak marah aku gak marah," ujar Alana menenangkan Alena.
"Aku takut," cicitnya terisak.
Alana melampirkan handuk pada tubuh Alena. Membawanya keluar dari kamar mandi, lalu membantunya mengenakan pakaiannya.
"Lena, aku mau ke minimarket sebentar. Pintu akan aku kunci biar gak ada yang bisa masuk, jadi kamu gak perlu takut ya," ujar Alana pelan-pelan agar Alena faham.
Alena memegang tangan Alana. "Jangan lama ya kak," mohonnya takut.
"Aku gaakan la-"
ceklek.
Ucapan Alana terhenti saat pintu kamar terbuka. Menampilka Oma Rossa dengan senyum manisnya.
"Oma tumben kesini?" tanya Alana menghampiri Oma Rossa menyalimi tangannya. Tidak dengan Alena yang mendadak takut kembali.
"Oma hanya mampir sebentar kok, abis itu mau pulang," ucap Oma Rossa lembut.
"Yaudah, Lana mau ke minimarket sebentar ya," pamitnya berlalu. Menyisakan Oma Rossa dan Alena di kamar ini.
"Oma membawakan minuman untukmu," ucap Oma Rossa berjalan perlahan menghampiri Alena yang gemeteran.
"Lena gak mau," tolak Alena menggeleng.
Oma Rossa berjalan. Memegang kedua pipi Alena, memaksanya untuk membuka mulutnya. "Minum!"
Mata Alena membulat saat tau bahwa minuman itu adalah air sabun.
"LENA GAK MAU OMA!"
...
Alana yang baru saja melewati dua rumah berhenti. Perasaan tak enak menghinggapi tubuhnya, apa ia kembali saja? ia merasa ada yang tak beres dari Oma nya.
"Lena..," gumam Alana kembali pulang.
Alana yang baru saja memegang gagang pintu rumahnya, terpaku mendengar teriakan Alena. Ia berlari ke dalam lalu menaiki tangga.
"Oma berhenti!" sentak Alana menahan tangan Oma Rossa yang hendak memasukkan air itu ke mulut Alena.
"Kamu jangan ikut campur Lana," ujar Oma Rossa menepis tangan Alana.
Alana tak tinggal diam. Ia menarik oma Rossa, membuat Oma Rossa memberontak melepaskan tarikan Alana.
"Lepas Alana!" sentak Oma Rossa mendorong kasar Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Beban (SUDAH TERBIT)
Teen FictionBagaimana rasanya di campakkan oleh kedua orang tua sendiri? Bagaimana rasanya tidak di sayang oleh kedua orang tua sendiri? sakit bukan? ya, sangat sakit. Kenapa harus aku yang merasakan sakit ini? kenapa harus aku yang merasakan penderitaan ini? A...