happy reading
"Hah habis?" tanya Alin kecewa mendengar penuturan dari penjual pecel lele yang mereka jumpai.
"Heh boncel! Emangnya lo ga bawa bekel makan gitu? Cewe kan biasanya bawa kalo pergi pergian." gerutu Ray. Karena sekarang dia juga merasa lapar.
"Dih, ini ngedadak! Gue jadi belum siap!"
"Bokap lo ko ga kasih mobil ya Lang buat pinjemin?" tanya Mars.
"Mana gue tau. Gue pikir lo bawa mobil bokap lo." ujar Elang mengangkat bahunya.
"Yakali!" cetus Mars, "Gue kira Bang Virgo bakal bawa mobil." kata Mars menatap Virgo."Kok gue?" tanya Virgo. "Gue malah mikirnya Ray yang bawa. Dia kan punya mobil tuh," lanjutnya.
"Dipenjem si Anna." kata Ray membuat helaan nafas terjadi karena perkiraan mereka semua melenceng.
"GUE PIKIR GUE GA BAKAL KELAPARAN GINI ANJIR! Gila lo semua, kita sampe ga ada minum sama sekali tau gak?!" gerutu Alin dengan sebal, dia mendelik pada Elang.
"Napa lo natap gue?!" tanya Elang galak, dan Alin hanya berdecih sambil memalingkan wajah.
Mereka terus menelusuri jalan yang lumayan naik ini. Sesekali membahas konspirasi cocok logi, bahkan sampe ngomongin orang saking gatau apalagi yang bakal dibicarain dikondisi seperti ini.
Tiba tiba ada mobil yang berhenti disamping mereka. Pintu terbuka menampakkan Sena yang masih memakai seragam yang tertutupi jaket.
"Sena?"
"Ngapain lo? Bukannya ga bisa?" tanya Alin.
"Gue diberi tawaran bagus sama bokapnya Elang, supaya nyusul kesini." jujur Sena.
"Tawaran apa?" tanya Mars.
"Rahasia. Yang pastinya gaada hubungannya sama kasus ini. Kita dikasih waktu tiga hari, jadi waktu kita dua hari lagi. Jangan buang buang waktu." jelas Sena, dia membuka pintu mobilnya.
"Mars, mending lo aja yang nyetir. Biar sama Alin didepan." usul Virgo agar keduanya tak terganggu.
"Gak ah, gue sama Alin dipaling belakang." tolak Mars, dia melipat kursi tengah agar dirinya dan Alin dapat masuk.
Sebelumnya mereka memasukan tasnya ke bagasi.
"Anying, mau mojok ya?" tuding Ray.
"Istigfar lo!" Elang mengusap wajah Ray dengan kasar.
Mars menggeplak kepala Ray kesal, "Mulut lo minta disobek ya?"
Alin bergidik ngeri mendengar ucapan Mars, meski kenyataannya hanya bercanda.
Sena, dan Gara didepan. Virgo, Ray dan Elang ditengah. Alin dan Mara dipaling belakang. Mereka ricuh apalagi Ray memaksa memainkan musik agar tak jenuh.
Alin sesekali terbahak saat Ray maupun Elang bercerita tak masuk akal. Tapi, dia merasa aneh melihat Mars yang diam saja.
Alin melirik Mars yang memegang pelipisnya sambil memejamkan matanya. Dia mengerutkan alisnya heran.
Alin menjulurkan tangannya agar bisa memegang dahi Mars, yang sontak mmembuanya terkejut. Begitupun Mars yang langsung menahan tangan Alin meski sudah mendarat didahi.
"Lo-"
"Iya, gue ga enak badan. Jangan bilang bilang," ujar Mars memotong ucapan Alin sambil berbisik. Dia menurunkan tangan Alin dan menggenggamnya singkat.
Alin terdiam sebentar, lalu berdecak. "Lo kalo sakit harusnya jangan deket deket gue. Tar nular." ucap Alin. Dia menghadap kebelakang memaksa mengambil tasnya yang untung berada dipaling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARS | Ketua Geng [TAMAT]
Teen FictionIni kisah Maula Aruna Bara, ketua geng yang sombong dan pemarah. Mars adalah panggilannya Diawali dari pertemuanannya dengan perempuan bernama Alin. Yang berhasil menyingkirkan Zella si cantik dihati Mars. Mars merasa perempuan itu penuh misteri s...