Epilog

7.8K 472 30
                                    

happy reading

Hari ini upacara penerimaan siswa baru di Kencana High School telah usai. Anak OSIS sibuk mengurusnya. Sedangkan anak kelas 11 dan 12 menjalankan KBM seperti biasa. Mungkin.

Mengingat hari ini hari pertama, pastinya takkan belajar.

"Minggir dong! Duh minggir minggir." Alin menyelinap nyelinap agar tiba dihadapan paling depan mading.

Alin berdecak pelan saat daftar nama kelas 12 ada dipaling atas. Dan itu sulit dilihat karena dia pendek.

Tapi Alin mau berusaha. Dengan bersusah payah, dia mencari namanya. Selang beberapa menit, suasana mading berangsur sepi. Hanya tinggal terhitung jari saja.

Alin berdecak lagi. Dia masih belum menemukan kelas barunya dimana.

"Madingnya kok tinggi banget sih? Gue kan gak keliatan!" gerutu Alin kesal. Matanya masih tertuju pada deretan kelas 12.

"Kak seleting buka tuh!" celetuk seorang laki laki tampan dan tinggi disampinya.

Dengan cepat Alin memegang rok belakangnya, lantas melotot kesal. "Dasar cowo kurang ajar!" sebal Alin karena tertipu. Cowo itu malah pergi sambil tertawa.

"Mentang mentang tinggi!" gerutunya masih dongkol.

Tiba tiba, kertas daftar namanya melayang dan berada tepat dihadapan Alin.

"Ah!"

Alin mematung dan membelalak kecil menatap Mars. Dia menggeleng pelan menyadarkan dirinya lalu mengambil kertas itu.

"Ma-makasih." takdir macam apa ini. Dihari pertama masuk sekolah malah bertemu mantan eh emm apa ya sekarang sebutannya?

Sejak memutuskan break keduanya belum saling kabar kabaran kembali. Malah semakin diselimuti rasa canggung ketika bertemu.

Lalu Alin mengenyahkan pikirannya dan mulai mencari namanya,

Marshanda Aileen 12 IPA 1.

"Lah gada yang kenal cewenya." celetuk Alin.

Dia tidak menyadari bahwa Mars masih berdiri didekatnya. Memperhatikan Alin dengan sorot rindu terlihat jelas.

Satu nama membuat Alin terpaku. Tepat dibawah namanya.

Maula Aruna Bara 12 IPA 1.

Satu nama lagi membuat Alin berdecak tidak terima.

Rayden Adzando 12 IPA 1.

Alin menghela nafas lalu mendongkak dan mundur sedikit karena terkejut Mars masih ada dan memperhatikannya.

"I-ini makasih!" Alin langsung berlari menuju kelasnya. Mars tersenyum kecil, belum ada sapaan atau kata yang terucap.

Dia menatap kertas itu, lantas senyumnya makin lebar.









Asik sekelas.

...

Alin memasuki kelas barunya yang baru terisi beberapa. Dia langsung duduk saja dikursi kosong karena yang lain sudah terisi.

Tiba tiba ada yang datang, dan menghampiri Alin.

"Alin! Lo Alin kan?" tanya cewe berbehel itu sambil memakan cemilannya.

"Iya,"

"Ah senangnya. Gue Amel, lo inget ga?"

Alin mengangguk, membuat Amel menjentikkan jarinya. Perasaan tadi ga ada nama Amel deh di data.

MARS | Ketua Geng [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang