happy reading
"MARS BAHAYA, KAMERA PENGAWAS MATI."
"GOBLOK! YANG BENER LO?" tanya Mars dengan suara keras tak medulikan penyamarannya lagi. Lantas dia mengusir segelintir orang yang berada di toko itu.
"Keluar! Cepet keluar! Kalian mau mati hah?" sontak pembeli yang ada ditoko menurut keluar sambil menatap Mars dengan tatapan freak.
Sena mencoba mengingat jalan yang diambil Alin tadi. Mars menanyainya dengan tak sabar. Dia memasuki pintu yang tadi dimasuki Alin dan penjaga toko.
"Kemana anjing, ini ada dua lorong." kata Mars sudah grasah grusuh.
"Kanan, ke kanan Mars." ujar Sena mengingat.
Lalu ada dia pria menghadang jalan Mars, dia berdecih lalu mulai menghajarnya. Lumayan menguras waktu, karena mereka selalu bangkit lagi.
"Terus kekiri. Lo pencet tombol disekitar bunga....akh!" Sena tak bisa mengingat bunga apa yang disana tadi.
"Lily! Soalnya gue rasa bunga lily lambang mereka. Pas Kak Alin bahas aja langsung sensitif." sahut Gara, dia dan Virgo berlari dari samping toko kedepan toko untuk menyusul Mars.
Anak anak Rajawali dan Team Laskar mengepung toko itu dari luar.
Mars menekan tombol disebelah bunga lily dan lantai bergeser. Menampakkan tangga turun kebawah yang langsung dihadapkan pintu.
Brak.
Sial, dikunci.
...
Alin yang tadi didorong sampai terjatuh menyadari kameranya terlempar.
"Apa ini?" Dandi menarik alat ditelinga Alin yang masih mati. Dia melemparnya jauh.
"Hm. Marshanda Aileen. Boleh juga," kata Dandi mulai mendekat, tangan Alin dia injak sambil ditekan membuat Alin teriak.
"Pacar Maula Aruna Bara. Begitu?" tanyanya melepaskan ijakannya. Alin memegang tangan kanannya sambil meringis sakit.
"Apa urusannya?" tanya Alin mendengus.
Bugh.
Dandi memukul wajah Alin. Cukup keras sampai sudut bibirnya berdarah. Alin meringis.
"Kamu cukup berani Alin." Dia menyentuh pipi Alin secara perlahan.
Elusan dipipi Alin itu berubah menjadi jambakan kuat. Membuat Alin meringis, "Waktu kita singkat Aileen, mari kita percepat."
Alin membelalakkan matanya takut, dia menggigit tangan Dandi yang menarik rambutnya.
Dandi lengah sesaat dan Alin mengambil kesempatan itu dengan menendang kelaminnya. Dia segera mengambil kameranya dan menyalakannya dimeja dimeja agar tak terlempar lagi.
"Ben, Mars dimana?" tanya Alin mulai takut. Entah takan terdengar apa tidak, Alin tak peduli.
Brak.
Mars! Alin yakin itu! Dia menoleh kearah pintu yang tergebrak. Namun tak kunjung terbuka.
Dandi mengerang, "Kita persingkat begini saja.."
Dandi mendekat lalu mencengkram leher Alin.
"Uhuk uhuk!"
Alin memukul mukul tangan Dandi berharap lepas. Satu tangan lainnya Dandi mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
"Ku beri tanda padamu." ujarnya dengan smrik.
Trsahh
Tangan kiri Alin digores lumayan panjang. Hal itu membuat Alin meliringis. Lalu Dandi menghempaskanya kebawah sekeras mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARS | Ketua Geng [TAMAT]
Novela JuvenilIni kisah Maula Aruna Bara, ketua geng yang sombong dan pemarah. Mars adalah panggilannya Diawali dari pertemuanannya dengan perempuan bernama Alin. Yang berhasil menyingkirkan Zella si cantik dihati Mars. Mars merasa perempuan itu penuh misteri s...