Empat Empat

4.8K 415 32
                                    

happy reading

"Elang pelanin suara lo!" tegur Alin pelan, menarik narik kemeja sekolah Elang. Dia hanya menoleh singkat. Mereka melihat Pak Dandi yang tersenyum kecil melewati mereka.

"Yaelah, lebay. Sengaja. Lagian sekarang kan ada Papi gue, jadi pasti aman." katanya sombong.

"Pak Dandi?" beo Sena menyebutkan guru yang ditunjuk Elang tadi.

"NAHHH ITU NAMANYA, LUPA GUE."

Ray memutar bola matanya malas, "Yang ada aneh kalo elo inget, setan!"

"So, sekarang mari kita selidikin!" Elang berujar senang dan paling semangat.

"Membara ya semangat lo. Dah kaya '45." Ray mulai julid kembali.

"Oiya jelas dong. Papi janji bakal beliin gue Lamborgini kalo misi ini kelar!"

Mars menoyor kepala Elang, "Gak cukup ada Ferrari yang suka lo bawa ke sekolah hah?"

"Yaelah, Lamborgini gabakal gue pake kesekolah. Mau gue pake pacaran!" ujar Elang sambil menaik naikan alisnya.

"Dih emangnya punya?" cibir Mars.

"Kalo ga punya. Cewe lo pun jadi." Elang tersenyum manis, "Lagian siapa coba yang gamau naik Lamborgini." tambahnya.

"Sialan!" maki Mars dia menendang sebelah kaki Elang dengan sebal.

"Boleh sih naik Lamborgini. Tapi kalo yang nyetirnya elo, perlu dipertimbangkan." Alin bersidekap didada. Elang yang awalnya meringis memegang kakinya, kini mendongkak.

"Kenapa?"

"Orang yang bakal jadi pacar lo itu harus extra sabar Lang." ucap Alin so'prihatin.

"Dih paan dah. 99% cewe didunia ini mau pacaran sama gue. Kalo ga mau ya ga normal. Gue ini ganteng, juara olimpiade banyak pelajaran, gue hafal 12 bahasa, banyak duit, tinggi, suka basket, suara kalo nyanyi bagus. Duh kurang apa coba gue? Hah jelasin coba!" Elang berujar bangga pada dirinya sendiri.

Alin berdecih, sedangkan yang lain mengumpat.

"Kurang waras!" decak Mars sebal meninggalkan mereka sambil menarik Alin.

...

Alin mengulum bibirnya gugup. Takut kehadirannya benar benar tidak diterima.

Ceklek.

Alin membuka pintu pelan. Dia mendekat kearah ranjang seorang gadis yang sedang tertawa menonton seuatu di ipad-nya.

"Ha-hai!" sapa Alin. Sisi menoleh, tawanya memudar saat melihat Alin.

"...Hai Sisi? Gimana keadaannya?" tanya Alin dia hendak duduk dikursi sebelah ranjang tetapi perkataan Sisi membuat niatnya urung.

"Siapa yang ngijinin Teteh masuk?"

Alin menatap, lalu tersenyum kecil. "Si, ini gue bikin makanan buat lo. Gue-"

"Sisi gamau." tolak Sisi bahkan sebelum Alin menyelesaikan ucapannya.

"Gue taro sini aja ya," Alin menyimpan kotak makan itu dinakas dekat ranjangnya.

MARS | Ketua Geng [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang