cuma main-main

924 103 4
                                    

Rencananya hari ini mereka mau kencan, tapi batal gara-gara turun hujan. Ga heran hawanya panas banget.

Berakhir hanya main game sambil tiduran, cuma Taehyung. Sementara Jungkook sibuk masukin baju kedalam lemari.

"Taehyung." Jungkook rebahin diri disamping Taehyung, tatap cowonya yang lagi fokus ke game.

"Apa?"

"Lo ada cerita ke orang ga kalau pacaran sama gue?"

"Belum, jung."

Jungkook terdiam yang mana buat Taehyung menoleh. "Nanti ya, ada waktunya." jelas Taehyung seraya kecup kening Jungkook. Yang dikecup hanya mengangguk patuh.

Beruntung mereka tinggal di lingkungan yang isinya orang apatis. Jadi mereka ga peduli dengan Taehyung yang bolak balik kerumah Jungkook dan sebaliknya.

"Taehyung,"

"Kenapa, sayang?"

"Lo beneran sayang gue, 'kan? maksudnya, bukan main main?"

Taehyung matiin hp, ga peduli bakal dimisuhin temannya karena afk. Bagi Taehyung, Jungkook lebih penting.

"Udah jalan sebulan, kenapa raguin?"

"Cuma mau pastiin."

"Gue sayang banget sama lo, semesta aja tau."

Jungkook malah ketawa denger itu. Gatau kenapa, menurutnya lucu aja, "Alay banget, heh."

Sebenarnya Taehyung heran, kenapa bisa sayang sama makhluk yang agak kurang ajar didepannya.

"Udahlah, anjing. Respon lo bikin males."

Taehyung balikin badannya, memunggungi Jungkook. Bukan marah beneran, cuma iseng sebetulnya.

Lihat Taehyung marah, Jungkook langsung hapus tawanya. Tarik lengan Taehyung agar berbalik hadapnya seperti semula.

"Ih, maaf. Jangan marah."

Taehyung hampir saja ketawa karena raut melas Jungkook. Bibir mengerucut dan tangan yang tarik kaos Taehyung bagian dada, total bikin Taehyung hancur.

"Iya, sayang. Duh. Jangan lucu lucu dong, hatiku rapuh, sialan."

Gigi kelincinya menyembul bikin Taehyung mencium seluruh permukaan wajah Jungkook berkali-kali. Berakhir telusupkan wajahnya ke ceruk leher Jungkook.

"Jung."

"Apa?"

"Ayo bikin aturan."

"Rambu lalu lintas?"

Terasa sesapan di leher kanan yang buat Jungkook mengerang. Dorong Taehyung menjauh sebelum melewati batas.

"Bukan itu, cantik. Jadi, kita ga boleh misuh atau ngumpat satu sama lain."

Jungkook setuju dipikir-pikir ini juga demi kebaikannya, biar bisa kontrol omongan.

"Kalau kebablasan?"

"Kalau lo kebablasan, lo gue spank. Kalau gue kebablasan, gue lo sepong."

Gimana mau ga misuh, kalau baru bikin peraturan semenit saja sudah dipancing.

"Peduli setan. Bikin aja aturan lo sendiri."

"Nah, lo ngumpat. Sini yuk sepong gue."

"Gausah bikin emosi, ntar lo gue buang ke jalanan. mampus mati kedinginan."

"Otak lo kriminal ya."

Justru tonjokan pada lengan Taehyung yang di dapat. Tenaga Jungkook ga main-main, man.

"Sadar diri, otak lo bokep terus."

Taehyung mengaduh sambil usap lengannya. Berbisik pelan, tapi Jungkook dengar, "Kan udah lama engga."

"Sewa cewe, gih."

"Boleh?"

Jungkook mengangguk dengan gigi bergemeretak. Semakin geram saat Taehyung raih hpnya. Terlihat sedang telepon seseorang, "Halo, kak yerin? kemana aja, kok ga pernah kabarin. Aku kangen, ayo ketemu di apartmu."

Betulan kaget, tapi tetap pasang muka datar. Sebutuh itu Taehyungnya?

Jungkook bangkit hendak menuju ruang tamu setelah teriak, "Brengsek!"

"Ngomong apasih lo. Ga jelas, goblok." Telepon dimatikan sepihak oleh Jimin, Taehyung tertawa besar dengan membekap mulutnya sendiri agar Jungkook ga dengar.

Tatap kosong tv hitam di depannya, semakin yakin kalau Taehyung ajak jadian itu hanya untuk main-main, terbanting jauh dengan ekspektasi Jungkook. Padahal, beberapa menit lalu mereka masih mesra, tapi sudah dibuat hancur saja perasaannya.

Niat mau pulang setelah hujan reda terpecah tepat saat Taehyung berlarian dari tangga dan langsung peluk Jungkook erat.

"Kesurupan?"

Ga respon, lebih pilih mengeratkan dekapannya. Jujur, Jungkook sesak. Berusaha jauhin Taehyung, tapi yang ada malah makin erat.

"Sumpek, anjir. Udah lo sana berangkat kelon, gue ijinin."

"Ini kan lagi kelon."

"Katanya mau ngewe."

"Yaudah, ayo?"

Tepukan keras pada jidat Taehyung buat dia meringis, "Otak lo yang bener, gue pulang nih lama-lama."

"Gaboleh." Kakinya ikut dekap tubuh Jungkook, "Mampus gabisa kemana-mana."

"Sesek, sumpah."

Berlagak tuli, Taehyung sandarin kepalanya ke bahu Jungkook.

Jungkook elus kepala Taehyung dengan sisa tangan yang bebas. Sunyi, membiarkan suara hujan jadi saksi pasangan yang tengah tenggelam di dasar pikirannya masing-masing.

Amerta, vk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang