tanpa taehyung

777 87 1
                                    

Jungkook sendiri.

Taehyung pulang kerumah orangtuanya di kota sebelah.

Sebenarnya Taehyung sudah tawarin ke Jungkook buat nginep dirumahnya selagi dia pergi, tapi Jungkook nolak.

Hari ini jadwalnya Jungkook ngelatih di SMA 10.

Jungkook berangkat dengan motornya. Setelah sampai langsung parkir dan jalan ke arah lapangan dimana anak didiknya kumpul.

“Udah pemanasan?”

“Udah, kak.”

Jungkook mengangguk, “Aku udah bikin konsep, latihan blocking dulu. Lanjut running sampai rapi terus baru pake musik.”

“Target ku 2 minggu ini rapi semua, seminggu terakhir cuma running doang.” Lanjut Jungkook

“Iya, kak.” Jawab mereka serentak. “Oke.”

Jungkook dan anak-anaknya mulai latihan sampai matahari pindah keatas kepala.

Selesai pukul jam 11 pas, Jungkook baru akan keluar parkiran, tapi tiba-tiba hpnya berdering. Dan nama Taehyung muncul dilayar.

“Lagi apa?”

“Baru beres ngelatih, ini otw pulang.”

“Makan apa?”

“Belum, nanti aku beli nasi padang.”

“Yaudah. Hati-hati, pujaan hati.” Jungkook terkekeh sebelum menutup panggilannya.

Seperti tujuan tadi, beli nasi padang lalu pulang kerumah.

Agak beda suasananya, mengingat mereka saling ketergantungan. Bahkan sering juga Taehyung temani Jungkook ngelatih, ke cafe Yoongi, dan kemanapun. Jadi, kalau sendiri pasti rasanya kosong, meskipun cuma sehari.

Jungkook menjalankan motor dengan kecepatan tinggi setelah menatap langit yang dirundung awan hitam.

Sebenarnya Jungkook suka hujan-hujan, sensasi dingin saat air langit menembus kain baju dan mengenai kulitnya itu bikin rasa bahagia Jungkook meningkat, tapi sebelum Taehyung pergi dia berpesan agar Jungkook harus jaga kesehatan. Mau ga mau Jungkook nurut.

Berhenti di depan rumah makan padang. Pesan seperti biasa, lalu pulang kerumahya.

Jungkook menghabiskan makanannya dengan tenang sembari scroll twitter.

Hpnya berbunyi saat Jungkook tengah asik mendengar rintik hujan berjatuhan keatap rumahnya.

“Halo, Taehyung?”

“Udah makan?”

“Udah, barusan. Kamu jangan lupa makan.”

“Udah juga. Jung, aku pulang lusa, ga jadi besok.”

“Kenapa?”

Taehyung diam beberapa saat. Mungkin suara Jungkook putus-putus karena sinyal jelek lagi hujan.

“Hah? Apa jung?”

“Kenapa jadi lusa?”

“Ayah ada acara penting katanya, terus ajak aku, sama kakak mama juga.”

“Yaudah, oke. Aku mau tidur dulu.”

Terdengar suara kecupan berkali kali setelah Taehyung ucap, “Iya. I love you, sayang.”

Jungkook terkekeh geli, “I love you–“

Sebelum Jungkook selesai jawab, telepon sudah dimatikan sepihak oleh Taehyung. Pikirnya, mungkin kepencet. Jungkook mengedik cuek, matikan hp lalu mulai menutup mata.

Malamnya sebelum tidur, Taehyung kembali menelepon Jungkook.

Kata Taehyung, sebelum tidur wajib dengar suara Jungkook dulu biar mimpi bagus.

“Kangen kamu.”

“Alay banget, padahal baru tadi pagi pisah.”

Taehyung berdecak sebal disebrang sana, “Hitung udah berapa jam aku ga tatap wajahmu.”

Jungkook tertawa, “Jijik, Taehyung. Lusa ketemu. Sekarang tidur.”

“Nyanyiin, jung. Lagu apapun.”
“Kalau kamu udah tenang, aku matiin ya.”

“Iya, sayang.”

I'm pass seeing you
Picturing where we end up to

“Interuspi.”

“Apa lagi?”

“Suaramu indah banget, ga mampu aku.”

“Dah tau. Ini lanjut ga?”

“Iyaaa.”

I'm broke and hopeless too
Wishin' i could get back to you
I can't keep goin' on like this
Pretending that you're gone
But i don't know, 'cuz all i know
I'll be here waiting you to come
And bring me right back home
I'm caught up with these memories
Just by sitting here alone
If only i can see where it all started, we'll be fine
It's clear where this is goin'
I'll keep missing you alone
If u could see me cryin' in my room.”

“Mimpi indah, sayang.” Jungkook mematikan teleponnya karena hening disebrang buat dia pikir kalau Taehyung sudah terlelap.

Tutup mata lalu berdoa semoga lusa cepat datang, sedikit banyak dia juga rindu pada Taehyungnya.

Amerta, vk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang