kesalahan

1.4K 135 2
                                    

Taehyung kembali lagi ke Cafe D'by setelah minggu lalu datang kesini. Bedanya dia ga bawa cewe, tapi bawa sambatan yang siap ditumpahin ke Jimin.

Mata menyelisik setiap sudut tempat tersebut, mencari eksistensi sosok yang lebih pendek darinya itu.

Taehyung datang kesini tanpa janjian sama Jimin, bisa jadi pemuda itu ga ada disini.

Keinginan curhat ke Jimin hilang. Memutuskan pesan ice americano dan mengetukan kunci motor di atas meja berkali kali.

Pikirannya ngawang ke beberapa menit yang lalu.

Pintu kamar Taehyung terbuka kasar, buat 2 orang yang lagi bodies connecting langsung kaget.

Taehyung dan Jennie. Bukan cewe barunya, tapi dia secara sukarela serahin tubuhnya karena yah– Taehyung itu ganteng, sayang kalau dilewatin.

Terlihat jelas guratan amarah di wajah Wendy, pelaku pembanting pintu.

Hingga pada akhirnya rumah Taehyung penuh misuhan dari kedua cewe tersebut.

Sempat lerai tapi keburu di tendang Wendy.

Dan memutuskan ambil kunci lalu keluar rumah. Cafe D'by jadi destinasi untuk selamatin diri.

Bodohnya, kenapa sebelum pergi tadi Taehyung tidak mengambil hpnya dulu.

Dan sekarang berakhir seperti orang tolol yang toleh kanan kiri sambil berharap sohibnya bakal datang.

"Asu ah, anji– JIMINNN!"

Betulan gila. Jimin yang baru masuk cafe dengan Yoongi dibelakangnya mendadak malu.

Gimana ga malu, belasan pasang mata langsung menoleh kearah Jimin. Sekelibat timbul pikiran untuk putar balik lalu pulang.

Tapi rasa ingin menjebol ubun-ubun Taehyung lebih besar, dibanding putar balik terus pulang.

Jimin berjalan ke Taehyung, sedang Yoongi pergi ke belakang counter.

Tepukan keras mendarat di tengkuk Taehyung. "Congor lo dijaga, bangsat. Malu muka gue pengen oplas yatuhan."

"Duh. Kalem, cok. Alay banget lo." Tangannya terangkat buat usap bekas tepukan tadi. Demi apa, pedih banget bekasnya.

Jimin yang awalnya senyum puas, jadi geram karena dikata alay. "Alay? Gue pukul dada lo sampe bunyi, ya?"

"Bercanda, ayang."

"Najis. Lo ngapain cari gue?"

"Oh ya, mau curhat."

"Lanjut."

Amerta, vk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang