ALKALI #1

180 5 2
                                    

Pagi ini, keluarga Wijaya tengah berkumpul untuk sarapan pagi bersama. Fathur dan Anantha sampai detik ini tak menyangka bahwa anak-anak mereka telah tumbuh besar seiring berjalannya waktu. Yap, Altaf anak sulungnya itu sudah menjadi pembisnis yang handal seperti sang Abi. Sementara anak bungsunya yang bernama Syafeera laiqa Tsabita Maheswari masih menduduki bangku kuliah semester 6.

"Pagi Umma, Abi dan Abang." sapa Syafeera mencium satu persatu keluarganya.

"Pagi sayang anak Umma pinter banget sudah rapih? padahal masih pagi banget loh!" kata Anantha melihat putrinya yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya.

"Biasa Umma, Adikkan mau kerumah Kalila dulu berangkat bareng katanya." kali ini Fathur yang menjawab pertanyaan Ummanya.

"Bang Altaf, kalau soal Kalila aja cepat huh!" ledek Syafeera pada Kakaknya.

"Apa sih dik, awas aja gak beliin novel lagi kamu!" ancam Altaf.

"Abi, Bang Altaf pelit tuh." adu Syafera pada Fathur.

"Sudah-sudah, kalian sudah besar loh! Masih saja suka berantam." Fathur terkekeh, menengahi kedua anaknya.

Anantha hanya tertawa melihat kelakuan kedua anaknya. Jika keduanya berada di rumah pasti salah satu dari mereka saling ledek meledek. Tapi, jika salah satunya tak ada dirumah malah saling rindu.

"Mendingan sekarang anak Umma sarapan ya! Nanti kalian pada telat loh." tutur Anantha pada kedua anaknya.

Keluarga kecil tersebut segera memakan sarapan mereka masing-masing dengan khidmat.

Usai menikmati sarapan pagi Altaf dan Syafeera pamit pada Umma dan Abinya. Tentu Altaf yang berangkat bekerja, serta Syafera yang berangkat sekolah.

"Umma, Abi Fera berangkat dulu ya sama bang Altaf." pamit Syafera menyakini tangan Umma dan Abinya.

"Iya, hati-hati ya nak." balas Anantha mencium pipi putrinya.

"Iya Umma kusayang muach..." kekeh Syafera membalas ciuman Ummanya.

"Altaf jangan lupa jagain adik mu!" peringat Fathur pada putra sulungnya.

"Pasti Abi, Fera aman selama bersama Altaf." balas Fathur, menyalimi Anantha dan Fathur.

"Assalamualaikum." salam Altaf dan Syafeera bersamaan.

"Walaikumsalam" jawab Anantha dan Fathur.

***

"Makasih Bang Al udah anterin Fera sama Kalila" kata Syafera mengecup pipi Sang abang, sebelum keluar dari dalam mobil.

Kalila yang melihat kelakuan kedua adik dan kakak itu hanya terkekeh kecil.

"Ila ayok, nanti keburu dosen kita datang!" seru Syafera pada Kalila, karena posisi Kalila yang berada di jok belakang.

Kalila mengangguk, tersenyum ke arah Syafera. Sebelum keluar dari dalam mobil Kalila mengucapkan terimakasih terlebih dahulu pada Kakak sahabatnya itu.

"Makasih ya Kak, kalau gitu Kalila pamit dulu." ujar Kalila sambil menundukkan pandangannya. Segera keluar dari dalam mobil. Karena Syafera sudah tak sabar menunggunya.

Altaf membalas ucapkan Kalila dengan hanya menganggukan kepalanya. Entah mengapa, hati Altaf selalu berdetak sangat kencang jika berhadapan dengan Kalila. Altaf tersenyum cukup lama. Altaf yang tersadar akan perilakunya segera beristigfar dalam hati.

'Astagfirullah, jangntungku kenapa berdebar sangat kencang' batin Altaf memegang dadanya.

Altaf segera melajukkan mobilnya menuju kantornya. Hanya butuh waktu dua menit Altaf sudah tiba di kantornya. Dia segera memarkirkan mobilnya. Lalu turun dari mobil yang ia kendarai. Laki-laki itu segera menuju ruanganya.

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang