ALKALI #8

47 5 1
                                    

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq."

Sah!!!

"Alhamdullahirabbillalamin".

Para tamu mengucapkan hamdalah dan bersorak ramai. Kini Altaf dan Kalila sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri.

Altaf menghela napas lega, karena ia berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar.

Tiba dimana saatnya sesi pemasangan cincin. Kalil yang sudah cantik dengan gaun putihnya, menghampiri Altaf sambil tersenyum. Ia di damping oleh umi dan tentunya sahabat tercintanya;Syafeera.

Altaf menatap wajah wanita yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya. Sungguh, Kalila sangatlah cantik. Bahkan, ia menatap Kalila tanpa berkedip. Saat Kalila sudah berada di hadapannya, Altaf meraih tangan Kalila. Disematkannya cincin di jari cantik istrinya, begitup sebaliknya. Setelah itu, Kalila meraih tangan suaminya untuk ia salimi. Lalu, dilanjutkan dengan Altaf yang menyentuh ubun-ubun Kalila dan tak lupa melafakan doa untuk Kalila. Setelah itu Altaf mencium kening Kalila.

"Terimakasih sayang." bisik Altaf pada Kalila.

Wajah Kalila seketika memerah kala dipanggil dengan sebutan 'sayang' oleh Altaf. Ia tak berani mentap wajah suaminya karena malu.

Altaf terkekeh, ia tahu pasti istrinya malu. Tapi, Altaf sangat suka sekali menggoda istrinya. Mungkin akan menjadi kegiatan Altaf setiap hari nantinya.

***

Acara resepsi pun tiba. Kedua mempelai sudah berada di atas Altar pelaminan. Para tamu undangan banyak yang hadir, karena memang kedua keluarga mempelai mengudang sanak saudara, sahabat, serta tim bisnisnya.

"Selamat ya adik ipar!" ucap Shazid pada sahabatnya. Tak lupa ia memeluk Altaf dan bertos ria ala laki-laki. Ia tak menyangka sahabatnya itu akan menjadi adik iparnya. Memang dunia ini terlalu sempit!

Altaf terkekeh dengan ucapan Shazid. Sebenernya lucu juga sih! Tapi ya memang ini kenyataannya. Bahwa sekarang Altaf adalah adik iparnya Shazid, "Thank's kakak ipar."

"Selamat ya adikku, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawada dan warahmah." ucap Annisa memeluk adik iparnya.

"Aamiin, terimakasih teh Nis." balas Kalila memeluk kakak iparnya itu.

Setelah itu dilanjutkan dengan Syafeera. Ia membawa kado yang berukuran sedang untuk sahabatnya, yang sekarang menjadi kakak iparnya itu. Memberikan kado tersebut pada Kalila.

"Selamat ya Ila, semoga pernikahan kamu sama abang langgeng sampai maut memisahkan." ucap Syafeer dengan antusias memeluk Kalila.

Kalila terkekeh, membalas pelukkan Syafeera. "Terimakasih Feera, Aamiin doakan ya. Terimakasih juga untuk kadonya."

"Khmm, abang gak dipeluk nih?" tanya Altaf pada adik tercinta.

Syafeera yang disindir oleh abangnya itu, beralih memeluk Altaf. "Uluh-uluh iya abangku. Jangan lupain Feera ya walaupun sekarang sudah nikah. Feera sayang sama abang."

"Pasti! Abang gak akan lupain adik kecil abang ini." balas Altaf mengusap pucuk kepala Syafeera.

Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa kini menunjukkan pukul 18.00 WIB. Pertanda bahwa acara pernikahan Altaf dan Kalila sudah selasai. Para tamu yang berdatangan kini sudah tidak ada. Altaf yang melihat raut wajah kelelahan dari Kalila, berinisiatif untuk mengambilkan minum.

"Ini minum dulu sayang." ucap Altaf, memberikan air tersebut pada Kalila.

"Terimakasih kak." balas kali tersenyum. Menatap lekat wajah Altaf.

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang