Hari ini adalah hari yang di tunggu tunggu oleh Shazid. Karena hari ini dia akan melaksanakan akad dan resepsi pernikahan dengan wanita yang ia cintai bernama Annisa Dwi Maharani. Mungkin disini Shazid akan menceritakan sedikit tentang Annisa. Annisa adalah salah satu teman sekelasnya, saat berkuliah di London saat itu. Mustahil jika seorang perempuan dan laki-laki yang sudah bersahabat sejak lama, tidak memiliki persaan yang lebih dari seorang sahabat. Namun, kenyataannya itulah yang di alami oleh Shazid. Tanpa sadar Shazid sudah memiliki perasaan lebih pada Annisa. Annisa gadis yang baik, baik perilakunya, tutur katanya, dan sikapnya yang sangatlah dewasa. Saat Shazid dan Annisa sudah selesai menempuh pendidikan sarjananya. Dari situlah Shazid baru sadar, bahwa ia mencintai Annisa. Bahkan saat itu Shazid sudah berjanji pada dirinya akan menikahi Annisa. Shazid berdoa di setiap sepertiga malamnya, semoga Allah menjodhkannya dengan Annisa. 1 tahun kemudian, Shazid merasa dia sudah siap untuk menikahi Annisa. Karena ia sudah merasa mempunyai pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarga kecilnya nanti. Pada Akhirnya, Shazid mendatangi rumah Annisa bersama orang tuanya. Kala itu, Shazid memasrahkan semuanya kepada Allah. Bagaimanapun jawaban dari Annisa nanti Shazid akan menerimanya. Qadarullah berkat doa dan usaha Shazid, Annisa menerima ta'aruf dari Shazid. Dan lebih terkejutnya lagi, Shazid mengetahui bahwa Annisa mempunyai perasaan yang sama dengannya. Berkat ridho Allah akhiranya keduanya pun hari ini melaksanakan pernikahan.Shazid dan Annisa memutuskan untuk memilih tema Indoor di acara pernikahannya. Keringat dingin mulai membasahi dahi Shazid. Sungguh, hatinya sangatlah berdetak dengan kencang.
Altaf sebagai sahabat Shazid menepuk 2 kali bahu sahabatanya, agar sedikit tenang. "Santai Zid, lo pasti bisa gue yakin! Bismillah Zid." ucap Altaf menenangkan Shazid. Mungkin jika Altaf di posisi Shazid saat ini. Ia juga akan seperti Shazid.
Shazid tersenyum tipis. "Thank's Taf, sumpah gue deg-degan banget!" kekeh Shazid, mengusap dadanya agar lebih tenang.
Tiba-tiba Rafi;abinya Shazid menghampiri Shazid. "Nak, sudah siap? Bismillah ya Abi yakin kamu pasti bisa! Pak penghulu sudah datang." jelas Rafi terenyum kepada putranya. Dia tak menyangka bahwa anak sulungnya sebentar lagi akan menikah.
"Bismillah Abi, Shazid siap!"
Akad segera dilaksanakan, akhirnya Shazid bisa mengucapkan akad dengan lancar, selanjutnya para hadirin pun mengucapkan kata SAH! Secara bersamaan. Acara resepsi pun sudah di mulai. Banyak sekali para hadirin yang datang.
Kini gilaran Altaf yang mengucapkan selamat pada Shazid dan Annisa. "Congrast bro! Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawada dan warahmah." ujar Altaf tos ala laki-laki pada Shazid.
"Thank's udah dateng dan nemin gue Taf, terimakasih doanya Aamiin. Semoga lo cepet nyusul ya." kekeh Shazid menepuk bahu sahabatnya.
Altaf mengaminkan doa Shazid, tak lupa ia pun mengucapkan selamat pada Annisa. Lalu, dia segera turun dari latar. Saat turun ia tidak sengaja berpapasan dengan Kalila.
Kalila yang berpasan dengan sahabat Abangnya tersenyum pada Altaf. Lalu menyapa laki-laki itu, sebagi tanda menghargai sahabat kakaknya.
"Assalamualikum kak Al, maaf apakah Feera sudah datang kesini?" tanya Kalila, pasalnya ia belum melihat keberadaan Syafeera sejak tadi."Wa-waalikumsalam Kalila, tadi saya datang bersama Syafeera. Mungkin adik saya, sedang bersama Umma dan Abi." jelas Altaf.
"Kalila, aku disini!" ucap Syafeera tiba-tiba datang, entah dari mana Syafeera datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALI
SpiritualeBacalah My Imam Until Jannah lebih dulu, agar tidak bingung! *** Muhammad Altaf Khair Wijaya seorang pembisnis muda. Ketampanan yang di milikinya di warisi dari sang Ayah. Dia pria yang memiliki sifat di...