ALKALI #14

37 4 0
                                    

Sinar mentari masuk ke dalam celah jendela kamar. Altaf yang merasakan silaunya cahaya, membuka matanya perlahan. Wajah yang pertama kali ia lihat adalah wajah Kalila, istri cantiknya. Altaf tersenyum senang, jika mengingat kejadian yang semalam. Kini Kalila sudah seutuhnya menjadi milik Altaf. Perlahan Altaf mengusap pipi Kalila. Membangunkan Kalila dengan penuh kelembutan.

"Sayang bangun yuk, sudah pagi."

Kalila yang sedang tertidur pulas, terusik saat tangan Altaf mengusap wajahnya. Kalila membuka matanya dan tersenyum ke arah suaminya. Pipinya memerah akibat kejadian semalam terlintas di otaknya. Dengan cepat Kalila menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Altaf yang melihat tingkah Kalila, di buat gemas oleh istrinya. Dia bangkit dari tidurnya, memutari kasur terlebih dahulu. Lalu, menggendong Kalila ala bride style menuju kamar mandi.

Kalila tersentak kaget, dia langsung mengalungkan tangannya ke leher suaminya. "Mas Altaf, aku bisa jalan sendiri tau!" pekik Kalila memukul dada bidang suaminya.

"Diem sayang, nanti kamu jatuh. Ngak perlu malu! Aku kan udah liat semuanya." celetuk Altaf, menggoda Kalila.

"Ish." Kalila menggerutuh sebal, menyelusupkan kepalanya di leher Altaf. Karena saking malunya terhadap Altaf.

Kedua pasutri tersebut mandi bersama, tanpa ada kegiatan di dalam kamar mandi. Karena Altaf cukup kasihan dengan istrinya, pasti sangatlah lelah.

***

"Pagi ila!" sapa Syafeera, menghampiri sahabatnya yang sedang memasak.

"Pagi Feer, gimana tidurnya nyenyak ga?" tanya Kalila sambil mengaduk sayur sup yang ia buat.

Semalam Syafeera memutuskan untuk menginap di apartemen milik kakaknya. Karena, kemarin Syafeera sudah berjanji pada Kalila jika ia akan menginap.

"Nyenyak banget dong! Ila leher kamu kenapa? Kok merah-merah gitu. Kamu sakit?" panik Syafeera.

Kalila melototkan matanya, ia buru-buru mematikkan kompornya. Kalila malu sekali dengan ucapan Syafeera sampai-sampai wajahnya pun ikut memerah. Tentunya kalian tau, leher Kalila memerah karena apa! Dia lupa menggerai rambutnya, sebab ia memang mencepol rambutnya agar tidak terganggu saat memasak.

"Mmm, i-itu aku gak sakit kok. Ini tuh di gigit nyamuk. Ia di gigit nyamuk." gugup Kalila.

"Serius di gigit nyamuk? Tuh kan, muka kamu juga merah lo ila. Kamu sakit kan! Hayu kita ke dokter deh.

Altaf yang baru saja keluar dari kamar, mengernyit bingung. Karena mendengar suara kegaduhan yang berasal dari dapur. Dia segera menlangkahkan kakinya menuju dapur. Saat tiba di sana, ia mendapati Syafeera dan Kalila yang sedang mengobrol. Altaf menepuk keningnya, ketika Syafeera membahas ruam kemerahan di leher istrinya. Karena Altaf tau Kalila pasti sangatlah malu, dia segera menyelamatkan istrinya.

"Mending kita makan dulu, istri abang ngak kenapa-kenapa dik." Altaf tiba-tiba datang. Ia segera menyelamatkan istrinya dari adiknya. Kasihan sekali Kalila, pasti malu pada Syafeera. Terlihat dari pipi istrinya yang memerah.

Kalila menghembuskan napasnya lega, saat suaminya datang.

Mereka bertiga menuju ruangan makan dan melaksanakan sarapan pagi bersama. Menu kali ini yang dimasak oleh Kalila adalah sayur sup dan ayam serundeng. Ketiganya sarapan bersama dengan khidmat.

"Gara-gara mas Altaf sih! Aku jadi malu tau sama Kalila." ketus Kalila. Memukuli dada bidang Altaf dengan brutal.

Saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar.

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang