ALKALI #20

56 4 0
                                    

"Assalamualaikum umi."  Ucap Altaf memberi salam, laki-laki itu menyalimi tangan ibu mertunya.

"Waalaikumsalam nak. Alhamdulillah kamu sudah pulang." Balas Luna.

Yap, pria tersebut sudah pulang dari Surabaya. Dia tak ingin berlama-lama jauh dari istrinya. Baru tiga hari saja berjauhan dengan Kalila, Altaf sudah sangat rindu dengan Kalila. Altaf mengedarkan pandanganya keseluruh ruangan mencari keberadaan Kalila. Tapi istrinya itu tidak terlihat sama sekali batang hidungnya.

Luna yang memahami bahwa Altaf tengah mencari keberadaan putrinya segera memberitahu. "Kalila ada di kamarnya nak! Tadi pagi ia mual-mual terus. Bahkan tadi Kalila susah sekali makannya kalau tidak umi paksa. Gih kamu samperin istri kamu!"

Wajah Altaf yang tadinya senang karena akan bertemu istrinya. Seketika berubah menjadi khawatir. "Terimakasih sudah jagain Kalila umi. Kalau gitu Altaf pamit ke kamar menemui Kalila." izin Altaf, lalu pergi dari hadapan mertuanya.

Dengan langkah tergesa-gesa Altaf menuju kamar Kalila. Saat tiba di depan kamar Kalila, Altaf buru-buru masuk ke dalam kamar. Mata Altaf berkaca-kaca, saat melihat tubuh istrinya yang sedang berbaring di atas kasur. Dia menghampiri Kalila. Ikut merebahkan tubuhnya di samping Kalila. Sebab, posisi tidur istrinya memiring ke arah kanan. Memeluk tubuh Kalila yang sudah ia rindukan.

Kalila yang merasakan pergerakan di sampingnya, serta merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang perlahan membuka matanya.

"Sayang kebangun yah? Maaf mas gangu kamu." Ucap Altaf melepaskan pelukkannya.

Kalila membalikkan badannya, menghadap Altaf. "Mas! Hiks... Aku kangen." Tangis Kalila memeluk erat suaminya.

Altaf membalas pelukkan istrinya. Ia pun sama-sama rindu dengan Kalila. Altaf mengusap punggu istrinya, mengecup kening Kalila berulang kali. "Sama sayang, mas juga kangen banget sama kamu! Kata umi kamu mual lagi yah?"

Kalila menganggukan kepala di dekapan hangat suaminya. "Dede bayinya gak bisa jauh-jauh dari abinya. Pas mas Altaf pergi aku setiap pagi mual." Cerita Kalila pada suaminya. Kalila yang teringat akan foto yang di kirim oleh Thalita, melepaskan pelukannya dari Altaf. Lalu, memunggungi suaminya. Tiba-tiba saja ia kesal dengan Altaf.

Altaf yang melihat perubahan drastis dari Kalila, mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan sikap Kalila yang tiba-tiba berubah. "Sayang kok munggungin mas sih?!"

"Mending mas jauh-jauh dari aku!" sungut Kalila.

"Sayang, kok kamu bicaranya gitu. Mas ada salah sama kamu?" Altaf mengusap lengan istrinya.

Kalila merubah posisinya menjadi duduk. Begitupun dengan Altaf.

"Mas, Altaf jahat hiks... Kenapa harus peluk-pelukan sama Thalita." Teriak Kalila. Memukul dada suaminya membabi buta.

Altaf menghembuskan napas secara kasar. Jadi, Thalita mencoba menganggu rumah tangganya. Wanita itu benar-benar tidak tahu malu. Percayalah, Altaf tidak mungkin tega mengkhianati Kalila. Istrinya itu sudah sangat sempurna baginya, tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan Kalila.

Altaf meraih tangan Kalila yang memukulinya. "Sayang, mau mas jelaskan? Mas tidak mungkin mengkhianati kamu." Altaf membawa Kalila ke atas pangkuannya. Posisi Kalila menghadap ke arahnya. Dia melingkarkan tanganya di pinggang Kalila.

"Thalita ngirim apa ke kamu hemm? Sampai-sampai istri mas ini salah paham."

"Thalita DM aku kemarin malam dan pesan tersebut berisi foto mas dan Thalita yang sedang berpelukan." Kata Kalila, mengalihkan wajahnya tak ingin melihat Altaf.

"Mas izin jelaskan ya, biar kamu tidak salah paham."

Flashback on

Tepat pada malam hari Altaf dan Riza menghadiri pesta. Karena para colage ternama menghadiri pesta tersebut. Mau tak mau Altaf menghadirinya. Awalnya Altaf bercengkrama seperti biasa dengan para partner bisnisnya. Suasa pesta kali ini sangatlah ramai karena tamu yang hadir dari berbagai daerah. Altaf yang sedang berbicara dengan Lintang terhenti, kala Thalita menyapanya.

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang