ALKALI #17

49 4 0
                                    

Sudah hari ke tiga Kalila berada di ruamah sakit. Hari ini Kalila sudah di perbolehkan pulang. Karena kondisinya sudah membaik. Untuk morning sick Kalila memaklumi itu. Karena memang gejala tersebut sering di alami oleh ibu hamil pada umumnya.

Altaf sedang membereskan perlatan Kalila dan dirinya yang mereka bawa. Laki itu memasukkan satu persatu barang yang harus di bawa pulang.

"Sayang! Sebelum pulang kita ke mini market dulu yah. Beli susu hamil buat kamu." Ucap Altaf.

"Oke mas. Sekalian beli ice cream ya, aku lagi pingin." Pinta Kalila.

Altaf hanya menuruti kemaun Kalila. Selama apa yang di inginkan Kalila di tahap wajar akan Altaf turuti. Karena terkadang Kalila suka mengidam sesuatu yang tidak baik untuk dirinya dan calon anak mereka. Contoh, seperti makanan pedas. Kalila pernah meminta mie samyang pakai bouncabe level sepuluh, karena melihat FYP toktok. Tentunya Altaf tidak memperbolehkannya.

"Ayok sayang! Sudah siap semuakan." Altaf menggendong isttinya, meletakkan tubuh Kalila di atas kursi roda.

"Kenapa harus pakai kursi roda sih Mas! Aku kan udah sehat." Ketus Kalila. Suaminya ini posesive sekali. Padahal ia sudah benar-benar sembuh.

"Nurut aja sayang. Aku gak mau kamu kelelahan."

"Ck, untung sayang." Gerutuh Kalila dengan suara yang sangat pelan.

"Aku denger sayang!"

Altaf membawa barang mereka. Lalu mendorong kursi roda menuju parkiran rumah sakit.

***

Syafeera menelusuri satu persatu rak yang berjajar di dalam supermarket. Dia di perintahkan Ummanya untuk membeli kebuthan bulanan yang stoknya sudah habis. Saat ingin mengambil salah satu bumbu dapur, dia kesusahan. Sebab, tangannya tidak sampai untuk meraih masako tersebut.

"Ck, susah banget sih!" Decak Syafeera. Memang tubuh Syafeera yang mungil dan kurang tinggi membuat ia kesusahan untuk mengambilnya.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang membantu Syafeera mengambil barang tersebut. Syafeera tidak tahu siapa orang yang membantunya, karena posisinya membelakangi.

"Ini."

"Makasih Kak." Kata Syafeera. Dia membalikkan badannya. Alangkah terkejutnya Syafeera melihat laki-laki itu ternyata adalah Gaga. Ia langsung menundukkan kepalanya, tidak ingin bertatapan dengan mata milik Gaga.

Gaga tersenyum, ternyata Syafeera tidak pernah berubah. Gadis itu tetap menjaga pandangannya dengan siapa pun. Gaga ikut menundukkan kepalanya. "Sama-sama Ra. Kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah aku baik Ga. Kalau gitu aku permisi duluan ya Ga!"

"Feer tunggu! Aku boleh gak, kalau silaturahmi ke rumah kamu?"

"U-untuk apa Ga?" Gugup Syafeera.

"Aku berniat menyampaikan sesuatu pada Abi dan Umma kamu." Jujur Gaga. Perasaannya terhadap Syafeera masih tetap sama. Maka dari itu Gaga berniat untuk serius dengan Syafeera. Lagi pula mereka sudah lulus kuliah. Dan Alhamdulillah Gaga sudah mendapatkan pekerjaan tetap, setelah lulus kuliah.

Jantung Syafeera berdetak lebih kencang. Entah apa tujuan Gaga berucap seperti itu. Tapi, Syafeera tidak bisa mencegah niat Gaga selama itu baik.

"Jika ada yang ingin kamu sampaikan, silahkan Ga." Lirih Syafeera. "Kalau gitu aku permisi, assalamualaikum." Sambung Syafeer. Pergi dari hadapan Gaga.

"Waalaikumsalam." Gaga tersenyum dengan kepergian Syafeera. Kali ini ia bertekad bulat. Dan tak ingin menunda niat baiknya.

***

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang