ALKALI #12

54 5 0
                                    

"Udah selasai Ra?" tanya Kalila, saat Syafeera sudah kembali.

Syafeera mendudukan dirinya di kursi yang berada di depan Kalila. Ia tersenyum seraya mengangguk. "Alhamdulillah sudah Ila, setidak aku sudah lega."

"Alhamdulillah, aku ngerti kok Ra persaan kamu gimana. Tapi inget ya, jangan sedih terus!" ucap Kalila menenangkan Syafeera, mengelus lengan sahabatnya.

"Iya Ila, sudah ah tidak usah sedih gini!"  balas Syafeera meyakinkan Kalila. " Ila, gimana kalau hari ini kamu menginap di rumah umma dan abi." usul Syafeera.

Kalila berfikir sejenak, boleh juga sih! Lagi pula semenjak ia menikah dengan Altaf. Kalila belum mengunjungi rumah mertuanya. "Boleh deh! Tapi aku izin dulu sama mas Altaf."

"Yes! Makasih Ila... Yasudah, mending sekarang kamu chat bang Altaf. Bilang ke dia kalau kamu pulang bareng aku." ucap Syafeera.

Kalila mengangguk, mengeluarkan ponselnya untuk menghubungin suaminya. Dia mencari kontak suaminya, lalu mengirim WhatsApp pada Altaf.

Husband
Assalamualaikum, mas hari ini aku nginep di rumah Umma dan abi ya. Bersama Syafeera.

Kalila tersenyum, takkala WhatsApp suaminya sedang aktif.

HumairahKU
Waalaikumsalam sayang, boleh.
Hati-hati ya, kalau sudah sampai berkabar  oke. Nanti mas nyusul kesana.

Husband
Oke mas, makasih sayang...

Kalila senyum-senyum sendiri. Karena ketikan yang ia kirim untuk suaminya.

"Khmm, cie-cie ada yang senyum-senyum. Karena chatan sama suami." ledek Syafeera pada kakak iparnya itu.

"Ish, Feera jangan gitu aku malu...." rengek Kalila dengan pipi yang memerah.

Syafeera tertawa puas, karena berhasil meledek sahabat sekaligus kakak iparnya itu.

***

"Ck, nakal banget sih! Istriku." decak Altaf saat melihat chat dari istrinya.

Altaf yang sedang berkerja, tentunya menjadi tidak fokus karena ulah Kalila. Lihat saja nanti! Akan Altaf kurung Kalila, karena sudah membuatnya uring-uringan. Altaf memutuskan untuk beristirahat sejenak, merenggangkan ototnya yang pegal. Akibat duduk terlalu lama. Dia bangkit dari duduknya, melihat kota Bandung dari lantai atas. Ruangannya memang terdapat kaca besar yang langsung memperlihatkan pemandangan kota Bandung.

Tok tok tok

Altaf yang mendengar ketukan dari pintu ruangnya, mempersilahkan seseorang tersebut masuk.

"Masuk!"

"Permisi bos. Saya ingin mengonfirmasi bahwa dua puluh menit lagi akan di adakan rapat." ucap Riza, sekretaris Altaf.

"Baik terimakasih, nanti saya akan menyusul ke ruangan." balas Altaf.

"Baik bos, kalau begitu saya pamit lebih dulu." Pamit Riza keluar dari ruangan bosnya.

Altaf sengaja memperkerjakan laki-laki sebagai sekretaris. Karena ia tak suka jika perempuan yang menepati posisi tersebut. Lagi pula, Riza sudah bekerja dengannya selama tiga tahun lamanya. Riza orang yang sangat amanah dan cekatan. Jadi menurutnya, dia tak salah pilih.

Sebelum keluar dari ruanganya, Altaf memutuskan untuk merapihkan dasi dan jas nya lebih dulu. Dirasa sudah rapih, barulah Altaf keluar dari ruangannya menuju ruang meeting.

ALKALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang