"Feera, please aku mohon sama kamu. Kamu juga cinta sama aku kan? Kenapa, kenapa kita gak pacaran aja sih!" kesal pria yang sedang berdebat dengan Syafeera.
"Kamu gila ya! Aku emang suka sama kamu. Tapi, bukan berarti kita harus pacarnya juga Ga. Kamu kan tau, kalo Islam melarang untuk pacaran. Kalau kamu emang cinta sama aku. Kenapa kamu gak langsung kerumah aku saja! Memintaku baik-baik pada umma dan abi." balas Syafeera dengan mata berkaca-kaca, tak habis fikir dengan ucapan Gaga yang terkesan menggampangkan sesuatu.
Yap, Syafeera sekarang sedang berada di sebuah taman yang tak jauh dari rumahnya. Gaga teman sekelasnya, sekaligus orang yang Syafeera sukai mengajaknya bertemu. Gaga dan Syafeera saling mencintai. Tapi yang tidak Syafeera suka, Gaga terus memaksanya untuk berpacaran. Bukan berarti karena Syafeera menyukai Gaga, Syafeera harus mengiyakan ucapan Gaga. Ia lebih takut pada sang Maha Pencipta tentunya.
"Aku gak mungkin nikahin kamu Ra, kita masih sama-sama kuliah. Aku belum punya pekerjaan yang tetap. Nanti mau di kasih makan apa kamu, kalau kita menikah!" ujar Gaga, bukannya ia sebagai laki-laki tidak gentelman, tapi Gaga belum sanggup jika harus menikahi Syafeera.
"Yasudah, kalau memang kamu tidak sanggup lebih baik kita menjaga jarak saja. Jika Allah menakdirkan kamu sebagai jodohku, pasti kita akan dipertemukan lagi. Aku minta maaf Ga, aku gak mungkin setuju dengan saran kamu." Syafeer dengan suara bergetar, dadanya terasa sesak. Air matanya sudah mengalir deras.
Gaga menatap tak percaya ke arah Syafeera. Dengan gampanya Syafeera mengucapkan kalimat itu. "Oke, kalau itu mau kamu. Aku pamit Ra. Assalamualaikum." Gaga meninggalkan Syafeera yang sedang menangis di taman. Ia tak ingin lebih lanjut memarahi Syafeera. Takut-takut amarah mengusai tubuhnya dan berbuat kasar dengan Syafeera.
"Walaikumsalam." lirih Syafeera.
Syafeera semakin terisak, saat Gaga sudah lebih dulu berpamitan padanya. Ia memukul dadanya yang terasa sesak. Bukan! Bukan ia menolak Gaga. Hanya saja ide dari Gaga yang mengajaknya untuk berpacaran membuat Syafeera kurang setuju. Karena, sudah terlalu lama berlarut dalam kesedihan. Kalila mengusap air matanya, ia ingin ke apartemen Kalila terlebih dahulu. Karena tidak mungkin dia pulang dengan keadaan tak baik-baik saja, yang ada nanti ummanya mengintrogasi Syafeera habis-habisan. Syaafeera bangkit dari duduknya, ia langsung pergi menuju apartemen Kalila.
***
Kalila yang sedang merapihkan apartemen terhenti, saat mendengar suara bel dari luar. Dia memutuskan untuk ke depan pintu. Takut ada tamu yang berkunjung. Hari ini ia sedang sendirian dirumah. Karena Altaf sudah mulai kembali bekerja. Seminggu sudah pernikahan Kalila dan Altaf berjalan.
Ceklek
Kalila sedikit terhuyung ke belakang. Saat dengan tiba-tiba Syafeera langsung memeluknya. Ia sedikit terkejut dengan kondisi Syafeera yang terlihat tidak baik-baik saja. Kalila memutuskan untuk tidak terlalu jauh bertanya dengan Syafeera. Dia mempersilahkan Syafeera masuk lebih dulu.
"Feera hayu masuk dulu, kita ngobrol di dalam ya." ucap Kalila lembut.
Syafeera melepaskan pelukkannya Kalila, menyetujui ucapan Kalila.
Kedua perempuan tersebut segera masuk ke dalam apartemen. Duduk saling berhadapan di sofa yang berada di sana.
Kalila menggenggam tangan Syafera, "mau cerita ke aku?" tanya Kalila dengan lembut.
"Ta-tadi, aku habis ketemuan sama Gaga hikss... Dia ngajak aku pacaran Ila. Tapikan kamu tau Allah gak suka kalo pacaran. Jadi aku suruh Gaga untuk menjauhi aku hiks..." cerita Syafera sambil menangis sesegukan.
Jadi hal ini yang membuat sahabatnya menangis. Kalila menatap lekat sahabatnya. Mengelus telapak tangan Syafeera yang berada di genggamannya. "Feera, apa yang kamu lakukan itu udah bener kok! Kita juga sebagai perempuan harus tegas. Kalau memang Gaga mencintai kamu karena Allah, pasti Gaga akan meminta kamu langsung pada umma dan abi. Terkadang mencintai itu tidak harus saling memiliki. Ra kamu kira aku menikah dengan kakak kamu karen aku cinta? Bukan ra tapi karena kakak kamu yang berani memintaku pada orang tuaku. Dan selama hidup bersama kakak kamu setelah menikah. Aku sudah mulai mencintai kakak kamu. Jadi jangan takut kehilangan ya, aku yakin Allah akan menggantikan yang lebih baik untuk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALI
ДуховныеBacalah My Imam Until Jannah lebih dulu, agar tidak bingung! *** Muhammad Altaf Khair Wijaya seorang pembisnis muda. Ketampanan yang di milikinya di warisi dari sang Ayah. Dia pria yang memiliki sifat di...