Tuan Kim

33 3 2
                                    

Enjoy!

*****

Brakk!

"Jelaskan semuanya, atau kau akan meyesal ayah" Taehyung masuk tanpa permisi keruang rapat. Membuat semua yang berada diruangan mengalihkan atensi dan beberapa orang yang mulai berbisik.

"Bisa kami permisi sebentar?" Ucap tuan Kim pada tamunya dan membungkuk sedikit sebelum meninggalkan ruangan.

"Itu tindakan yang kurang ajar. Aku tak pernah mengajarimu seperti itu." Ucap tuan Kim begitu masuk keruangan miliknya.

"Aku tak peduli. Jelaskan apa yang tidak aku ketahui. Kenapa Jungkook sangat ingin aku mengetahuinya darimu?" Bentak Taehyung.

"Ah jadi ini karena ulahnya? Kau melawan padaku begini karena ulahnya? Sudah mulai berani dia padaku. Apa peringatan beberapa tahun yang lalu tidak membuatnya jera?" Ucapan tuan Kim malah makin memancing emosi Taehyung.

"Apa yang kau lakukan padanya? Apa ia tidak bisa kutemukan karena ulahmu?" Tuan Kim tersenyum senang mendengar ucapan anaknya. Akhirnya anak ini sadar akan tindakannya memisahkan mereka berdua. Tapi lama sekali sadarnya sampai ia bosan menunggu. Apanya yang jenius, Taehyung hanya anak bodoh jika itu menyangkut urusan hati.

"Tidak semua salahku, waktu itu perusahaan Lee enterprise nyatanya hampir kolaps, aku hanya sedikit menghasut beberapa pemegang saham untuk menjual saham mereka padaku, sebagai gantinya mereka bisa membeli saham di perusahaan kita." Ujar tuan Kim dengan santainya.

"Apa tujuanmu melakukan hal ini hah? Apa mengurus perusahaan ku tak cukup untukmu? Kau bahkan menjadi CEO seperti yang kau inginkan. Jadi apalagi mau mu pak tua?" Mengesampingkan sopan santun pada ayahnya Taehyung membentak pria paruh baya dihadapannya itu. Merasa muak pada tindakan ayahnya yang selama ini mengatur hidupnya. Apalagi sejak ibunya meninggal, tindakan ayahnya makin menjadi-jadi, mulai dari membatasi pergaulannya, mengatur semua kegiatan sekolah nya, mengenalkannya pada wanita-wanita yang tak ia kenal, entah apa tujuannya. Taehyung menjadi pendiam bukan karena sifat aslinya, tapi memang tak ada yang bisa ia ajak bicara. Sampai akhirnya ia  mengenal Jungkook, saat itulah dia tau jika hidup bebas itu terasa menyenangkan, ia sama sekali tak menyesal telah menyapa Jungkook lebih dulu. Jungkook tak pernah mengajarkan hal yang buruk padanya selain mengumpat. Semua tindakan membangkangnya pada ayahnya murni keinginannya. Bahkan ia yang mencetuskan ide tinggal bersama pada Jungkook saat itu.

"Sebenarnya yang tadi itu rapat yang cukup penting, tapi mari kita abaikan saja itu dulu" menjadi tanggapan acuh yang tuan Kim berikan.

"Jangan bertele-tele!" Desis Taehyung.

"Kau tau, ibumu adalah wanita paling cantik di kamp-".

"Aku meminta penjelasan, bukan mendengar mu mengenang masa lalu". Potong Taehyung.

"Hei dengar dulu anak muda. Ini akan seru. Kupastikan kau akan mendapatkan jawabanmu. Jadi sampai dimana kita tadi? Aah ibumu cantik. Yang tercantik dikampus, sayangnya tak ada yang mau menjalani hubungan serius dengannya, bahkan dengan kekayaannya yang banyak itu. Ibumu kan memiliki penyakit jantung bawaan, jadi umurnya tak bisa ditebak." Jeda. Tuan Kim melirik kearah Taehyung yang menampakkan wajah tak suka saat ia membahas penyakit ibunya dengan nada remeh seperti itu.

"Jadi lah aku, si Kim yang miskin ini tak sengaja membantunya saat penyakitnya kambuh di lorong ruang administrasi kampus. Aku yang miskin ini, telah melalui kerasnya hidup dijalanan yang saat itu tak mempunyai sepeserpun uang dikantongku memberanikan diri membawanya kerumah sakit. Aku menjual gelang yang ibumu pakai untuk membayar rumah sakit karena saat itu kakek tua mu itu tak berada di Korea. Sejak kejadian aku menolongnya, ibu mu membantuku bekerja, memang sebagai pegawai magang, tapi gajinya bisa untuk membayar hutangku dan mencukupi kebutuhan bulananku." Tuan Kim kembali menjeda ucapannya. Menyeruput kopi dingin diatas mejanya dengan santai sambil memperhatikan raut wajah Taehyung.

"Lalu aku yang serakah ini menginginkan lebih Taehyung. Hidup miskin itu sungguh tak enak. Aku mendekati ibumu dengan harapan bisa menikahi nya agar posisi ku makin kuat. Entah setan dari mana yang mendengarkan doa ku. Aku menikahi ibumu danmendapat restu kakek mu dengan mudah. Kau tau, saat ibumu hamil, aku terkejut dan menangis. Persis seperti yang ibumu selalu ceritakan, tapi apa kau tau alasannya, aku menangis bukan karena senang melainkan karena rencana ku nyaris berantakan sampai dokter membawa kabar bahagia untukku. Jika ibumu tetap mempertahankan kehamilannya nyawanya dan kandungannya terancam, tentu saja ia memilih mempertahankan mu. Jadi aku hanya akan menunggu nya mati saat melahirkanmu."

"Kau-" Taehyung yang sudah mengepalkan tinjunya itu masih mencoba menahan emosinya.

"Jangan potong dulu, nyatanya rencana ku berantakan. Kau dan ibumu selamat bahkan ia bertahan hidup sampai kau senior high school. Saat mengetahui kau berpacaran dengan Jeon muda itu, aku kembali menyusun rencana. Apalagi kakekmu itu memberi wasiat yang tak mungkin kau penuhi. Kau tak mungkin mau meniduri wanita jika nyatanya kau seorang gay. Hubungan pura-pura mu dengan Lisa tentu saja mudah kuketahui, bahkan perjodohan itu juga bagian dari rencanaku. Tapi kedatangan pacar sialanmu itu juga hampir mengacaukan semuanya. Hei kau pikir mengurus perusahaan ini sudah memuaskanku?" Tuan Kim terkekeh sinis menatap Taehyung yang sudah berdiri dari duduknya.

"Aku ingin memilikinya. Perusahaan ini aku yang membesarkan namanya, tapi hasil kerjaku ini pada akhirnya justru kau yang akan menikmatinya? Enak sekali hidupmu." Taehyung berjalan kearah ayahnya, mencengkeram kerahnya hingga pria tua itu sedikit merasa sesak, namun tak melunturkan senyum memuakkan itu diwajahnya.

"Kau menginginkan nya? Ambil semuanya sialan. Ambil jika itu memuaskan mu. Jangan lagi ganggu hidupku." Lalu Taehyung meninggalkan tuan Kim yang saat ini serasa mendapat angin segar.

*****

Tbc

Between Us |TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang