Enjoy!
****
Jungkook melemparkan sebuah amplop coklat besar kepangkuan Taehyung. Membuat pria dominan yang duduk di sofa itu mendelik tak suka kearah Jungkook yang juga balik mengacuhkannya. Jungkook lebih memilih duduk disamping Alice di sofa panjang dengan peralatan p3k di tangannya. Begitu duduk, Jungkook menciumi pipi Alice yang menolaknya, dan mendorong Jungkook sedikit menjauh.
"Appa ingin ku obati?" Tanya Alice yang sedari tadi memperhatikan bibir Jungkook yang robek akibat pukulan Taehyung. Jungkook mengangguk kemudian mengusap rambut sebahu Alice.
"Apa sakit sekali?" Alice menanyai Jungkook yang sedikit meringis begitu kapas yang sudah dilapisi alkohol itu tertempel disudut bibirnya. Jungkook menggeleng dan tersenyum kemudian kembali meringis saat sudut bibirnya bergerak karena tersenyum. Kemudian Alice sedikit mencondongkan tubuhnya kearah Jungkook untuk berbisik.
"Apa pukulan daddy sakit?" Tanya Alice lagi.
"Ani, pukulan appa lebih kuat. Boleh appa membalas pria itu?" Kedua alis Alice bertaut lucu, memikirkan pertanyaan Jungkook. Jika kita tak bersalah dan dipukul lebih dulu, kita boleh membalas untuk membela diri, begitu pesan Jungkook padanya. Kemudian ia menggeleng dengan menatap Jungkook sendu.
"Jika pukulan appa lebih kuat, bukankah nantinya daddy akan lebih sakit? Bolehkah kita tidak membalas kali ini?" Mohon Alice. Jungkook terkekeh dan membawa Alice kepangkuannya. Kemudian bercanda seperti sengaja mengabaikan eksistensi Taehyung didepan mereka.
Taehyung yang sedari tadi memperhatikan kedua anak dan ayah itu, masih belum membuka amplop yang Jungkook berikan tadi. Ia tampak berfikir, siapa sosok pria yang dipanggil gadis kecil itu dengan sebutan daddy.
"Aku memberikan itu padamu, agar tujuanmu kesini tak sia-sia" ucap Jungkook tanpa menoleh dan masih asyik menggelitiki pinggang Alice.
Taehyung mengeluarkan isi amplop tersebut dan membelalak kaget begitu melihat isinya. Beberapa lembar foto Lisa dengan bayi mungil terlihat bahagia.
"I...ini-"
"Benar, itu anakmu. Kau berhasil membuat Lisa hamil Tae" Jungkook menggendong Alice kemudian berjalan mendekati Taehyung.
"T-tidak mungk-"
"Apanya yang tidak mungkin? Aku tau dirimu Tae, jika melakukannya kau tak akan pernah merasa cukup hanya sekali. Memang itu pertama kali bagi Lisa, tapi kau melakukannya berkali-kali, dan apa kau lupa? Aku yang merencanakannya. Tentu saja semua harus sempurna, aku menyuruh Lisa memastikan masa suburnya, bahkan menyuruhnya mendatangi dokter untuk berkonsultasi. Kau sudah tau apa yang direncanakan ayahmu?" Taehyung hanya bisa mengangguk menjawab pertanyaan Jungkook. Otak nya masih sibuk mencerna informasi yang baru saja ia dengar dari Jungkook. Membuka suara untuk berkata 'iya' saja rasanya lidahnya terlampau kaku.
"Lisa kabur dari rumah Jennie malam itu, setelah menghubungi ku. Ia memintaku menunggunya disamping rumah Jennie, saat berada didalam mobil ia tak mengatakan hal apapun. Ia hanya terus menunduk menyembunyikan wajahnya agar tak terlihat oleh siapapun. Begitu sampai dirumahku, ia bersujud dan meminta maaf, kemudian memohon-mohon agar menyelamatkan dirinya dan bayi yang ia kandung. Aku terkejut tentu saja, karena perkataan asalku pada ayahmu ternyata menjadi kenyataan. Rupanya setelah aku bicara omong kosong dengan ayahmu saat itu, membuat ayahmu ketakutan karena tak lama lagi ia harus menyerahkan seluruh harta yang sangat ia inginkan kepadamu. Ia mencari Lisa, namun tak bisa menemukan keberadaannya. Kau taukan semua kartu yang ada dalam dompetmu masih diatur tua bangka itu, ia menyadari satu kartumu dengan limit yang paling banyak hanya digunakan satu kali dalam satu bulan dan itupun hanya untuk membeli patbingsoo diresto kelas menengah. Yang membuat si tua itu curiga adalah laporan pengeluaran itu masuk pada saat kau berada dengannya. Jadi membuat ia bergerak cepat menyuruh bawahannya mencari keberadaan kartu itu dan juga Lisa berdasarkan tempat terakhir kartu itu digunakan, namun ternyata Lisa sudah tak lagi berada disana. Ia menunggu, si tua itu menunggu Lisa menggunakan nya lagi. Dan benar saja Lisa menggunakannya dan langsung disergap bawahan ayahmu." Jungkook membetulkan gendongan Alice. Ia membiarkan putrinya mendengarkan cerita yang sebenarnya sudah pernah ia ceritakan pada Alice saat gadis kecil itu tepat berumur 7 tahun.
"Kau tau, Lisa dipaksa membunuh bayinya sendiri agar rencana ayahmu tak berantakan dengan imbalan uang yang tak main-main. Tentu saja dengan lantang ia menolak, membuat ayahmu murka dan berniat menghabisi Lisa saja daripada menyusahkan nantinya. Lisa dihajar bawahan ayahmu dengan brutal, mereka menyerang bagian perut Lisa berharap calon bayi itu segera mati. Dengan kedua tangannya ia melindungi bagian perutnya agar tak terkena serangan mereka, mengakibatkan tangannya hampir saja tak bisa berfungsi lagi. Lisa hancur Tae, tapi gadis itu terlalu kuat untuk ditaklukan. Ia bertahan setelah bawahan ayahmu puas menyiksanya dan meninggalkannya pingsan berharap Lisa mati perlahan. Saat sadar ia dengan sisa tenaganya berjalan menuju rumah Jennie meminta perlindungan. Saat ia menceritakan semuanya padaku malam itu, aku bersumpah akan membunuh ayahmu dengan tanganku sendiri. Lisa menahanku, ia tak ingin keberadaan nya kembali diketahui ayahmu. Maka dia memintaku menyembunyikan dirinya, dan dengan bantuan ayahku, aku juga Lisa seolah tak berada lagi di Korea. Aku ikut menyembunyikan diri darimu dan memutus kontak apapun agar Lisa aman." Taehyung terperangah, tak cukup hanya memanfaatkan ibunya, ayahnya juga berniat membunuh cucunya sendiri.
"L-lalu, a-anakku?" Ucap Taehyung terbata, membuat Alice melonggarkan pelukannya pada leher Jungkook dan menoleh pada Taehyung.
"Hai daddy, Alice Jeon soon to be Alice Kim imnida" Alice tersenyum lebar kearah Taehyung. Senyuman yang sangat mirip dengan senyum kotak miliknya.
*****
Tbc
Maafkan pernyataan aku di awal yang bilang book ini cuma berisi beberapa chapter, nyatanya jadi sepanjang ini. Semoga kalian masih sudi membaca book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us |Taekook
FanfictionApa hubungan antara Taehyung, Lalisa dan Jungkook? Homophobic? Go away.... Top!tae Bot!kook