Selamat membaca 🙌🏻
~"Selama kegiatan MPLS berlangsung kalian masih kami pantau dan masuk penilaian. Belum 100% diterima. Makanya jangan buat masalah!"
"Solidaritasnya mana nih? Katanya temen kan?" Ejek para kakak OSIS menghampiri setiap barisan
"Temen kamu ada di depan? Bela dong!" Bentak kakak OSIS di depan salah satu siswa yang ketakutan
"Kalian Cemen banget sih," cibir kakak OSIS perempuan
Nadya sudah memejamkan matanya ingin mengangkat tangan. Dengan ragu-ragu ia berkata, "s-saya kak," matanya pelan-pelan terbuka
"Kasih mikrofonnya," perintah ketua OSIS itu ke salah satu temannya
Dengan tangan bergetar Nadya memberanikan diri angkat bicara, "Saya mau membela teman saya yang bernama R-reyhan," mendadak Nadya gagap saat mengatakan nama Reyhan
"Alasan dia layak untuk dipertahankan di sekolah ini, karna dia orang yang sopan, murid yang pintar, teladan, jujur, dan bisa menjadi penengah untuk teman-temannya. Saya tau semua ini karena saya temannya dari kecil, kita sudah berteman lama,"
Nadya memejamkan mata, air matanya mulai turun dan membasahi pipinya yang putih bersih
"Baik, alasan kamu saya terima. Yang lain? Tidak ada yang berani?" Ketua OSIS tersebut ternyata masih belum puas
Fira ikut mengacungkan tangannya dengan gemetar. Kakak OSIS langsung memberinya mikrofon
"Saya akan membela teman saya yaitu Farhan, dia memang terlihat nakal, suka memancing emosi, tapi dia teman yang mau membantu saat temannya yang lain kesusahan dan saya baru menyadarinya tadi kak," Fira tak henti menatap sendu wajah Farhan yang berdiri jauh di depan sana
Kakak OSIS itu menaikkan alisnya, "Ada lagi?"
Kyla langsung merebut mikrofon yang masih dipegang Fira
"Saya mau membela Rafa. Dia baik banget walaupun keliatannya cuek dan pendiem, tapi dia selalu nolongin saya kak. Yang bantu saya ambilin sampah aja tadi dia kak," ucap Kyla sambil menunjuk Rafa dan menangis tersedu-sedu
"Oke. Jika tidak ada yang mau membela lagi, kalian maju satu langkah dan hampiri teman kalian. Katakan selamat tinggal ke mereka,"
Tangis Nadya, Fira dan Kyla semakin pecah. Mereka langsung berlari ke arah Reyhan, Farhan dan Rafa
Begitu juga dengan Jefri bagaimanpun dia termasuk teman mereka juga. Mereka saling merangkul pundak satu sama lain dan membentuk lingkaran. Para lelaki yang melihat teman perempuannya menangis juga tidak tega dan tak kuasa membendung air mata
Reyhan tidak sengaja mengusap air mata yang jatuh di pipi Nadya,"Udah ya, Nad. Mungkin aku emang ngga ditakdirin sekolah disini,"
Kata-kata itu justru malah makin membuat Nadya terisak, "Tapi aku kan baru aja ketemu kamu Rey. Kita udah 7 tahun ngga bareng," kata Nadya sambil melanjutkan tangisannya
Reyhan terus menepuk pundak Nadya berusaha menenangkan walau kenyataannya tangisnya semakin kencang seperti anak kecil yang merengek dibelikan mainan oleh ibunya
Berbeda dengan Kyla, dia malah memukul-mukul kecil bahu Rafa. Rafa menjadi kewalahan dibuatnya
"Gue ngga mau kita pisah Raf," pekiknya dengan gemas
Anehnya para laki-laki yang tidak diterima di sekolah ini, malah teman-teman perempuan mereka yang histeris dan menangis
Jefri malah menangis melihat keromantisan teman-temannya. Dia memeluk pohon yang ada di sampingnya. Sendiri memang menyakitkan ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Ada Dusta Di Antara Cinta
Fanfiction[TAMAT] Cerita pertama sebelum 'I Do' Dalam tahap revisi, mohon dimaklumi jika banyak kekurangan dan kesalahan kata. Sosok sahabat kecilnya yang dulu hilang telah kembali membawa cinta yang akan bersemi abadi. Karena terbiasa bersama, sedikit demi...