Part 16

627 66 6
                                    

Selamat membaca 🙌🏻
~

Guru yang mengajar di kelas sudah keluar, Reyhan mengambil tas dan menghampiri tempat duduk Nadya yang berada di depan

"Nad," Nadya menengok ke sampingnya

"Kenapa Rey?" Tanyanya

"Ayo, aku mau tepatin janji aku buat traktir kamu," raut wajah Nadya langsung terlihat ceria

"Ayo," ucap Nadya dengan semangat sambil menggendong tasnya

"Yang makan di tempat ya," usul Nadya

"Siap," Reyhan mengangguk setuju, mereka berjalan keluar kelas

Kia yang mendengar percakapan Nadya dan Reyhan pun segera membereskan alat tulisnya

"Kok cepet-cepet banget Ki?" Tanya kyla yang keheranan

"Tante gue suruh gue pulang cepet," ucapnya berdusta

"Duluan ya," kia pergi meninggalkan Kyla yang masih merapihkan meja

"Hati-hati kia," Kyla melambaikan tangannya

Dengan cepat kia melangkahkan kakinya ke arah rumah Nadya

Nadya sempat memberi tahu dimana alamat rumahnya dan ternyata tidak jauh dari sekolah

Dilihatnya nomor rumah itu satu persatu. Langkahnya terhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua dengan warna cat abu-abu

Dipastikannya apa alamat tersebut sama dengan rumah yang ada dihadapannya ini

Ternyata benar. Ini pasti rumah Nadya. Kia memencet bel yang ada

Tak lama kemudian muncullah perempuan paruh baya dari balik pintu

Ia membukakan pagar dan melihat dengan seksama gadis seumuran anaknya yang ada di depannya

"Siapa ya?" Tanyanya menyelidik

"Saya temennya Nadya, Tante," mama Wanda mengangguk mengerti

"Nadya belum pulang," tuturnya

"Aku ngga mau ketemu Nadya kok. Aku mau bicara sama Tante,"

Mama Wanda melihat jam di tangannya. Seharusnya ia buru-buru ke kantor karena barangnya yang ketinggalan sudah ditemukan

Tapi akhirnya ia sisihkan waktunya untuk mengobrol dengan kia

"Maaf saya ngga sempat bikin minum, karena setelah ini saya harus pergi ke kantor," ujar mama wanda

"Ngga apa-apa kok Tante. Saya juga cuman mau bicara sebentar," tegasnya

"Ada apa ya?"

"Saya denger-denger katanya Tante butuh seseorang untuk mengawasi Nadya ya? Apa itu betul Tante?" Ucap Kia memastikan

"Iya benar. Saya membutuhkan orang untuk menjadi mata-mata Nadya saat Nadya dekat dengan teman laki-laki di sekolahnya,"

Kia menarik nafas dan memantapkan dirinya

"Saya bersedia Tante. Saya ingin mengajukan diri," ujar kia dengan berani

"Kamu yakin?" Tatapan mama Wanda berubah tak yakin

"Sangat yakin Tante. Karena saya liat saat ini sepertinya Nadya sedang dekat dengan seseorang," mama Wanda terkejut, matanya mengisyaratkan kekesalan

Ternyata anak perempuannya itu sedang dekat dengan pria. Bisa-bisanya dia berbohong selama ini

"Disini seblaknya enak banget loh," Reyhan membawa Nadya ke pedagang kaki lima yang terletak tak jauh dari sekolah mereka

"Masa sih? Kita buktiin nanti," kata Nadya dengan sombongnya

"Siapa takut,"

Pesanan mereka sudah siap. Nadya pelan-pelan menyeruput kuah yang berwarna jingga kemerah-merahan itu

"Pedes banget," Nadya mengibaskan tangannya

"Kalo ngga pedes kan ngga enak," balas Reyhan

"Tapi aku ngga bisa makan pedes," Nadya memanyunkan bibirnya

"Hah? Serius kamu?" Ia membalasnya dengan anggukan

Malam hari ada yang bertamu ke rumah Nadya. Dia adalah Carel

"Masuk nak," mama Wanda mengelus pundak Carel dengan lembut

Carel duduk di ruang tamu. Dan kebetulan Nadya juga berada disitu, sedang sibuk bermain ponsel

"Mau dibikinin minum apa Carel?" Tanya mama Wanda sopan

"Ngga usah repot-repot Tante. Es jeruk juga boleh," Carel merangkul Nadya

Mama Wanda langsung pergi ke dapur membuatkan minuman untuknya

"Malem-malem es Mulu," sahut Nadya yang masih fokus dengan telpon genggamnya

"Biarin daripada kamu makan seblak Mulu," balas Carel meledek

"Ihh orang itu baru sekali," ucap Nadya tak terima

"Nadya nih tan, tadi makan seblak sama-" Nadya membungkam mulut Carel dan menatapnya dengan tajam

Carel mengangguk, Nadya melepaskan tangannya

"Sama pacarnya ya?" goda Carel lagi

"Bukan. Kepo banget," Nadya memutar bola matanya malas

Perut Nadya terasa mulas, tidak lama terdengar suara buang angin

Carel menatap Nadya,"Ya ampun Nadya kentut sembarangan," setelah itu ia tertawa

Karena Nadya malu dengan kesal dipukulnya bahu Carel

"Aduh ampun Mak," teriak Carel

Dari dapur mama Wanda melihat mereka yang saling bergurau

Bibirnya tak bisa menahan senyum saat anaknya itu akrab dengan Carel

Mama Wanda sangat menyukai kepribadian Carel. Sudah baik, sopan, ramah, penyayang. Dia tampan dan bonusnya adalah bule

Wah siapa yang tidak terpikat oleh pesonanya

Kenapa Nadya seperti tidak ada perasaan apa-apa ke Carel, apa yang kurang dari dia?

Sekarang ini malah anaknya itu sedang dekat dengan pria lain yang menurutnya tidak jelas

Apa pria itu Reyhan? Memang Reyhan bisa apa? Bukankah masih jauh lebih baik Carel? Pikir mama Wanda dalam hati

~
Mama Wanda mainnya kurang jauh kayaknya, taunya cowo baik cuman Carel doang😂
Tetep pantengin terus ceritanya 💕
Mohon maaf jika ada kesalahan pengetikan atau kata yang sulit dipahami🙏🏻
See you di part selanjutnya 👋🏻

Jangan Ada Dusta Di Antara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang