Selamat membaca 🙌🏻
Dinikmati ceritanya dan baca pelan-pelan oke👌🏻
~Carel sudah pulang. Nadya memasuki kamarnya, berantakan sekali meja belajarnya pasti kalau ibunya lihat ia bisa kena marah
Dengan cekatan Nadya merapihkan semua alat tulisnya. Dimasukannya stabilo, spidol, busur ke dalam laci kecilnya
Beberapa spidol itu berserakan dan ditatanya satu satu
Tangannya tidak sengaja menyentuh kotak kecil di ujung laci tersebut. Lumayan sulit dijangkau memang
Benda itu menonjol, Nadya mengambilnya secara perlahan
Kotak kecil berwarna merah? Apa ini? Batinnya
Selama ini yang biasanya membereskan meja belajarnya adalah ibunya dan dia tidak pernah menemukan benda ini
Dibukanya tutup dari kotak itu. Terdapat dua cincin didalam
"Cincin?" Tanyanya pada dirinya sendiri
Matanya memandang lurus kedepan. Ia berusaha mengingat cincin ini milik siapa
Tiba-tiba dalam memori ingatannya muncul beberapa hal mengenai benda yang dipegangnya saat ini
Di depan danau, terdapat dua anak kecil yang sedang bercengkrama
Anak laki-laki tersebut sedang memegang kotak kecil berisi cincin
Ditatapnya dengan bingung. Reyhan sudah memakainya, namun cincin itu terlalu besar di tangannya yang masih mungil
"Coba dipake," ucap Reyhan menyodorkannya
"Yah cincinnya terlalu gede," Nadya menatap cincin dengan sendu
"Di aku juga," kata Reyhan
"Nanti aja deh kalo udah besar kita pakenya," usul Nadya dengan raut wajahnya yang berubah senang
"Emang kita bakal sama-sama terus sampe besar?" Pertanyaan Reyhan berhasil membuat mereka terdiam kembali
Nadya tersenyum takjub mengingatnya, ini cincinnya dengan Reyhan sewaktu kecil
Baru saja Nadya ingin mengambil cincin itu, tiba-tiba perutnya mulas lagi. Ini pasti karena makan seblak pedas kemarin
Pagi-pagi sekali Reyhan sudah ada di depan rumah Nadya untuk menjemputnya. Nadya segera keluar
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Reyhan yang mengambil helm untuk Nadya
"Engga kok," Nadya memasang helmnya
Di kelas jam pelajaran beralih dengan jam istirahat
Nadya menarik tangan Reyhan,"Rey, ikut aku yuk,"
"Kemana?" Tanyanya
"Udah ikut aja," Reyhan hanya bisa berjalan pasrah saat tangannya ditarik oleh Nadya
Kia beranjak dari tempat duduknya dan membuntuti mereka dari belakang
Tak sengaja dirinya bertemu Jefri
"Eh, kok sendirian aja Ki?" Ungkap Jefri bingung
"Iya," kia masih melihat arah Nadya dan Reyhan pergi. Ia tak boleh ketinggalan jejak mereka
"Mau gue tem-" ucapan Jefri terpotong
"Gue lagi buru-buru," kia berlari mencari Nadya dan reyhan
Mereka duduk di bangku taman sekolah
"Kamu mau ngapain bawa aku kesini Nad?" Reyhan masih tak tahu mengapa Nadya membawanya kesini
"Aku mau nunjukin sesuatu," Nadya mengeluarkan benda itu dari saku roknya
"Ini," Reyhan menatap bingung kotak merah yang Nadya pegang
Nadya membuka kotak tersebut
"Hah? Cincin? Kamu udah nikah?" Ucap Reyhan yang sangat terkejut
"Ish bukan. Kamu inget ngga Rey cincin ini?"
Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Ia mencoba mengingatnya, namun otaknya sudah penuh dengan pelajaran kimia tadi di kelas
Nadya mendengus kesal,"Ini cincin kita waktu kecil,"
"Oh iya iya aku inget. Kamu ternyata masih simpen ya," Reyhan terkekeh
"Kita kan udah janji kalo udah besar nanti kita bakal pake cincin ini," ujar Nadya
"Jadi maksudnya kamu mau aku pake ini?" Reyhan mengambil salah stau cincin itu hati-hati
"Iya," mata Nadya berbinar-binar
Nadya memasukkan cincin tersebut ke jari tengahnya
"Nah sekarang cincinnya pas di tangan aku. Yeyy," sorak Nadya
"Tapi di tangan aku udah ngga muat," Reyhan sudah berkali-kali memasukkan cincin di jari tengah, bahkan jari manis
"Sini coba," Nadya memasangkan cincin itu di jari Kelingking Reyhan dan ternyata muat
"Di kelingking?"
"Iya. Ngga apa-apa dong yang penting kan pake," mereka memperlihatkan tangan yang sudah dipakaikan cincin
Meskipun hanya cincin perak polos, namun benda itu adalah bukti persahabatan mereka yang telah terjalin selama bertahun-tahun
Kia memotret Nadya dan reyhan dari belakang. Walau yang terlihat hanya bagian belakang tubuh mereka
Dikirimnya foto itu ke kontak ibu Nadya. Kia tersenyum puas
Namun seseorang menganggetkan kia dengan menyentuh pundaknya
Kia menoleh kaget,"Kyla,"
"Lu ngapain disini?" Tanya kyla curiga
"Ngga. Ngga ngapa-ngapain," jawab kia gugup
"Anterin gue pipis dong," pintanya
Setelah dari taman belakang sekolah tadi, Nadya dan Reyhan kembali ke kelas mereka
Hanya ada mereka berdua di sana, karena yang lainnya masih di kantin
"Nad? Kamu kenapa? Kamu sakit?" Reyhan menghampiri Nadya yang meletakkan kepalanya dengan lesu di meja
Nadya menggelengkan kepalanya lemah
"Kok mukanya pucet gitu?"
Hening. Nadya tidak menjawab pertanyaan Reyhan
"Kamu jujur aja sama aku," ungkap Reyhan
"Aku ngga kenapa-napa," bentak Nadya
Reyhan membalikkan tubuhnya. Mungkin Nadya butuh waktu sendiri
Nadya baru sadar ia berani membentak Reyhan,"Maaf. Aku lagi.. PMS,"
"Kata bunda kalo awal dateng bulan suka sakit. Pasti sekarang kamu lagi ngerasain itu ya?" Kata Reyhan yang menduduki bangku di samping Nadya
Nadya mengangguk pelan, masih dengan posisi kepalanya yang menyender di atas meja
"Biasanya aku liat ayah selalu pukul-pukul bunda kayak gini," Reyhan mengepalkan tangannya dan memukul kecil punggung bagian bawah Nadya
"Enakan ngga?" Nadya mengangguk
"Kamu cocok jadi tukang urut," reyhan tertawa
Nadya memejamkan matanya, rasa sakitnya sedikit berkurang
Mata reyhan beralih ke wajah gadis itu, kulitnya yang putih, pipi bersihnya yang selalu bersemu merah saat dia malu. Bibir merahnya yang mungil tanpa polesan lipstik
Kenapa semua perempuan sangat cantik ketika tidak memakai make up sama sekali
Saking fokusnya Reyhan memperhatikan Nadya
Sampai dia tidak sadar bahwa kia sedang mengambil foto mereka sebanyak mungkin dari luar kelas
~
Kia udah mulai melancarkan aksinya nih. Tetap tunggu terus update an ceritanya 💕
Mohon maaf jika ada kesalahan pengetikan atau kata yang sulit dipahami🙏🏻
See you di part selanjutnya 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Ada Dusta Di Antara Cinta
Fanfiction[TAMAT] Cerita pertama sebelum 'I Do' Dalam tahap revisi, mohon dimaklumi jika banyak kekurangan dan kesalahan kata. Sosok sahabat kecilnya yang dulu hilang telah kembali membawa cinta yang akan bersemi abadi. Karena terbiasa bersama, sedikit demi...