Part 12

702 69 2
                                    

Selamat membaca 🙌🏻
~

Kyla yang baru saja datang bersama Rafa berteriak,"Ya ampun Fira lu ngapain disini sama Farhan,"

Fira yang tengah asik menyuapi Farhan menoleh ke sumber suara. Farhan mendengus sebal, niatnya ingin berpacaran malah diganggu

"Lagi mandi, udah tau gue lagi makan," celetuk Farhan

"Kalian pacaran?" Tanya Nadya yang menghampiri mereka bersama Reyhan

"Hah? Lu kok mau pacaran sama curut ngeselin ini sih?" Kyla langsung duduk dekat Fira dan mendorong Farhan yang ada disana

"Lu dipaksa ya, ngaku," tuduh Kyla

"Udah ya, nanti gue jelasin deh di kelas. Ayo girls," Fira merangkul kedua temannya yaitu Nadya dan Kyla untuk mengajaknya ke kelas

"Eh ini makanan kamu gimana Nad?" Reyhan berlari membuntuti Nadya meski kesulitan membawa makanan di tangannya

"Cewe lu ganggu tu Raf," senggol Farhan kepada Rafa

"Beneran jadian?" Tanya Rafa penasaran tapi Farhan hanya membalas dengan senyuman

Pelajaran terakhir sedang berlangsung di kelas, namun karena Bu Juleha mengajar dengan gaya bercerita. Murid-murid jadi mudah mengantuk. Sama seperti yang dirasakan Kyla, mata nya sayup-sayup mendengar suara Bu Juleha

Padahal 5 menit lagi bel pulang akan berbunyi. Tapi kenapa pelajaran belum berakhir? Malah guru itu semakin asik bercerita

"Oke anak-anak. Pelajaran kita berakhir sampai sini, besok kalian mulai libur. Jadi jangan kangen sama ibu ya," ucap Bu Juleha sambil tertawa

"Iya Bu, saya bakal kangen banget. Kangen tidur pas pelajaran ibu," Kyla memasang wajah lesu nya

Setelah perginya Bu Juleha semua siswa membereskan buku-buku dan alat tulisnya untuk dimasukkan ke dalam tas

"Eh fir, lu utang penjelasan ya sama kita," Kyla berjalan ke arah meja fira

"Oke oke gue jelasin," ujarnya. Fira langsung menjelaskan pada Nadya dan Kyla bagaimana kejadian saat dirinya ditembak Farhan di depan cafe. Dibelakang kia hanya mendengar mereka saja

"Hah? Lu ditembak sama Farhan pake permen? Dikira anak umur 5 tahun apa!" Omel Kyla tak percaya

"Tapi romantis kan?" Fira tersenyum polos pada kedua sahabatnya

"Romantis apanya coba, mending sih Rafa sederhana dan apa adanya," ucap Kyla jujur

"Suka ya sama Rafa," bisik Nadya menyenggol bahu Kyla dan Kyla hanya cengengesan tak jelas

Kelas mulai sepi dan Farhan mengumumkan sesuatu pada teman-temannya

"Eh guys. Gue mau ngomong sesuatu," ucapan Farhan membuat aktivitas mereka terhenti

"Apaan han?" Tanya Reyhan

"Gue ada usul, gimana kalo liburan kali ini kita pergi ke puncak bareng. Kebetulan mobil bokap lagi nganggur dan sodara gue punya penginapan kecil disana," ujar Farhan dengan ceria

"Perginya sore ini, jadi biar kita sehari disana terus pas pulang kesini bisa langsung istirahat," lanjutnya

Semuanya terlihat sedang berpikir namun Fira menyeletuk, "Aku sih setuju aja,"

"Gue izin sama nyokap dulu deh," kata Nadya yang masih bingung

"Boleh boleh aja," Reyhan mengangguk setuju

Jefri dan Rafa juga menyetujui usulan Farhan. Tidak ada halangan bagi mereka

"Lu gimana kia?" Tanya Farhan pada kia yang masih merapihkan buku

"Gimana ya. Gue kayaknya ngga bisa," ungkap kia menunduk lesu

"Kenapa Ki? Ada masalah?"

"Lu ngga dibolehin ya?"

"Kita perginya bareng-bareng kok,"

"Ini pertama kali kita liburan bareng loh Kia,"

"Please... Kia ikut ya?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut temannya bertubi-tubi. Entah kenapa perasaan kia tidak enak saat ada yang menawarinya untuk berlibur bersama kali ini. Rasanya berat sekali

Ditatapnya wajah teman-temannya satu-satu. Mereka sudah kia anggap sahabat sendiri, sejujurnya selama ini kia tidak memiliki teman karena sikapnya yang sangat cuek. Dan dengan penuh pertimbangan kia menganggukkan kepalanya dengan pelan

"Yeeyy," Kyla langsung memeluk kia dan yang lain tertawa riang menyambut hari liburan yang mereka bayangkan akan menyenangkan

Di rumah Nadya meminta izin dengan ibunya, berkali-kali ibunya terus menolak. Namun perdebatan panjang itu akhirnya membuahkan hasil

Nadya senang diperbolehkan pergi bersama teman-temannya. Dengan gesit ia membereskan barang-barang yang akan dibawa

Sorenya Fira datang ke rumah Nadya untuk menjemputnya, mereka semua janjian di sekolah. Kebetulan rumah Nadya dekat dari sekolah jadi mereka bisa langsung jalan kaki

"Ayo masuk," mama Wanda membukakan pintu untuk Fira

"Bentar ya Fir, gue mau ganti baju dulu," ucap Nadya pada Fira yang baru datang. Ia cepat-cepat menaiki tangga dan masuk ke kamarnya

"Kamu teman Nadya yang baru ya?" Tanya mama Wanda

"Iya Tante," Fira tersenyum kecil

Mama Wanda tiba-tiba membuka topik pembicaraan, "Nadya itu di sekolah gimana sih?"

"Nadya baik, pinter, rajin. Dan ngga pernah bikin masalah juga kok Tan," papar Fira

"Ohh, kalo teman laki-laki yang dekat Nadya kamu tau?" Fira terkejut, ia bingung menjawab apa, jadi Fira hanya menggelengkan kepalanya dengan ragu

"Tante boleh minta tolong?" Pinta mama Wanda berbisik

Fira mendongakkan kepalanya, "Apa ya tan?" Balas fira

"Apa kamu mau jadi mata-matanya Nadya?" Mama Wanda memelankan suaranya

Fira menutup mulutnya tak percaya. Apa maksud dan tujuan ibu Nadya meminta hal ini padanya?

"Em maksud Tante apa ya?" Fira meminta penjelasan sekali lagi

"Tante minta bantuan supaya kamu awasi gerak-gerik Nadya kalau dia deket dengan laki-laki di sekolahnya," ujar mama Wanda

"Maaf Tan, kayaknya aku ngga mungkin lakuin hal itu," kata fira sopan

"Tante mohon, Tante cuman ngga mau Nadya deket sama lelaki yang ngga jelas,"

"Kasih aku waktu buat berpikir dulu ya Tante," mama Wanda hanya menghela nafas berat

"Ayo fir. Gue udah siap," kata Nadya yang sudah sudah rapi, tentunya dirinya tak mendengar sama sekali pembicaraan Fira dan ibunya tadi

Mereka pamit dan langsung pergi ke sekolah, kebetulan semuanya sudah berkumpul . Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi menggunakan mobil Farhan yang lumayan luas untuk delapan orang

"Harusnya gue sekarang lagi berdua-duaan sama Fira ni. Gara-gara kalian si ngga bisa nyetir!" sindir Farhan

"Yee, protes Mulu lu," balas Kyla

"Udah lanjutin aja han jadi sopir pribadi kita," canda Reyhan

Di dalam perjalanan mereka bersenda gurau bersama, saling meledek satu sama lain. Menyebutkan kebiasaan buruk masing-masing dan semuanya terlihat bahagia walau mereka tak tahu setelah ini akan terjadi apa

Semuanya larut dalam tawa, tapi bukankah senang juga datang hanya sementara. Banyak yang bilang jangan terlalu bahagia, karena biasanya setelah itu akan ada duka

~
Abis ini apa yang akan terjadi ya🤔kok perasaan author ngga enak.
Penasaran? Tetap pantengin terus ceritanya ya💕
Mohon maaf jika ada kesalahan pengetikan atau kata yang sulit dipahami🙏🏻
See you di part selanjutnya

Jangan Ada Dusta Di Antara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang