Part 10

758 78 2
                                    

Selamat membaca 🙌🏻
~

Reyhan melangkahkan kakinya secara perlahan agar tidak menganggu Nadya dan ibunya yang tengah mengobrol

Bunda asih baru menyadari Reyhan berdiri disampingnya. "Eh udah selesai Rey?" Ucapnya yang bangkit berdiri, membiarkan Nadya dan Reyhan mengobrol

Reyhan menduduki sofa tersebut dengan perlahan. Mereka tersenyum canggung, diam dalam keheningan selama beberapa menit

Terdengar suara ponsel berdering dari saku Nadya. Ia mengeluarkan handphonenya dan melihat panggilan, ternyata itu dari ibunya

"Sebentar ya," ucap Nadya pada Reyhan yang dibalas anggukan darinya

"Iya mah?" Sapa Nadya

"Kamu udah sampe rumah?" Tanya mama Wanda sembari sibuk mengetik laptop

"Emm belum. Aku lagi di rumah Reyhan," jawab Nadya yang gugup

Terdengar hembusan nafas gusar dari ibunya. "Pulang sekarang bisa? Ini udah sore waktunya kamu istirahat," kata ibunya tegas

"Bisa mah," Nadya mematikan sambungan telepon tersebut dan kembali ke ruang tamu dengan langkah lunglai

"Reyhan," panggilnya

Reyhan bangkit berdiri. "Iya?"

"Maaf aku harus pulang sekarang, boleh?" Tanyanya dengan wajah lesu

"Oh iya boleh dong. Aku panggilin bunda dulu ya," ujarnya yang hendak memanggil ibunya

Nadya menahan tangan Reyhan. "Em ngga usah, aku takutnya ganggu bunda. Aku langsung pulang aja ya?" Potong Nadya

"Yaudah deh, mau aku anterin?" Tawar Reyhan

"Ngga usah," tolak Nadya dengan halus

Nadya mengambil tas dan menggendongnya. "Assalamualaikum," ia melambaikan tangannya pada Reyhan

"Waalaikumsalam," Reyhan membalas lambaian tangan itu

Selang 5 menit kemudian bunda asih berjalan ke arah ruang tamu dan melihat Reyhan sendirian

"Nadya udah pulang?" Tanyanya

"Udah Bunda," ungkap Reyhan

Bunda asih duduk perlahan di dekat reyhan, "Reyhan, Nadya anak yang tumbuh dari hubungan keluarga yang ngga baik. Kamu tau kan ayah sama ibunya pisah?" Nada bicaranya melunak. Reyhan membalasnya dengan anggukan kecil

"Sebagai teman kamu harus jadi sosok yang selalu ada buat Nadya. Jangan buat dia sedih ya," bunda asih memegang pundak Reyhan seolah menyalurkan energinya

"Pasti bunda," ucap Reyhan tersenyum tipis dengan sorot mata penuh keyakinan

"Anak pintar," ibunya mengelus rambut anaknya, menatapnya penuh cinta

Nadya yang baru pulang langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Baru beberapa menit ia istirahat, tiba-tiba terdengar suara orang sedang ribut dari luar. Nadya penasaran dan membuka gorden jendela kamarnya

"Lebih baik kamu pergi sekarang," ujar ibunya yang membentak seorang lelaki paruh baya

"Saya cuman mau ketemu Nadya, besok saya akan pulang ke Amerika," balas lelaki itu

"Nadya sudah bahagia sekarang, jangan pernah datang dan merusak kebahagiaan itu!" pekik ibunya

"Bahagia apa yang kamu kasih kalau kamu hanya mengekang dia?" Sergahnya seraya menaikkan kedua alisnya

Mama Wanda tersindir dengan omongan mantan suaminya itu. Namun dengan berani ia menjawab. "Saya lebih baik daripada kamu, kamu hanya akan selalu jadi hal yang menyakitkan untuk Nadya,"

Jangan Ada Dusta Di Antara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang