Part 7

825 88 2
                                    

Selamat membaca 🙌🏻
~

Nadya memasuki rumahnya dengan perasaan lega. Akhirnya Reyhan pulang tanpa harus berpapasan dengan ibunya

"Kok berat banget ya," keluhnya sambil menyeret kantung plastik berisi belanjaannya ke dapur

Setelahnya Nadya mengeluarkan sapu tangan dari tas selempang yang ia kenakan. Ketika melihat sapu tangan pemberian Reyhan, matanya berbinar-binar dan sebuah senyuman tak mau lepas dari wajah cantiknya itu. Walaupun sapu tangan tersebut bukan miliknya

Saking senangnya Nadya sampai mencium sapu tangan yang dipegangnya sembari matanya terpejam mengingat setiap hal manis yang Reyhan lakukan

Namun, ia baru sadar bukankah sapu tangannya itu bekas membersihkan es krim di bibirnya tadi?

Nadya langsung bercermin di layar handphone nya. Wajahnya kotor! Ternyata di sapu tangan itu masih ada sisa es krim. Sial. Tapi tak apalah, yang terpenting hari ini dia gembira, hatinya berbunga-bunga

Malamnya, di depan jendela Nadya menatap sapu tangan yang dipegangnya. Barang itu sudah dicucinya saat siang hari dan kainnya pun sudah wangi

Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya, Nadya terkejut dan menyembunyikan sapu tangan itu di bawah meja

"Tadi apa yang kamu pegang?" Tanya ibunya yang bersedekap

"Itu lap mah. Buat bersihin meja," jawab Nadya dengan kikuk

"Ohh iya, besok ada persiapan acara pernikahan di rumah Tante Manda. Soalnya anaknya menikah, kamu ikut ya?" Tawar mama Wanda. Tante Manda adalah kakak kandungnya

"Siap mah," balas Nadya

"Tapi nanti kamu tidurnya jangan terlalu malam ya, sekitar jam 9. Soalnya besok pagi kita harus berangkat," perintah mama Wanda

"Oke mah," Nadya mengacungkan jempolnya

Mendengar jawaban dari sang anak, mama Wanda langsung menutup pintu kamar Nadya dan pergi

"Hampir aja," Nadya bernafas lega, akhirnya ibunya itu tak mengetahui perihal sapu tangan yang ia pegang

Minggunya Nadya dan ibunya langsung pergi ke rumah Tante Manda menggunakan mobil yang dikemudikan oleh ibunya

Sesampainya di tempat tujuan, Nadya langsung membantu persiapan dari pernikahan tersebut. Namun Nadya kewalahan dibuatnya, Ia terus mondar-mandir dan bantu membantu dengan yang lain

Mungkin karena di rumahnya ia sering membantu mamahnya, dan Nadya selalu tak enak hati jika hanya berdiam diri. Meskipun keringatnya terus mengucur ia tak mengeluh

Sampai akhirnya hari sudah malam, waktu menunjukkan pukul 10. Mereka pun pulang karena besok Nadya harus masuk sekolah

Keesokan harinya Nadya dan ibunya bangun kesiangan, sampai Nadya terburu-buru mempersiapkan peralatan sekolahnya

"Nadya? Kamu udah siap-siap belum? Ini udah mau jam 7 loh," ucap ibunya dari bawah tangga

"Sebentar lagi mah," teriaknya dari dalam kamar

Nadya memasukkan buku-buku pelajarannya. Ia sampai lupa untuk membereskannya tadi malam. Karena kesiangan, Nadya juga tidak sempat sarapan. Alhasil ia dibawakan bekal walaupun hanya sedikit

"Nadya berangkat dulu mah. Assalamualaikum," pamit Nadya kepada ibunya

"Waalaikumsalam, hati-hati Nadya," ucap ibunya yang melihat anaknya berlari tergesa-gesa

Saat di depan gerbang ternyata gerbangnya sudah ditutup. Nadya mengatur nafasnya yang memburu akibat berlari menuju sekolah. Nadya menoleh ke sampingnya, ia seperti mengenali pria yang berdiri di depan pagar tersebut

"Reyhan?" Sahutnya

Reyhan pun menoleh ke arah orang yang memanggilnya. "Eh Nadya? Kamu telat juga?" Tanya Reyhan

"Iya nih telat, gimana ya?" Kata Nadya dengan wajah cemas

Mereka menunggu di luar gerbang kurang lebih 30 menit lamanya. Pak satpam berlari menghampiri mereka dan membuka gerbang sekolah

"Kalian dipanggil pak Adi di lapangan," ujar pak satpam mempersilahkan Nadya dan Reyhan masuk. Mereka langsung masuk dan menemui pak Adi di tengah lapangan

Pak Adi menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Waduh kalian kenapa bisa telat? Apa karena hari ini hari Senin? Jadi kalian malas-malasan berangkat ke sekolah?" Tanya pak adi

"Maaf pak tadi saya bangunnya kesiangan," Nadya menundukkan kepalanya lesu

"Maaf juga pak ban motor saya tadi di jalan kempes, terus saya bawa ke bengkel. Jadi saya telat deh," ucap Reyhan sopan

"Hmm... Yaudah sekarang saya akan beri kalian hukuman, keliling lapangan sebanyak 10×," perintah pak Adi

"Baik, pak," jawab Nadya dan Reyhan.

Mereka menaruh tasnya di bawah pohon dan langsung lari keliling lapangan sesuai perintah dari pak Adi

Saat putaran terakhir Reyhan tidak sengaja melihat ada sesuatu yang keluar dari hidung Nadya. Ia pun memanggil Nadya untuk memastikannya

"Nadya," panggilnya

Nadya menoleh ke arah Reyhan dengan heran. Astaga hidung itu! Reyhan melihat hidung mancung Nadya mengeluarkan darah

"Nad, hidung kamu kenapa? Kamu mimisan?" Tanya Reyhan dengan raut wajah panik

Nadya langsung menyentuh hidungnya dengan punggung tangannya, dan ternyata benar ada tetesan cairan merah kental yang keluar

Ia menatap Reyhan dengan raut wajah yang bingung. "Tapi aku baru keliling 5×"

Reyhan berlari menghampiri pak Adi yang berada tidak jauh dari lapangan, "Pak! Nadya mimisan, tolong biarian Nadya istirahat ya pak. Biar saya yang gantiin Nadya," nafas Reyhan tidak teratur saat berbicara

"Hah? Mimisan? Oh yaudah setelah itu kamu bawa dia ke UKS ya," tegas pak Adi

"Terimakasih pak," Reyhan langsung berlari ke arah Nadya dan membawa Nadya ke tempat teduh

"Kamu tunggu disini dulu ya, Nad. Aku mau lari keliling lapangan buat gantiin hukuman kamu yang tadi, abis itu aku bawa kamu ke UKS" ujar Reyhan yang menenangkan nadya

Nadya hanya membalas dengan anggukkan kepala yang lemah. Tatapannya fokus kepada Reyhan yang sedang berlari mengelilingi lapangan ditambah dengan panasnya matahari, apa dia tidak lelah? Sepertinya ia selalu menyusahkan pangeran sebaik Reyhan

Setelah Reyhan selesai berlari, ia mengambil tas dan menghampiri Nadya untuk menggendongnya

Nadya terkejut bukan main seraya berkata. "Loh Rey? Kok aku digendong?" Tanyanya meminta penjelasan

"Udah ngga apa-apa, kamu mimisan pasti kamu kecapekan," balas Reyhan

Punggung ini begitu tegap dan kokoh, menopang badannya saja ia mampu. Walau yang terlihat tidak sama persis dengan kenyataannya

Reyhan terlihat kuat di depan Nadya, namun sebenarnya tubuhnya sudah lelah. Bukan lelaki namanya jika mudah menyerah. Itu kata bunda yang selalu Reyhan ingat

Mereka pun sampai di UKS, Reyhan langsung menurunkan Nadya di tempat tidur UKS

"Kok kamu bisa mimisan?" Kata Reyhan yang penasaran

"Kayaknya karna kemarin aku kecapean bantu-bantu di acara pernikahan saudara aku, terus tadi ngga sempet sarapan juga," tutur Nadya dengan suara yang parau

Reyhan mengangguk. "Pantesan, kamu bawa bekal?"

"Bawa, di tas" tunjuk Nadya ke arah tasnya

Reyhan mengambil tas itu dan memberikannya ke Nadya, "Makan dulu deh," pinta Reyhan yang dibalas anggukan kecil oleh Nadya

Nadya menyendok kan sesuap nasi yang dilengkapi sayuran ke mulutnya, Mereka tersenyum canggung. Perhatian-perhatian kecil yang nyata itu sangat berharga bagi seorang sahabat yang sudah lama tidak bersama

~
Hari ini spesial edisi Reyhan&Nadya dulu ya😅 tetap tunggu terus update an ceritanya 💕
Mohon maaf jika ada kesalahan pengetikan atau kata yang sulit dipahami🙏🏻
See you di part selanjutnya 👋🏻

Jangan Ada Dusta Di Antara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang