Prolog

3K 238 78
                                    

Seoul, 16 November 2042

"Hyung, kata Appa aku mirip dengan paman." Dua orang berjalan dengan bersamaan. Mereka akan masuk ke sekolah, tentu saja sekarang sekolahan menjadi lebih baik karena tekhnologi yang sudah semakin maju.

"Paman siapa?" tanya salah satu dari mereka berdua.

"Entah, namanya Kim Sunwoo kalau tidak salah, eh Sunoo," jawab orang itu. Yang diajak bicara hanya menganggukkan kepalanya, pasalnya dia tidak tau Kim Sunoo yang di bicarakan Sunoo itu seperti apa. Ya, Sunoo. Jung Sunoo, anak akselerasi yang sekarang sedang berjalan di samping seseorang yang dingin dan cuek.

"Kemana dia sekarang?"

"Entahlah. Kata Appa paman Sunoo meninggal karena kecelakaan truk dengan temannya. Memang katanya paman itu tidak mau diam jadi seperti itu."

"Oh."

"Yak!!Hyung, hanya 'oh' saja?" Protes Sunoo karena mendapatkan respon yang tidak diharapkannya.

"Lalu aku harus bagaimana Jung?"

"Y-ya apapun, jangan 'oh'."

"Terserah."

"Sunghoon!!" Suara seseorang membuat laki-laki yang bernama Sunoo itu mencari sumber suara. Ternyata itu adalah Jake teman mereka. "Kenapa tidak menungguku?"

"Tanyakan anak ini, dia tadi menyeret ku keluar rumah." Sunghoon menunjuk Sunoo yang nyengir tanpa rasa bersalah.

"Kalian sudah mengerjakan tugas dari Seonsaeng-nim?" tanya Jake

"Tugas apa?" Sunghoon memang malas membahas tugas atau apapun itu, tapi dia juga kalang kabut jika tertinggal satu saja.

"Banyak Hoon, untung aku tadi meminta paman Namjoon mengajariku."

"Wih, Jungwon dan keluarganya di rumahmu?" tanya Sunoo.

"Iya tadi malam. Tapi tidak sempat menginap."

"Lebih baik kau perlihatkan padaku juga jawabannya Jake." Jake menatap Sunghoon yang meminta jawabannya.

"Wahai, Kim Sunghoon yang terhormat, enak sekali anda. Web banyak," jawab Jake.

"Kalau lewat web tidak akan paham!" balas Sunghoon

"Ya terserah." Jake berjalan meninggalkan Sunghoon dan Sunoo. Bukankah ingin jalan bersama?astaga. Ternyata hanya ingin memamerkan tugas yang sudah dikerjakannya.

Sunghoon berhenti saat melihat seseorang di depan sana. Sunoo sudah mengerti, dia hanya menatap Sunghoon dengan tatapan iblisnya. "Kenapa berhenti Kim?sebaiknya kau terus berjalan." Sunoo menahan tawanya.

"Diam Jung. Aku membenci mu." Sunghoon berjalan meninggalkan Sunoo. Dasar aneh, pikir Sunoo.

"Heeseung Hyung!!" Sunoo memanggil seseorang yang dihindari oleh Sunghoon. Yang dipanggil pun menoleh. Seperti biasa, Heeseung selalu berdiri didepan mading untuk melihat kabar harian. Sunoo menghampiri Heeseung dan ikut melihat mading yang tertempel oleh beberapa kertas. "Sedang apa?"

"Seperti biasa hanya melihat kabar pagi," jawab Heeseung.

"Wah, ini alasannya Si Ace selalu berdiri di Mading pagi hari." Sunoo menatap sebuah kertas dan menggoda Heeseung. Sedangkan Heeseung merangkul Sunoo agar segera pergi dari depan mading. Heeseung memang suka melihat namanya di Mading tapi saat ada orang lain dia akan malu.

| Jeon Heeseung, peraih nomor satu selama dua tahun berturut-turut masih bertahan|

Sunghoon berjalan dengan begitu cepat saat melihat kertas itu masih berada di Mading. Kertas bertuliskan sebuah bio dengan foto berwibawa seorang Jeon Heeseung. Benar-benar membuat Sunghoon muak. Dia membencinya.

"Hei!kenapa disini?" Seseorang mengejutkan Sunghoon, tapi wajah Sunghoon masih sangat datar dan tidak memperdulikan seseorang yang bertanya kepadanya. "Melihat ini lagi akan membuatmu semakin panas Kim!"

"Aku tidak suka kalian berkata seperti itu kepadaku."

"Tapi nyatanya seperti itu."

"Aku bisa mengalahkannya Jay, liat saja."

"Terserah Hoon. Semoga berhasil."

"KYAAAA!!" Sunghoon dan Jay terlonjak karena suara teriakan siswi-siswi memenuhi koridor. Dan lihat siapa yang datang sekarang, dua orang laki-laki dengan tatapan mautnya membuat banyak siswi berteriak hebat.

"Iya-iya. Aku tau aku tampan." Ya dia gila, disepanjang koridor dua anak laki-laki itu sedang tebar pesona ke segala arah. Begitulah jika dididik oleh orang yang salah.

"Sunghoon hyung, apakah kau sedang mencari lowongan untuk namamu bisa berada disana?" Seseorang berbicara dengan ucapannya yang tajam menusuk.

"Ni-ki!" Jay menekan nama Ni-ki agar tidak terlalu jauh berbicara yang tidak-tidak.

"Hehe, maaf. Aku hanya bercanda Hyung, maafkan aku."

"Lain kali bercanda dengan yang lain saja jangan denganku." Sunghoon tidak bergairah hari ini, dia meninggalkan teman-temannya. Hanya ada Jay, Ni-ki dan Jungwon yang berada disana.

"Kalian tau kan Sunghoon bagaimana?jangan begitu lagi,"tegur Jay.

"Nah didengar Won." Ni-ki ikut menasehati.

"Tapikan tadi yang menyinggung Sunghoon Hyung, kau bukan aku!" Jungwon membela dirinya sendiri, memang benar. Dia kan tidak salah apa-apa.

"Sudah sana masuk kelas." Jay meninggalkan kedua anak itu dan mencoba mencari Sunghoon, siapa tahu Sunghoon terluka dengan ucapan Ni-ki dan bunuh diri. Hei, tapi Sunghoon tidak sebodoh itu.

Sunghoon berjalan dengan tergesa-gesa, dia baru saja melihat ada banner perlombaan sains yang dibuka secara umum. Dengan segera dia berjalan keruang admistrasi dan meminta penjelasan lebih lanjut. Tapi saat sampai didepan ruangan, seseorang sudah membuka pintu dari dalam. Sunghoon diam tidak berkutik.

"Kau ingin ikut lomba?maaf Seonsaeng-nim sudah memilihku duluan." Ini yang tidak disukai Sunghoon dari Heeseung. Dia angkuh dan sok pintar padahal banyak orang di luar sana yang lebih pintar dari pada dia.

"Bukan urusanmu." Sunghoon berjalan meninggalkan Heeseung, sangat malas baginya untuk sekedar mendengar nama Heeseung. Tapi teman-temannya sebagian besar mengenal Heeseung dan berkomunikasi lancar dengan Heeseung.

Heeseung menatap Sunghoon yang berjalan menjauh dan tidak lupa senyuman diwajahnya. Jauh di antara mereka ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua. "Hampir saja. Aku harus menenangkannya agar tidak ada salah paham," ucap orang itu dan mengikuti arah jalan Sunghoon.

"Hei!!Sunghoon." Ada saja yang menganggu jalan Sunghoon.

"Apa?" tanya Sunghoon saat Jay berjalan menghampirinya.

"Aku mencarimu. Kemana saja?"

"Toilet," jawab Sunghoon singkat.

"Hei hyung-hyung ku sekalian." Datanglah seseorang yang tadi tebar pesona ke segala arah.

"Tidak masuk kelas Won?" tanya Jay

"Sedang break, aku mengikuti olimp dengan Heeseung Hyung, jadi bisa membolos kelas." Sunghoon menahan dirinya untuk tidak mengumpati Jungwon.

"Terserah." Sunghoon benar-benar meninggalkan Jungwon dan Jay.

"Sepertinya kita harus memisahkan Sunghoon dengan Heeseung, mereka berbahaya jika berdekatan." Jay menatap Sunghoon yang berjalan dengan kesal.

"Aku setuju."

"Hei, kalian! Masuk."

"Aduh, Seonsaeng-nim!" Jay segera berlari sedangkan Jungwon hanya tertawa. Jungwon menghampiri guru itu dan meminta izin secepatnya juga. Entah apa yang dikatakan Jungwon tapi guru itu menyetujuinya.

Berbeda dengan seseorang yang sedang berada di toilet. Dia menatap pantulan diri di cermin. Kenapa dia?masih banyak manusia disini kenapa harus dia?dan kenapa dia tidak bisa menolak. Laki-laki itu meneteskan air matanya, astaga. Kenapa dia seburuk ini?

Hanya satu kata yang diutarakan oleh air matanya itu. Dia lelah.

Copyright ©201125

THE CALLING : WALK THE LINE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang