🍎

303 40 3
                                    

"Agatha!"



Entah sudah ke berapa kalinya Alice juga Shanevi memanggil sang pemilik kamar. Namun tetap tidak ada jawaban, deheman pun tidak. Aneh saja, tidak biasanya sang prefect ravenclaw itu akan melewati kelas, apa lagi kelas ramalan juga astronomy yang merupakan bintang dalam bidang tersebut.



"Hei! Setidaknya berikan jawaban!"

"Agatha, katakan sesuatu!"




Shanevi dan alice bingung, mereka tidak melihat agatha seharian. Bahkan shanevi yang adalah tangan kanannya pun tidak diberikan kabar sama sekali. Tugas-tugas yang harus diselesaikan sedang menumpuk di meja prefect dan harus diselesaikan secepat mungkin. Menyirit heran bahkan agatha melewatkan sarapan bersama.


"Ayolah ada apa denganmu?!"


Alice hampir saja ingin mendobrak pintu kayu mahoni besar yang menghalanginya. Bingung apa yang terjadi dengan teman sebobroknya itu. Apa ia datang bulan? Tapi jika ia, pasti ia akan mengabari. Berpikir ulang, apa terjadi sesuatu semalam?  Apa ia diapa-apakan oleh tristan?



"Jika kau tidak membuka pintu ini, akan ku pukul tristan!" Berteriak mengancam si pemilik kamar yang tak kunjung memberi jawaban, entah apa yang ia lakukan didalam sana. Setahunya agatha tidak menderita tidur mati, memang ia akan sudah dibangunkan, namun tidak seperti biasanya begini.





//krikk//


Pintu kayu mahoni itu terbuka pelan-pelan. Tanpa babibu lagi, alice dan shanevi langsung masuk ke dalam dam menemukan, sang prefect ravenclaw si siswa nomor 1 hogwarts sedang duduk diatas tempat tidurnya, memakai piama bergambar bulan sabit berwarna biru toska sambil memeluk lututnya. Duduk dengan tatapan kosong, juga bagian kepala belakang sampai punggung ditutupi oleh selimut.



"Yya! Kau ini kenapa? Kenapa kau menghilang seharian ini" alice hampir melempar sebuah toples berisi kue kering di atas meja. Meluhat temannya yang duduk seperti orang bodoh, hanya diam merenung.

"Agatha, apa yang terjadi padamu?" Shanevi mendekat, melihat agatha yang hanya diam, matanya cowong dan ada lingkaran hitam di sekelilingnya, apa ia tidak tidur samalaman?; "apa tristan melakukan sesuatu?"

Agatha yang mendengar nama tristann langsung tersipu malu. Mukanya memerah, mengingat kejadian semalam dimana sang prefect gryffindor itu mengecup keningnya. Ohh, astaga! Menutupi seluruh wajahnya dengan selimut sambil menggelengkan kepalanya.





"Yup, pasti ada"

"Katakan padaku, akan ku sihir giginya sebesar kuku troll!"




Agatha masing enggan bergerak dari posisinya. Alice dan shanevipun berpikir, mengira-ngira apa yang terjadi diantara mereka berdua semalam. Melihat ekspresi juga perubahan wajah agatha saat ditanyakan apa yang terjadi antara ia dan tristan semalam... pasti hal yang memalukan bukan?





"Apa kau berpacaran dengan tristan?"




Agatha menggeleng dari dalam selimut. Masih enggan menunjukan mukanya.





"Hm.... biar kutebak" shanevi memegang dagunya tanda berpikir. "Apa dia... mengatakan sesuatu yabv memalukan?" Dan menghela napas saat lagi-lagi mendapat gelengan dari dalam selimut.




"Ayolah apa?! Apa ia mencium-mu ata-"





"AAAAAAAAAAAHHHHHH!!!!!!!!!"






𝓢𝓮𝓵𝓮𝓷𝓸𝓹𝓱𝓲𝓵𝓮 𝓸𝓯 𝓗𝓸𝓰𝔀𝓪𝓻𝓽𝓼  -BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang