"nngh-h''
Alice dan Shanevi langsung mengalihkan atensi mereka saat sebuah suara keluar dari Agatha yang sedang berbaring di tempat tidurnya, menggeliat pelan. Melihat bagaimana mata sayu agatha terbuka menampilkan bola mata blue goldstone yang redup tampak lelah meski hanya untuk terbuka melihat dunia.
"Agatha?" Shanevi mendekat menempelkan punggungnya pada kening agatha. Merasakan sensasi hangat. Untung saja panas badan agatha sudah sedikit mereda.
"Bagaimana keadaanmu?" Alice bertanya pelan. Melihat agatha beberapa kali mengedip-ngedipkan matanya bingung. Masih mencoba mengumpulkan kesadarannya.
"Apa yang terjadi?"
Baik shanevi dan alice bingung bagaimana mau menjelaskan situasi sebenarnya. Agatha sepertinya lupa kenapa ia pingsan. Mungkin faktor terlalu shok.
"Kau demam, karena kecapean" shanevi membut alasan
"Berapa lama aku tertidur?"
"Tak lama kok, hanya semalam saja"
"Aissh-" berniat akan turun dari ranjang namun ditahan oleh alice dan shanevi.
"Heihei! Kau mau kemana?"
"Tugasku belum selesai"
"Tidak-tidak, Kembali tidur!"
"Tapi aku baik-baik saja"
"Kau mau kupukul?"
Menatap alice datar, "really? Kau akan memukul orang sakit?"
"Kau berkata kau sakit, dan orang sakit seharusnya istirahat!"
"Aku hanya akan pergi ke ruanganku alice... aku hanya akan mengecek tugas-tugas"
"Tidak! Diamlah disini!" Menahan tubuh agatha agar tetap duduk diranjang, "shanevi katakan sesuatu"
"Agatha.. untuk sekarang istirahat saja dulu, jangan bekerja"
"Aku tak akan bekerja shanevi, aku hanya ingin memeriksa beberapa tugas. Lalu kembali ke kamar setelahnya"
"Tapi kau belum pulih benar"
"Jika kalian tak percaya padaku, kalian boleh ikut denganku, mengawasiku seharian" menatap alice dan shanevi bergantian.
"Aku tak bisa seharian bersamamu, tristan dan segala urusan di menara gryffindor belum selesai. Apa lagi turnamen triwizard tinggal 3 hari lagi"
"Begitu pula denganku alice, tugasku menumpuk. Meski belum pulih total, aku harus memeriksanya terlebih dahulu"
Alice dan shanevi menghela napas berat. Apa yang agatha katakan itu benar, mereka sedang dalam masa sibuk-sibuknya. Bahkan sebentar lagi Triwizard Tournament akan segera dilaksanakan. Mereka harus mentelesaikan tugas-tugas yang menumpuk sebelum triwizard dimulai. Tak bisa lari dari tanggung jawab, karena mereka adalah pentolan asrama.
"Haa~ baiklah"
.
.
.
.
."Waah gila!"
"Apa mereka berkencan?"
"Entahlah, tapi bukankah kemarin ia dirumorkan dengan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓢𝓮𝓵𝓮𝓷𝓸𝓹𝓱𝓲𝓵𝓮 𝓸𝓯 𝓗𝓸𝓰𝔀𝓪𝓻𝓽𝓼 -BTS
FantasiSihir. Kata yang mustahil untuk dipercayai, namun bagaimana jika hal itu benar-benar ada? Apa idol bisa menjadi penyihir? Romance Fantasy Fiksi