09

5 5 0
                                    

Sampai nya ea di gedung yang ae maksud dengan tatapan berbinar nya ea langsung mendapatkan ae sedang berkutik dengan ponsel nya.

Ea melangkah kan kakinya mendekati ae. Dengan dada yang bergetar ia berusaha netral kan.

"Ae" Sapa nya.

"Ea, gimana?" Tanya ae

"Gimana apa nya?" Bingung nya.

"Akting gue nembak lo gimana?"

"... Coba kasih rank 1 sampai 10,lo pilih angka nya, buat nilai"

"Ha?" Ea yang masih bingung, atas ucapan ae

"Masa lo lupa? Kan tadi pagi gue nembak lo, jangan bilang lupa ya nyet, lo cuma kelas sama pak supradi otak lo langsung beku"

".. Atau jangan jangan lo anggap itu serius?"

".... Hah? Demi apaaa njing? Lo anggap seriusssss?"

"Aeee?" Panggil ea.

"Yaaa?"

"Gue di hidup lo buat jadi candaan doang ya?" Tanya ea dengan suara yang bergetar.

"No girl, astagaa gue mau jelasin" Ae mulai serius akan suasana

"Maaf, coba jelasin lebih rinci"

Ae menarik lengan ea lembut untuk membawa nya duduk, agar pembicaraan mereka lebih nyaman

"Jadi, gue mau nembak cewe, nah dia mantan gue"

".... Cuma gue ga berani ngomong sama dia, tingkah nya bener bener mirip lo ea, gue cuma mau mastiin reaksi lo kaya gimana"

"... Dan yupp gue sekarang tau"

Ea melepas cengkraman ae yang sedari tadi pria itu pegang, tak banyak bicara, bahkan lidah nya saat ini kelu.

"Ae, terus gue gimana?"

"Lo masih suka sama gue? Bahkan dari semua yang gue lakuin?"

Ea hanya mentap pria itu, dengan pikiran yang sulit di mengerti.

"Kemaren gue batalin, emang sengaja tau ga?, dan ya gue tau lo kemarin di resto bareng nawa, gue sengaja, biar lo benci sama gue"

".... Gue lebih nyaman lo jadi sahabat gue ea"

"Tapi guee... "

"Pertemuan kita cuma kebetulan ea, please lo ngerti"

"Di dunia ini ga ada yang namanya kebetulan ae, disini udah di takdirin semuanya. Lo ketemu gue, gue ketemu lo berarti emang udah takdir bukan kebetulan"

"Ea,alasan gue jadi cowo bajingan juga gara gara mantan gue"

".... Gue main sama cewe kemana mana ya alasan cuma nunggu dia" Jelas ae.

"Oh maaf" Singkat ea, sambil mengambil merapikan tas nya dan kembali menyandang ke pundak nya.

"Ea"

"Hmmm" Ia kembali menatap ae dengan tatapan biasa yang ia pancarkan, tak ada tatapan kebencian dari nya.

"... Gapapa, gue ngerti" Ea melangkah kan kakinya pergi meninggalkan ae yang masih merasa bersalah pada wanita itu. Ia sadar cara nya memang sangat salah, memberi harapan pada gadis itu, membuat seakan ia akan dimiliki oleh ea.

Di perjalanan pulang, ea masih kalut akan semua pikiran nya. Kini ia tahu semua kesalahan yang ada pada dirinya, ia tak menyangka semua yang ia tanam kemudian layu begitu saja, disini bukan salah siapa siapa, hanya keadaan yang tidak terlalu mendukung.

𝙐𝙆𝙄𝙔𝙊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang