23

4 6 1
                                    

"Ea kalau udah sampai, jangan lupa kabarin"

Nawa menatap lekat sahabat nya, memeluk satu sama lain, bersama meneteskan air mata, diberangi tawa yang kikuk.

"Jangan nangis" Ea berucap lagi. Benar adanya nawa saat ini tak henti meneteskan air mata.

".... Kalau masi nangis, gue ga bakal bisa pergi na"

Nawa kembali menggeleng sembari menghapus air bening yang membasahi kedua pipinya, kemudian ia tertawa

"Gue ga nangis, cuma takut tar lo diculik"

"... Gue ikut ya , biar bisa jagain"

Ea menggeleng langsung tertawa, melihat tingkah kekanakan nawa, ia berujar sambil memegang pundak nawa dan menatap meyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, sedetik kemudian nawa mereka. gangguk paham. Dan kini giliran nanaon yang akan mengucap kata perpisahan untuk ea.

"Ea, gue tau lo bakal sedih"

"... Tapi sedih nya jangan kelamaan ya"

"... Gue sama nawa bakal ada disini, kita bakal nunggu lo pulang, gatau sampai kapan"

Kemudian nanaon memeluk ea hangat, mendegar ucapan nankn sedikit membuat ea ingin meneteskan air mata juga, ia mengenang masa masa dimana mereka selalu bersama. Dan semuanya hanya tinggal kenangan.

Nawa beruntung mendapatkan pria seperti nanon, dan ia sangat berharap mereka akan bersama sampai tua nanti. Ada satu penantian untuk ea, ia menunggu akan kehadiran dia, tapi itu tidak mungkin, sangat teramat tidak.

"Nawa, nanon"

"... Gue pamit pergi, kalau kangen kita bisa telfonan, kita bisa meet kalimantan jakarta ga jauh jauh banget" Ea tertawa memaksa saat nawa kembali terisak untuk pernyataan nya.

"Lo kapan pulang"

"Tar gue pulang, kalau udah beranak pinak sama park jimin"

"Udah ah, gue berangkat ya" Ea kembali memeluk nanon dan nawa bergirilir. Saat benar benar perpisahan terkhur mereka.

Menyeret koper, melangkah kaki berat, memberi sinyal perpisahan lalu berbalik badan, dan akhirnya menangis.

***

1 minggu kemudian

"Gimana na?"

Nanon menyeruputi minuman nya, lalu ikut duduk disebelah kekasihnya.

"Tetap ga ada kabar" Nawa tertunduk lesu, bagaimana bisa ea sama sekali tidak menghubunginya, ia sangat khwatir apa sahabat nya sudah sampai atau belum.

Ae yang berjalan menuju kearah nawa dan nanon duduk dengan seketika nawa langsung berdiri meninggalkan tempat itu.ia tahu persis maksud kedatangan pria itu.bukan kah lebih baik nawa memendam emosinya sendiri.

"Naa" Panggil ae yang sama sekali tidak di gunris nawa.

"Nanon" Panggilan di alihkan pada nanon yang masih duduk paham akan situasi.

"Nanon,lo pasti tau ea dimana"

"...kasi tau gue non"

"Lo siapa ea emangnya?" Nanon akhirnya berujar.

"Maaf buat segalanya, tapi gue cuma mau ketemu no"

"...dia dimana"

"Gatau,kalau tau pun gue ga bakal kasih tau"

Nanong beranjak dari kusrinya,dan mengikuti langkah kaki nawa yang semakin memburu,ia paham betuk bagaimana gadis itu sangat membenci sahabat nya.

"Na,gue ga kasih tau ea dimana kok, jangan marah sama gue"

"Gue ga marah sama lo no, cuma kalau gue liat dia,gue kebayang ea"

"...gue kalau liat dia kebayang semuanya, kebayang ea yang terus ngoceh pas gue lagi bete, kebayang ea yang lari lari ngejar dosprm,kebayang ea yang terus telat"

"....gue kangen ea,no"

"...lo ngerti ga? Cuma ea yang ngerti semuanya,cuma ea yang bisa bikin gue seneng,cuma ea"

"Duli cuma ea,sekarang udah ada gue na"

"Itu beda no,bedaa,gue pengen kaya dulu,jujur gue pengen egois,gue pengen ea ada disini"

"...andai ea ga kenal sama dia, dia pasti ga bakal ninggalin gue"

"...gue kangen banget no, ea yang nemenin gue kalau gabut, ea yang ingetin gue makan,sekarang dia lupa,bahkan buat ngabarin dia sampai aja masih belum sempat"

"...dia disana ngapain ya no? Biasanya jak segini dia ngajakin makan bakso"

"Na jangan kaya gini, ea belum meninggal, kalau lo kangen kita bisa susul"

Nawa menghapus air mata nya yang sedari tadi membasagi kedua pipi nya

"Berdua?"

Nawa tampak berfikir sebentar, lalu kemudian mengangguk.

"Ayo, no kita susul"

"Iya naa, liburan semester sebentar lagi, kita ke kalimantan sekalian liburan"

"Kalimantan?"  Suara serak ae menggelegar di antara percakapan nawa dan nanon, sementara nanon menatap terkejut atas kedatangan ae yang secara tiba tiba.

"Lo tadi bilang ga tau no, ea ngapain kesana no?" Tanya ae dengan nada tinggi.

"Urusan sama lo apa? Urusan lo cuma nessa doang kan? Yaudah sana pergi"

"Kata siapa ea bukan urusan gue?"

"Kata siapa apanya? Dari dulu juga lo bisa nya nyakitin ea doang" Kini giliran nawa yang berujar diantara perdebatan ae dan nanon.

"Ayo na, jangan di ladenin".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙐𝙆𝙄𝙔𝙊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang