17

7 5 0
                                    

Butuh 45 menit agar ea sampai di kampus. Hal pertama yang ia lakukan mengambil napas dalam, lalu ia buang perlahan, berlari lari kecil sedikit membuat nafas nya tertatih.

Ea lirik sekitar lorong, lumayan sepi tidak seperti biasanya, lalu ia mantapkan jalan nya menuju kelas.

"Ea" Panggil suara bariton milik martin.

Ea membalikan badanya tat kala martin sudah berdiri sekitar 13 langkah darinya.
Ea mengukir senyum nya sedikit, martin yang tak ingin menbuang waktu terlalu lama ia mulai berlari kecil menghampiri ea.

"Abis kelas jam berapa?" Spontan martin yang sudah berada di hadapan ea.

"Hmmm setengah 12 kayanya, kenapa ka?"

"Temenin kaka cari bahan abis kelas mau? , buat makalah"

"Oke ka, aku masuk kelas dulu udah telat 10 menit" Ucap ea sambil berlari meninggalkan martin.

Martin yang hari itu merasa ada yang kurang dari ea, bukan kurang tapi wanita yang tadi bicara dengan nya bukan lah aura yang ea miliki. Ea tetap ea, wanita yang tetap sempurna di mata martin tapi hari ini, ia merasa yang ia ajak berbicara tadi bukan lah ea. Entahlah mungkin hanya perasaan saja pikir martin.

Martin mulai berjalan melangkah ke arah kelas ea, entah pikiran apa yang ia punya saat ini, membuka pintu kelas membuat dirinya menjadi pusat perhatian seluruh manusia yang ada di kelas.

"Maaf telat, pak" Ucap Martin

"Kamu mahasiswa, saya?" Tanya dosen itu balik.

"Iya, saya kan anak kampus sini, otomatis saya mahasiswa bapak " Ucap Martin

"Maksud saya, kamu ambil mata kuliah saya?kalau kamu ambil mata kuliah saya lebih baik keluar karna keterlambatan sudah diluar batas toleransi" Tegur sang dosen.

"Maaf sebelumnya pak, saya hanya ingin memberi semangat pada mahasiswa bapak yang sedang duduk di sebalah sana" Ucap Martin sopan, sambil menunjuk ke arah ea yang masih tak percaya akan kedatangan Martin tiba tiba.

"... Terimakasih atas waktunya pak, saya permisi" Potong Martin sambil menutup kelas kembali.

Selebihnya, kini semua mata tertuju pada ea, tak sedikit dari mereka yang menggoda ea

"Alea balik lagi ya sama ka Martin" Goda aji.

Sementara nawa yang masih bingung dengan situasi ini hanya diam terpaku menatap ea yang kini sedang tersenyum ramah pada orang orang.

Sehabis kelas usai, dengan sigap nawa menghampiri ea, ia memeluk gadis itu hangat, begitu pun ea ia juga membalas nya dengan hangat.

"Lo, kemana aja monyet" Ucap nawa yang masih di posisi pelukan nya bersama ea.

"Gue ga kemana mana"

"Lo ga kemana mana, tapi jiwa lo kemana"

"...anak kecil gue kenapa jadi gini"

Ea melepas pelukan nya dengan nawa, sehabis itu ia tertawa sambil memukul pundak teman nya.
Semantara yang di pukul hanya bingung tak mengerti.

"Kenapa?" Tanya nawa

"Gapapa, gue laper" Ucap ea dengan segera juga langsung menghentikan tawa nya.

***

"Ea, lo serius gapapa? Ga ada hal lain yang mau di ceritain?" Kali ini nawa berujar sambil menuangkan kecap ke dalam mangkok nawa. Sementara ea hanya sibuk menatap layar ponsel nya.

"Gapapa, gue bilang"

"Tidur di kost gue aja yu" Ajak nawa yang kini tengah mengaduk bakso milik ea, prilaku nawa hari ini bisa terbilang seperti orang tua ea, sementara gadis itu hanya sibuk berkutik dengan ponsel nya sambil sesekali tertawa

𝙐𝙆𝙄𝙔𝙊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang