Sudah seharian lamanya ae menemani ea untuk berbelanja keperluan, padahal ea sudah menyuruh pria itu untuk pulang namun tetap saja ia tidak mengubris ucapan ea, alasanya ea yang biasanya ditemani nawa kemana pun kali ini berbeda, perkara tadi pagi yang tentu saja membuat ea ragu untuk meminta nawa untuk menemani nya belanja.
"Pulang aja kalau cape" Sanggah ea kembali.
"Gapapa aku disini aja" Ucap ae masih berdiri di depan rak yang di penuhi cemilan
"Dih, sekarang bahasanya aku aku gitu?" Ejek ea.
"Ya kan sekarang kita udah pacaran" Ae menarik tangan ea kemudian dengan manja ia bergelayut di punggung ea.
"Lepas ae, malu" Ucap ea mendorong kepala ae yang sudah menempel di pundak nya.
"Nyaman eaa" Ucap nya.
Tak ingin berbasa basi, ea langsung menarik kasar pundak nya dari ae, membuat ringisan kecil yang di dengar nya.
"Mau beli apa lagi si" Balas ae yang sedikit kesal.
"Mau beli stock makanan banyak banyak lah"
Setelah berjam jam menghabiskan waktu hanya untuk berbelanja, akhirnya ae dapat merasakan kesegaraan udara di luar mall. Namun belum berhenti disana, kini gadis itu mendesak ae untuk menemani nya ke taman, katanya ingin mewujudkan kencan yang di impikan nya, yaitu berjalan jalan ke taman.
"Ae potoin gue disini ya" Ucap ea
"Dimana?"
"Inii disiniiii"
Ae mengeluarkan ponsel nya, lalu menjepret nya asal.
"Udah, ayo pulang" Ajak ae"Mana liat?"
"...hah ae mah, ko gini ngambil nya"keluh ea setelah melihat hasil jepretan ae
"Gapapa ea, yang penting lo sempurna di mata gue"
"Kaleng kardus makan tomat, i love you so much ae" Kekeh ea
"Jaka sambung bawa golok, ga nyambung lo goblok"
"Lah? Lo ngatain gue goblok?"
"Mana bisa? Itu cuma pantun sayang"
"Helehh ismail bin mail udah gede ya sekarang, bisa bisa nya rayu Mei Mei"
"... Coba sini, gue poto ismail"
"Ismail siapa deh?"
"Pacar ea" Ketus ea.
"Pacar lo banyak banget"
"Kebalik banget ya ini" Sanggah ea tak Terima.
***
Sementara nawa yang sungguh berniat untuk meminta maaf pada ea, nyatanya ia pendam dengan alasan terlalu canggung untuk meminta maaf, ia pikir lebih baik datang membawa makanan dan berbicara seperti biasa.
Sekitar 15 menit kelas pagi mereka selesai, sementara itu ia terus melirik ea yang sibuk mengotak atik laptopnya. Seakan tak perduli akan adanya nawa yang gelisah,ea terus saja berkutik pada layar laptop.
"Ea, abis kelas anter ke perpus" Nawa membatin, hanya kalimat itu yang ingin ia ucapkan namun terasa berat baginya. Ia tahu kesalahan yang ada pada dirinya, ia mengaku akan hal itu. Kalau saja ea yang tidak membuat suasana secanggung ini maka nawa dari tadi sudah akan menarik lengan nya.
"Apa ada yang ingin bertanya?" Ujar dosen
Ada beberapa mahasiswa yang mengacung kan tangan nya termasuk ea, setelah berdebat sedikit lama kini akhirnya dosen tersebut mengakhiri jam kelas nya. Sementara nawa yang masih ragu ragu untuk memulai perbincangan pada ea.
"Nawa" Panggil nanon dari luar jendela, gadis itu hanya berdecih lirih.
Sementara ea hanya melambaikan tangan pada nanon, lalu ia membereskan semua peralatan. Ea yang merasa bahwa nawa telah tidak membutuhkan dirinya untuk apa juga dia harus meminta maaaf pada nawa, pikirnya lirih.
Perlahan ia berjalan, meninggalkan nawa yang masih bingung akan pikirannya.
"Loh ko ga bareng nawa?" Tanya nanon pada ea yang sudah berada di luar.
"Lo kan mau ke nawa? Yaudah samper sana" Ucap nya sambil tersenyum.
"Pasti mau ke ae?" Tebak nanon
"Engga, sotoy lo" Ketus nya. Kemudian ea melangkah kan kaki saat nawa akan mendekati nanon dan dirinya
"Gue cabut dulu ya" Pamit ea pada nanon yang dibarengi anggukan oleh pria itu.
Sementara ea yang berjalan sendirian menuju perpustakan kembali di datangi oleh gadis yang membuat dirinya seakan bertemu dengan neraka.
"Kenapa dia lagi si" Ketus ea.
"Halo, nawa mana?" Tanya nya
"Gausa so akrab ya lo"
"Orang nanya baik baik, punya tata krama ga lo" Balasnya lagi.
"Ada, di kelas, mau gue telfon? Atau mau gue anter kesana?, tapi sayang nya dia lagi pacaran, dan ga mau di ganggu sama orang kaya lo"
Dia terkekeh kecil, sambil memegang pundak kecil ea.
"Kasian ya liat lo"
".... Begitulah nawa, kalau udah nemu orang yang bisa buat dia bahagia, dia bakalan lupa sama siapa dia pernah berjuang"
"... Kasian ya, udah ga di temenin nawa lagi" Kekeh nya kecil
"Hadeuhhhh, masi jaman gitu, yang temenan nya kaya bocah? Kalau mau temenan mah temenan aja, ga penting juga urusan dia mau pacaran, mau dating, mau kencan"
".. Sadar ga si? Lo udah tua njing, jangan berasa kaya anak SD yang ngasut seribu orang buat benci sama satu orang"
"... Norak tau ga" Ucap ea.
Ea melangkah kan kaki nya meninggalkan yova yang masih diam di tempat, pikir yova, ea bukan tipe gadis yang mudah di hasut, memang benar adanya, hal seperti itu memang tidak pernah dipikir oleh ea, mau dia temenan sama siapa, mau dia benci sama siapa toh itu hidup dia kenapa ia harus mempercayai si provokator
"Dasar wanita ular" Cerca ea di perjalanan.
"Eaaaa" Teriak ae dari samping, ea langsung mengembangkan senyum nya pada sang kekasih.
"Lah? Nawa mana?" Tanya ae
"Kamu pacar nawa atau aku si"
"Ya pacar ea lah, ya biasanya kan kalian lengket gitu kaya perangko"
"Ohhh, ada itu di kelas, lagi sama nanon kayanya"
"Si bocah, bisabisanya bolos kelas pagi, demi nunggu nawa"
"Bocah gila memang dia" Ucap ea, yang membuat keduanya tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙐𝙆𝙄𝙔𝙊
FanfictionDi dunia ini ga ada yang namanya kebetulan ae, disini udah di takdirin semuanya. Lo ketemu gue, gue ketemu lo berarti emang udah takdir bukan kebetulan ~Aela bianca azzura Ukiyo dapat diartikan sebagai sebuah dunia dan kehidupan , yang selalu berger...