Ami sedang berdiri di belakang meja resepsionis sambil memasang wajah semenarik mungkin. Di kala ada tamu datang yang akan check-in Ami menyambutnya dengan senyuman manis.
"Ada yang bisa saya bantu, Bapak?" Tanya Ami dengan sopan.
"Saya mau check-in, Mbak. Dua kamar aja," jawab Bapak tersebut sambil mengacungkan dua jarinya.
Ami menindaklanjut proses check-in dan setelah selesai, datanglah segerombolan cowok. Memakai baju hitam putih. Dan ada satu cowok yang sepertinya sangat Ami kenali. Cowok itu memakai topi hitam, kacamata, dan kalung...
"Ini Mbak temen-temen saya, tadi abis cari parkir kayaknya. Kira-kira bisa kali ya Mbak dua kamar buat makhluk segini?" Cowok yang Ami sebut Bapak tadi tertawa kecil.
Ami tersenyum. "Bisa, Pak. Cukup kok." Ucap Ami dengan mantap.
"Cukup noh Pam kata Mbaknya juga," cowok tadi menarik seseorang yang Ami kenal mendekat ke arahnya. "Kenal gak Mbak sama ini orang?"
"Sangat kenal, Pak." Ami tersenyum senang. Berusaha tetap tenang dan harus profesional.
"By the way, jangan panggil saya 'Pak' dong, Mbak. Emang sih saya udah punya anak istri, cuma ini doang nih yang masih single." Cowok itu menepuk-nepuk pundak temannya yang berdiri di sebelahnya. Cowok yang dipanggil dengan sebutan 'Pam'.
"Siapa coba Mbak dia?" Tanya temannya yang lain. Rupanya mereka sedang mengetes Ami.
"Mas Pam, 'kan?"
Ya, hari ini kedatangan tamu seorang Pamungkas. Musisi Indonesia yang berasal dari Jakarta. Penyanyi sekaligus penulis lagu.
"Kok biasa aja sih, Mbak? Gak mau minta foto gitu?"
"Justru daritadi saya tahan, Kak. Harus profesional." Ami terkekeh.
Pam dari tadi hanya senyum-senyum saja sambil melihat ke arah Ami sama kelakuan teman-temannya.
"Check-innya udah 'kan?" Tanya Pam.
"Udah daritadi kok, Pam. Lo mau ke kamar duluan aja sana, gue masih mau di sini ngobrol sama Mbak resepsionis cantik." Cowok yang setia berdiri di hadapan Ami sedaritadi itu melihat ke arah name tag yang dipakai Ami. "Mbak Ami namanya, Pam. Lo gak mau kenalan apa sama doi? Cakep loh, bro. Nyesel lo nanti, di sini cuma Mbak Ami yang pake hijab, yang lain kagak."
"Salut banget sama Mbaknya aku," puji salah seorang cowok sambil geleng-geleng kepala menatap ke arah Ami.
Ami tetap tersenyum dengan sangat tulus. Ada idola Ami di depan mata harus jaga image dong? Ami berusaha untuk tidak bar-bar sekarang. Rekan Ami juga di sebelah sedang sibuk melayani tamu yang lain karena dari tadi rombongannya Pam tidak mau pergi dari meja resepsionis. Lama sekali.
"Mbak Ami nge-fans 'kan sama Mas Pam?"
"Banget, Kak!" Jawab Ami semangat 45.
"Mau foto bareng gak?"
"Boleh, Mas?" Tanya Ami memastikan kepada Pam.
Pam mengangguk sambil tersenyum. "Boleh, masa gak boleh."
"Ahayyy, diem-diem dalem hati lo juga terpana 'kan sama Mbak Ami. Gak usah pura-pura gak mau gitulah, Pam." Temannya menyoraki Pam.
Temannya Pam sudah siap mau foto Ami dan Pam pakai ponsel Pam yang ia tarik begitu saja. "Eh, pake hape aku aja, Kak." Ami mengeluarkan ponselnya dan langsung diambil oleh temannya Pam itu.
"Sini-sini biar dua-duanya nyimpen fotonya. Lumayan buat dijadiin kenangan manis," cowok itu tertawa.
"Kak, fotonya dipercepat ya. Aku takut ketauan manager soalnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙